Bagian 2

2.1K 273 16
                                    

"Paman Song!"

Jihyo berteriak kepada laki- laki paruh baya yang terlihat sedang bekerja disalah satu konstruksi bangunan.

"Yak! Sudah kubilang jangan kemari lagi! Kenapa kau tidak mau mendengarkan aku ah! Kau tau disini bahaya untuk seorang gadis sepertimu Jihyo." Lelaki itu mendengus kesal melihat betapa keras kepalanya gadis kecil di hadapannya.

"Oh! Ayolah paman, aku butuh uang untuk makan dan kau tau aku harus menghidupi satu perut lagi mulai sekarang. Kau harusnya mengijinkan aku bekerja disini, ya?" Jihyo memelas sambil mengeluarkan senyum mautnya.

"Satu perut lagi?" Pria paruh baya itu mengernyit. "Yak! Apa kau memungut anjing liar lagi eoh?" Tanya Paman Song penuh selidik.

"Tidak paman! Bukan angjing, tapi sorang manusia. Aku rasa, aku sudah menemukan satu keluarga baru. Kau lihat pemuda kurus di gerbang pintu sana?" Ujar Jihyo sambil menunjuk pemuda yg sedang berdiri tak jauh darinya.

"Aku menemukannya kemarin, ia hilang ingatan. Jadi mulai saat ini aku dan dia akan menjadi keluarga. Bagaimana? Ide yang bagus bukan?"

Paman Song tak bisa berkata apapun, ia hanya menghela nafasnya gusar. Dia mengerti sekali keadaan gadis itu. Dia pasti sangat kesepian selama ini selalu hidup sebatang kara.

"Baiklah gadis kecil, kau boleh bekerja disini asalkan kau berjanji untuk berhati-hati."

Paman Song akhirnya memutuskan memberi ijin gadis itu untuk kembali bekerja di tempat konstruksi bangunan tersebut. Gadis bermata besar itu sangat senang dan berlari menemui Taehyung yang sedang menunggunya. Dia seperti berkata sesuatu pada Taehyung sebelum kembali ketempat Paman Song dan mulai bekerja.

***

Taehyung menatap malas pada makanan yang ada di hadapannya. Terlihat gadis di sebelahnya itu sangat lahap memakan nasi yang dicampur dengan kimchi.

"Kenapa kau tak makan? Kau tak suka makanannya?" Jihyo bertanya sambil menatap Taehyung dengan heran.

Taehyung mendengus kesal. "Kau menyuruhku untuk memakan makanan seperti ini? Apa ini bisa dikatagorikan sebagai makanan manusia?" Taehyung menatap makanan itu dengan kesal.

"Yak! Kenapa kau suka sekali mengeluh? Kau harusnya beruntung kita bisa makan hari ini. Kalau kau tak suka, tidak usah dimakan. Kau berikan saja padaku." desis Jihyo kesal.

Ia merasa geram dengan Taehyung yang tidak menghargai jerih payahnya bekerja seharian. Sementara pemuda itu hanya bisa duduk memandangi Jihyo bekerja seharian ini. Dengan upahnya sebagai serabutan di tempat Paman Song, Jihyo hanya mendapatkan upah untuk membeli nasi dan kimchi saja. Bahkan ini termasuk makanan mewah baginya. Tapi bisa-bisanya pemuda itu menganggapnya hanya makanan sampah. Cih!!

Taehyung terlihat berpikir. Jika ia tidak makan, cacing diperutnya terlihat sudah berdemo ria minta di isi. Tapi, melihat bagaimana bentuk makanan yang mirip seperti makanan anjing ini seketika membuat nafsu makannya mendadak menghilang.

"Baiklah aku akan memakannya. Tapi besok ku mohon carikanlah aku makanan yang lebih baik. Kau mengajakku untuk hidup bersamamu. Sudah tanggung jawabmu menghidupiku Jihyo."

Jihyo tersenyum mendengar akhirnya Taehyung menyerah juga dengan egonya. Meski Taehyung terlihat bengis dimata Jihyo, tapi ia juga merasa kasihan karena pemuda itu tidak makan sejak tadi pagi.

"Baiklah, akan ku lakukan semampuku!" Kata jihyo sambil terus melanjutkan makan.

***

"Jihyo,  apa kau tidak ingin bersekolah?" tanya Paman Song disela kegiatannya memanggul sebuah balok kayu di tempat kontruksi itu.

"Tentu saja aku ingin paman. Aku ingin bersekolah bersama kakakku Taehyung, tapi aku masih tidak punya cukup uang. Kau tahu bukan, untuk makan saja tidak punya, apalagi untuk mendaftar kesekolah."

"Mungkin Paman bisa membantumu sedikit. Aku mempunyai kenalan yang bisa membantu anak jalanan sepertimu bersekolah".

"Kau juga bisa ajak kakak barumu itu, dari gayanya sepertinya dia anak orang kaya sebelumnya. Meskipun ingatannya hilang tapi sifat sombongnya masih melekat." Ujar lelaki itu sambil tertawa menatap Taehyung yang nampak tidak nyaman dengan keadaan kotor disekitarnya.

Jihyo ikut tertawa mendengar perkataan Paman Song. "Kau benar Paman, dia bahkan mengeluh pada makanan kemarin malam. Padahal itu makanan termewah yang pernah aku makan".

Jihyo terlihat menghela nafas.

"Apakah teman Paman benar bisa membantu kami bersekolah?"

Paman Song mengangguk. "Kalau kau mau aku akan menemanimu untuk menemuinya."

***

Malam ini hujan turun deras, tempat tinggal Jihyo dan Taehyung yang hanya rumah tua tidak bisa sepenuhnya melindungi mereka berdua dari dinginnya malam ini. Bahkan air rembesan hujan terluhat masuk melalui celah lubang yang ada di rumah tua itu.

"Apa kau belum tidur?" Jihyo bertanya pada Taehyung yang meringkuk kedinginan disudut rungan itu.

"Apa kau sudah waras bertanya seperti itu? Kau pikir apa aku bisa tidur dengan keadaan seperti ini?" Taehyung sedikit kesal dengan Jihyo yang menanyakan hal yang tidak masuk akal.

Jihyo hanya mendengus kesal mendengar kakaknya menjawab dengan nada menahan kesal.

"Kakak, apa kau ingin bersekolah?" Taehyung mengernyit mendengar pertanyaan gadis kecil itu.

"Bersekolah?"

"Hm, teman Paman Song bisa membantu kita untuk besekolah. Ku rasa kita perlu bersekolah agar kita juga bisa melanjutkan hidup nantinya. Ku mohon kau mau ya?" Jihyo memelas dengan mengeluarkan senyuman mautnya, yang entah kenapa membuat Taehyung sedikit luluh melihat ekspresi Jihyo seperti itu. Rasa kesalnya pun berkurang hanya karena melihat senyum gadis di depannya ini.

"Entahlah! Apa jika aku bersekolah aku akan ingat siapa diriku?" tanya Taehyung.

"Aku tidak tahu, tapi setidaknya kau punya pendidikan yang layak sampai nanti kau bisa mengingat kembali. Aku rasa tak ada salahnya mencoba. Siapa tahu dengan kau bersekolah kau mengingat kembali kenanganmu yang hilang. Kurasa kau berasal dari keluarga yang berada sebelum kau hilang ingatan." Jihyo mencoba meyakinkan Taehyung atas rencananya ini.

"Baiklah, akan ku coba! Asal kau mau memberikan aku makanan yang layak agar aku dapat belajar dengan baik. Jangan kau berikan aku roti sisa ditempat sampah atau kimchi aneh itu lagi." Taehyung berujar lalu tanpa berkata apapun lagi, ia meringkuk membelakangi Jihyo.

Jihyo tersenyum mendengar perkataan Taehyung.

"Setuju!" ujarnya lalu ikut memejamkan mata tapi mulutnya tetap menyunggingkan senyum manis itu. Senyum manis yang hanya dimiliki oleh Park Jihyo seorang.

***

Chapter ini masih menceritakan Jihyo dan Taehyung kecil...
Di part selanjutnya aku akan buat Jihyo Dan Taehyung yang versi remaja..
Mohon kritik dan sarannya..

FORGOTTEN (Kim Taehyung) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang