|27| Bukankah seharusnya...

30 8 3
                                    


Gista langsung melesat tanpa pamit mendengar kabar tidak mengenakkan dari Trias.

Jangan tanyakan Gista soal apa yang pria itu alami sampai ia harus terbaring lemah dengan selang di banyak tubuhnya. Yang Gista tahu, Rafa mengalami kecelakaan parah dengan pendarahan di otaknya. Dan tidak ada yang menunggu.

Kemana Sandra? Kemana Trias? Dan kemana orang tua pria itu?

"Jantungnya udah normal, nggak selemah tadi." Gista yang tadinya duduk di lantai dingin selasar rumah sakit, langsung berdiri dan memeluk seseorang yang berkata tadi.

"Aku nggak tahu kalau keadaannya separah ini. Pas kamu bilang Rafa kecelakaan, aku langsung dipanggil kepala sekolah dan nggak dengar penjelasan kamu lebih lanjut," sesal Gista di hamburan wanita itu.

"Nggak apa-apa. Rafa udah melewati fase kritis. Sekarang kita cuman nunggu sadarnya aja," ujar Trias dengan tenang. "Aku dari beli bubur karena dari pagi belum sarapan."

"Bunda kemana, Yas?" Gista menyebut panggilan Ibu Rafa. Trias menggeleng lemah. "Beliau nggak tahu kabar ini?"

"Bunda masih ada proyek di Singapore dan baru ke sini besok pagi."

"Ya Tuhan," desah Gista seraya menutup mulutnya. "God bless you, Rafa."

"Kamu udah makan?" tanya Trias ketika Gista sudah mengurai pelukannya.

"Aku makan dulu sebelum ke sini."

Lantas Gista ikut duduk di sebelah Trias untuk tetap menemani wanita itu makan.

Ke mana Sandra pergi? Bukan seharusnya Sandra ada di dekat Rafa?

23/12/'17

Pain by Your ReasonWhere stories live. Discover now