Chapter 11

84 32 13
                                    

Laras menenggak minumannya dengan cepat. Menggantikan cairan yang telah keluar menjadi keringat. Seluruh badannya kini telah basah kuyup. Eliana tak memberi keringanan meski ini adalah hari pertama latihan. Begitu pun Laras, tak meminta ampunan barang sedikit. Memaksa seluruh anggota tubuhnya bekerja sangat keras.

Sam merasa khawatir. Gadis itu memang sering berlatih seorang diri di rumah. Namun, porsi yang diberikan Eliana hari ini terlalu berlebihan. Ia mendekati Laras yang sedang membenahi tali sepatunya. Laras berdiri dan mendekati Eliana.

"Hei, kenapa kita tidak berlatih teknik hari ini?"

"Kau mau?" Eliana bertanya balik sembari menaikkan sebelah alisnya.

"Tentu saja."

"Tidak, tidak. Latihan itu bertahap, Laras. Bahkan latihan fisik barusan kau sudah cukup kuwalahan."

"Selama aku masih sanggup bergerak, seberat apa pun akan kulakukan, Sam. Jangan menghambatku."

"Itu berlebihan. Kau harus tahu batasan. Kita pulang," Sam menarik tangan Laras. Namun, ditepis secara kasar oleh gadis itu.

Laras menoleh pada Eliana yang tengah duduk manis menonton adegan adu mulut itu bersama Surya. "Eli, aku menantangmu."

"Yang benar saja?" Eliana berdecih lirih.

"Kau takut kalah?"

"Pemula sepertimu tidak akan bisa mengalahkanku."

"El, dia hanya terbawa emosi. Jangan ditanggapi." Sam mencoba menghentikan mereka berdua.

"Jadi mana yang kuturuti?"

"Aku." Sam dan Laras menjawab bersamaan.

"Sayang, bagaimana menurutmu?" Eliana menoleh pada Surya.

Orang yang ditanyai pendapat mengangkat kedua bahunya.

"Luka bisa diobati," jawabnya singkat.

"Baiklah." Eliana berdiri, merenggangkan kembali ototnya sebelum menghadapi Laras. "Kemarilah, gadis angkuh. Aku akan bersikap lembut padamu. Serang aku!" Ia meletakkan kedua kepalan tangan di depan dada untuk pertahanan diri.

Laras tak mau dianggap remeh. Ia memasang kuda-kuda dan posisi tangan siap menyerang. Mereka melangkah memutari 'arena' sempit di tengah gym. Saling memberi umpan dan mencari celah.

Tiga pukulan bertubi-tubi Laras arahkan pada bagian dada dan kepala Eliana secara bergantian. Sekadar untuk melihat seberapa kuat pertahanan lawannya. Ternyata sesuai dugaan, pertahanan Eliana hampir tak memiliki celah. Gadis berkulit eksotis itu mampu membaca dan menghindari serangan Laras dengan mudah.

"Hanya segitu?" ledek Eliana.

"Jangan mengalah," pinta Laras.

"Tidak akan."

Kali ini Eliana memberikan serangan balik yang sangat cepat. Sehingga Laras terpaksa memperkuat tangannya di depan badan untuk bertahan. Satu celah terlambat ia tutupi, menyebabkan satu tendangan kaki yang sangat cepat dan kuat berhasil lolos mendarat di rahangnya.

Laras terjatuh mengaduh serambi memegang rahangnya. Sementara Eliana memberi kode pada Surya untuk memeriksanya. Surya memberikan terapi singkat pada Laras dan memastikan bahwa tidak ada cedera yang fatal. Ia mengacungkan jempol pada Sam, khususnya, yang terlihat sangat khawatir.

Gadis angkuh berdarah blesteran itu tak mau menyerah. Ia kembali bangkit dan memberikan serangan membabi buta pada lawannya. Sayangnya, semua serangan itu masih dapat dibaca oleh Eliana. Tendangan terakhir yang dilayangkan oleh Laras dapat ia lumpuhkan dengan mudah menggunakan siku tangan. Ditambah serangan balik berupa pukulan keras di ulu hati dan hidung.

HAPPYWhere stories live. Discover now