Chapter 15

66 6 2
                                    


Jangan lupa vote, comment dan masukkan ke reading list.

Ditunggu jejaknya yaa ....

============

Laras menenggak minumannya dengan cepat. Cairan di tubuhnya telah terkuras habis. Latihan yang diberikan Gunawan sungguh semakin gila dari hari ke hari. Entah sudah berapa kali ia dan Eliana berlatih bersama Gunawan. Sepertinya lelaki itu sedang banyak waktu akhir-akhir ini. Kekuatan fisik Laras sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Kadang Gunawan juga menyuruhnya sparing dengan Eliana. Meski pun kemampuannya masih belum mampu menandingi gadis didikannya itu.

"El, daftarkan Laras dalam pertarungan besok," perintah Gunawan.

"Tapi, Om, sepertinya belum saatnya."

"Sudah. Kamu tidak percaya?"

"Bukan begitu. Menurutku belum waktunya saja. Staminanya belum cukup kuat."

Gunawan beralih menatap Laras. "Petarung berlatih untuk bertarung." Lelaki itu mendekati Laras, tatapannya setajam ujung tombak. "Jika ingin menjadi yang terkuat, mulailah mengalahkan yang terlemah."

"Aku siap. El, aku akan melakukannya."

"Tapi, Laras ...."

"Aku sudah siap bertarung." Laras menghantamkan kedua tinjunya satu sama lain di depan dada.

Gunawan menarik ujung bibirnya. "Aku tidak sabar mendengar hasilnya."

!=!!=!

Gemuruh arena pertarungan bawah tanah terdengar menggairahkan. Membuat darah Laras mendidih begitu memasuki ruangan besar itu. Ia sudah tak sabar 'menari' di atas arena.

Orang-orang mulai berdatangan. Sekadar untuk menonton, dan lainnya merupakan tim para petarung. Tidak sabar menonton jagoannya masing-masing. Ada pula orang yang menjadi bandar judi. Mengumpulkan uang para penonton, menjadikan petarung sebagai sumber uang.

"Kamu yakin?" tanya Sam mencoba mengubah pikiran Laras.

"Sangat yakin," jawab Laras mantap.

"El, lu benar-benar udah mastiin dia siap tarung?"

"Eh ... itu ...." Eliana tampak ragu.

"Sudahlah. Yang penting adalah keputusan eksekutor. Bukankah begitu, Laras?" imbuh Surya.

Pembawa acara mulai bersuara. Sebentar lagi bagan pertarungan akan terlihat di layar.

"Oke ... kita lihat siapa lawan pertamamu." Sam terlihat sangat penasaran.

Semua orang bersorak melihat bagan permainan. Beberapa terlihat senang dan ada pula yang kecewa. Bagaimana pun bagan itu ditentukan secara acak.

"Oh, tidak, ini buruk," kata Eliana melirik Sam.

"Kenapa?" Surya tidak mengerti situasinya. Begitu pula dengan Laras.

"Lawan Laras adalah Leila atau yang sering dijuluki 'Si Kaki Karet'. Dia memiliki tendangan yang sangat cepat dan tepat sasaran."

"Aku akan coba bicara dengan Hans."

Eliana pergi menjauh, mendekati seseorang berambut gondrong yang ia sebut sebagai Hans. Lelaki itu adalah si pengatur acara. Mereka berdua terlihat berdebat. Sesekali melirik ke arah Laras yang berdiri cukup jauh darinya.

"Ayolah, Hans. Teman gue bisa masuk UGD dalam ronde pertama kalau melawan 'Si Kaki Karet'. Bahkan gue aja kesulitan ngelawan dia."

"Lu tau peraturan di sini kan, El."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 04, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HAPPYWhere stories live. Discover now