Signore ~ 14

2K 195 18
                                    

Every time I look into your eyes, I fall in Love, again and again...

- Signore Vi Azazel -


"Pada zaman Raja Sitzea XXIV, keluarga Gustavson di karuniai dua putra kembar. Keduanya sama-sama berbakat dan di akui oleh sang Raja. Hanya saja keduanya memiliki mimpi masing-masing, dan menolak untuk menjadi Jenderal Besar Sitzea."

"Apakah Raja marah?" Scott bertanya dengan nada khawatir pada Jeff yang tengah bercerita tentang silsilah keluarga mereka. Dia menceritakan hal-hal mengejutkan yang terjadi dalam keluarga Gustavson.

Jeff tersenyum. "Tentu saja tidak. Raja justru semakin bersemangat dan tertarik untuk menjadikan mereka sebagai Jenderal Besar. Raja berpikir, jika yang memimpin pasukan adalah orang seperti keduanya, maka memenangkan hati dan kepercayaan prajurit merupakan hal yang mudah. Dan itu terbukti."

"Keduanya menjadi Jenderal Besar?"

"Ya," balas Jeff dengan semangat. "Sitzea memiliki sejarah unik dimana posisi Jenderal Besar diisi oleh dua orang, kembar pula. Dan mereka adalah leluhur kita. Jadi, kau harus bangga pada mereka."

"Keren!" Scott kecil melompat girang. "Nah, Ayah, apakah Bunda akan melahirkan anak kembar laki-laki juga? Scott juga mau membuat sejarah baru di Sitzea. Nanti kalau benar kembar, Scott bakal memohon kepada Yang Mulia Raja untuk menjadikan kami bertiga Jenderal Besar, bagaimana?"

Jeff tertawa keras. Perutnya sampai sakit mendengar putranya bicara seperti itu. Sangat tidak masuk akal. "Bagaimana Scott tahu kalau Bunda akan melahirkan anak kembar?"

"Soalnya perut Bunda besar banget. Malahan mungkin ada 3 bayi, ya." Scott memeragakan bentuk perut besar lalu tersenyum senang membayangkan punya 3 adik kembar.

Jeff berhenti tertawa lalu menata maklum pada Scott. Tangan besarnya menepuk pelan puncak kepala Scott dan berkata. "Kalau yang ada dalam perut Bunda hanya satu dan bukan laki-laki bagaimana?"

"Kenapa Ayah harus bertanya seperti itu?" tanya Scott sedikit kesal. "Sebagai laki-laki tentu saja Scott akan melindungi adik perempuan Scott. Dasar, Ayah."

Jenderal Besar Sitzea itu kembali tertawa keras. "Bagus, Scott. Itu baru keluarga Gustavson. Pegang kata-katamu, Nak. Apapun yang terjadi nanti tetaplah ingat untuk melindungi keluargamu."

"Baik, Ayah."

***

Seorang gadis mengucek matanya. Sinar Matahari pagi yang menembus jendela membangunkan ia dari tidurnya. Tubuhnya yang lelah telah segar kembali. Setelah penglihatannya membaik, dia merenggangkan otot-ototnya dan menghembuskan napas.

Misaka memperhatikan kamar tempat tidur. Di pagi kali ini kamarnya terlihat lebih nyata, bukan palsu. Di pagi kali ini ia terbangun kembali sebagai Misaka Bri Gustavson, bukan Trisia. Di pagi kali ini ia bisa kembali mengulas senyum indah, bukan lagi senyum palsu. Yang lebih membuatnya gembira adalah pagi ini ia terbangun dan menemukan Signore tertidur lelap si sampingnya—tunggu, Signore tidur di tempat tidur yang sama dengannya?

Gadis itu terjatuh dari tempat tidur karena kaget dengan fakta barusan. Ia ingat sekali semalam telah mengusir pria itu dari kamar sementaranya. Mengapa pula Signore bisa masuk ke dalam kamar yang sudah tertutup rapat. Matanya memandang sekeliling dan mendapati lukisan besar yang terpajang di kepala ranjang bergeser sedikit. Dengan kesal ia berdiri dan berusaha mencabut lukisan besar itu.

Benar saja, di sana terdapat lingkaran besi yang mengarah ke ruangan pribadi Signore yang memang bersebelahan dengan kamarnya. Lukisan yang besar dan berat itu lepas dari genggaman Misaka, sukses meniban Signore yang masih terlelap.

SIGNORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang