[2] - I Need Blood

123 21 41
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ini di mana?" geram Liu pada Diana.

Diana menatap perban-perban yang membelit tubuh Liu. "I-ini di tanah Arbust," jawabnya hati-hati.

"Apa?" Manik safir Liu membulat sempurna. Ia tidak pernah mendengar nama tanah itu sebelumnya. "Kau bercanda?"

Tiba-tiba pintu sarang Diana yang terbuat dari kayu terkuak menghasilkan bunyi berdebum keras. Seorang pemuda berperawakan jangkung tertangkap manik Liu.

Pemuda itu melangkah cepat dan melepaskan cengkeraman Liu pada Diana dengan satu sentakan. "Tidak tahu terima kasih!" hardik pemuda itu.

Liu menyilangkan kedua tangan di depan dada sembari memutar bola matanya. "Tciiih ...!"

"Jose," panggil Diana lembut. "Tidak baik bersikap buruk pada tamu."

Namun, Jose bergeming. Manik cokelatnya masih menatap tajam ke dalam manik safir Vampire penuh perban di depannya.

"Tuan, tolong berbaringlah. Aku akan mengobati lukamu," ujar Diana pada Liu.

Sementara itu Ainsnelle tampak tertidur dengan pulas di matrasnya.

Liu menatap Diana penuh selidik. Apa dia Fairy yang mencoba menjebakku? Jangan-jangan ini perangkap Gear, batinnya. Kaki panjang Liu melangkah menuju matrasnya semula. Tapi, tubuhnya sedingin mayat.

"Jose, boleh minta darahmu. Sedikit saja," pinta Diana.

Jose masih mengawasi si manik safir yang tampak dengan cueknya duduk berselonjor di atas matras. "Untuk apa?" tanya Jose datar.

"Untuk meramu obat mereka, aku takut jarum-jarum aneh itu mengandung racun dan ... membahayakan organ dalam tubuh mereka." Diana menatap Jose lembut.

Jose mau tidak mau membalas tatapan gadis bersayap kaca itu. "Kenapa kau gemar sekali menolong makhluk tidak jelas, heh?"

"Hei ...!" Liu menyela. "Apa katamu?"

Diana segera menahan bahu Liu agar tidak beranjak dari tempatnya. "Kumohon beristirahatlah. Maafkan sikap Jose," bujuk Diana.

Jose memutar bola matanya. Ia benci melihat sikap manis Diana pada lelaki asing berkulit dingin tersebut. Tentu saja Jose tidak akan lupa kejahatan makhluk pengisap darah itu terhadap kekasihnya--Jill. Karena merekalah Jose kehilangan Jill dan menjadi Wadah Mawar Biru sekarang. Status yang membuat darahnya selalu dimintai untuk ramuan para Fairy Vampire.

"Kau mau darahku?" tanya Jose sambil berjalan menuju dapur.

Kontan saja Liu menatapnya antusias. Ia merasakan lapar luar biasa. Kalau saja tidak ada Faery Vampire di sampingnya, ia akan segera menyerbu pemuda yang menawarkan darah cuma-cuma itu. "Eeekkkhhheeemmm ...!" Liu membersihkan tenggorokannya.

Sementara Diana masih sibuk membetulkan perban Liu. Membuat Jose kesal dan berbalik mendekatinya.

Tangan Jose mencengkeram pangkal sayap Diana dan menyeretnya ke dapur.

"Aaakkkhhh ...!" pekik Diana. "Jose, pelan-pelan, Sayang. Aku bukan kucing."

"Pppfffttthhh ...!" Liu menahan tawanya.

"Apa sih ribut-ribut?" Ainsnelle terbangun sambil mengucek matanya.

Pintu dapur Diana dibanting Jose dari dalam. Membuat Liu sedikit berjengit.

Sementara di dapur, Jose memojokkan Diana ke tembok. "Apa kau menyukai Vampire itu, heh? Manis sekali sikapmu." Jose mengintimidasi Diana.

"Jose, kita harus menolong sesama makhluk hidup. Lagi pula apa kau tidak penasaran apa yang membuat mereka jatuh dan jarum-jarum itu ... bagaimana kalau ada makhluk mengerikan yang mungkin saja bersembunyi di tanah Arbust?" Diana menangkup wajah Jose dengan kedua tangannya. "Aku hanya mencintaimu tidak ad- ...." Diana tidak sempat menyelesaikan kalimatnya.

Jose sudah membelah telapak tangannya dengan bilah pisau kecil yang ia ambil di lemari kecil di atas kepala Diana. "Ini ambil darahku semaumu."

Diana meneguk salivanya. Tangannya bergetar mengambil cawan di belakang tubuh Jose. Ia belum sempat mempersiapkan dirinya melihat darah yang mengalir deras di telapak tangan pemuda itu.

Namun, pintu dapur diterjang seseorang dari luar. Beruntung kaki panjang Jose sempat menahannya dari dalam.

"Rrrrggghhh ...!" geram si pendobrak pintu.

Diana tampak gelisah. Ia segera mengambil darah Jose dan merobek gaunnya untuk menghentikan pendarahan.

Sebuah bilah perak menembus pintu dapur yang terbuat dari kayu. "Rrrggghhh ...!" Suara itu mengiringi tusukan demi tusukan di pintu.

Pintu pun terkuak karena kaki Jose sudah tidak sanggup lagi menahan serangan bilah perak itu. Menampilkan sosok Liu yang menyeringai menunjukkan taring putihnya.[]

[]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Amnesses: Amongst The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang