[12] - Fairy Vampire Medichine

50 10 7
                                    

Sayap Amnesse yang tumbuh di punggung Ainsnelle perlahan terlepas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sayap Amnesse yang tumbuh di punggung Ainsnelle perlahan terlepas. Cairan merah kental menyertai terlepasnya sayap yang belum sempurna tersebut. Lagi, lagi, dan lagi tubuh Ainsnelle yang dilingkupi cahaya bergetar hebat.

Pemandangan mengerikan sekaligus memprihatinkan tersebut disaksikan tiga pasang mata. Liu seolah tidak lagi bisa merasakan kebasnya lengan yang dipelintir Gear tanpa sadar.

"AINSNELLE!" pekik Liu.

Sementara Diana merapalkan mantra-mantra untuk mempercepat proses penyembuhan Ainsnelle. Dari telapak tangannya keluar seberkas cahaya kekuningan. Ia menghujani kepala Ainsnelle dengan cahayanya.

Detik berikutnya, Ainsnelle pun jatuh ke tanah. Menerbangkan dedaunan kering ke segala arah. Menghasilkan suara berdebum cukup keras.

"Aaakkkhhh ...!" pekik Ainsnelle. Suaranya sudah kembali seperti semula.

"Ainsnelle," panggil Diana. Ia berjongkok di samping kepala Ainsnelle.

"Apa?" Ainsnelle melotot ke arah si surai pirang. "Mau menertawakanku yang jatuh konyol?"

Diana menggeleng dengan kuat. "Kau jatuh dari mana?"

"Cih ... pura-pura tidak tahu." Cibir Ainsnelle.

Diana menggeleng dengan kuat.

"AAAKKKHHH ...!" pekik Gear.

Kontan saja Diana dan Ainsnelle menengok ke arah Gear. Lelaki itu tengah memegangi selangkangannya dengan muka konyol.

Sementara Liu menyunggingkan seringai miring sambil berjalan cepat menuju si surai putih. "Apa kau suka buah berry?" tanya Liu pada Ainsnelle.

"Kok tahu?"

"Barusan kau jatuh dari sana." Jari sang Vampire menunjuk ke atas.

Manik Ainsnelle membulat sempurna menatap buah berry yang ranum. "Ambilkan untukku," rengeknya.

Diana tersenyum sambil berlalu mendekati tubuh Jose yang tergeletak di tanah.

"Kau ini!" Liu mengacak-acak surai putih Ainsnelle.

"Ambilkaaan ...!" rengek Ainsnelle lagi.

"Bedebah sialan!" umpat Gear sambil berjalan dengan langkah tidak rata.

"Mau ke mana?" tanya Diana setengah berteriak.

"Mencari mangsa," jawab Gear sekenanya.

"Kau berjalan menuju perbatasan bangsa Elf, kurasa sebaiknya kau ...." Diana belum menyelesaikan kalimatnya. Tapi, Gear sudah membalikkan badan.

"Apa kau bisa mengobati rasa nyeriku?" tanya Gear.

"Bilang saja kalau kau tidak mau bertemu dengan Elf," ejek Liu.

"Ambilkan, Liu!" Ainsnelle masih merengek sambil menarik-narik kaki panjang si Vampire.

Gear mencibir ke arah Liu. "Urus saja 'anakmu' itu."

"Maaf aku tidak bisa mengobati bagian itu," kata Diana dengan muka memerah. Di tangannya kembali keluar cahaya kekuningan. Tapi, bukan mengobati Gear, melainkan mengusapkan cahaya tersebut ke pucuk kepala Jose.

"Hei!" seru Gear tidak terima.

"Ambilkaaan ...!" rengek Ainsnelle pada Liu.

"Diam!" bentak Liu. Manik safir pemuda Vampire tersebut menatap nanar pada Diana.

Sontak saja bentakan Liu membuat si surai putih terdiam dan menangis sesegukan.

"Aku yang minta diobati, malah makhluk fana itu lagi," gerutu Gear.

Tidak berapa lama, Jose membuka matanya. Manik cokelatnya menatap si sayap sebening kaca. "Diana," bisiknya.

"Apa kau baik-baik saja?" Gadis bersayap itu memangku kepala Jose.

"Kenapa kalian terlihat manis?!" Mata Gear berkaca-kaca. "Oh, malaikatku ... kenapa bukan aku saja yang kau ... aaakkkhhh! Menyebalkan!"

"Diana," panggil Liu.

Diana menoleh ke arah Raja Theas Amanelle tersebut. "Ya?"

"Tadi kau bilang di arah sana." Liu menuding ke arah yang tadinya dituju Gear. "Perbatasan bangsa Elf, bukan?"

Diana mengangguk mantap. "Ada apa?"

"Kurasa ... ada seseorang di situ." Manik safir tersebut masih menatap ke arah yang ditunjuknya.

Detik berikutnya, puluhan pasak es menghujam ke arah mereka.[]














TheGolden__Apple I have done, lanjutin dah.

Sparkmiracle_ anuin dah anuin onohnya.

Amnesses: Amongst The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang