Pertengkaran

4.9K 203 2
                                    

     Kuputuskan untuk menemani mama berbelanja dimall dekat rumah, karena si abang bilang kalau hari ini abang mau meenghabiskan waktunya bersama ibu.

     Kupacu mobil putihku dengan kecepatan rendah. Yeee.. ntar kalo kecepatan tinggi, aku bakal dikeroyok mamah.

     15 menit perjalanan, akhirnya sampai ditempat tujuan. Kuparkirkan mobilku dibasement, kemudian menuju lantai atas menggunakan lift, mengikuti langkah mamah yang sudah siap berbelanja bulanan.

                            **************

     Setelah capek berbelanja bulanan, aku dan mama memutuskan untuk makan disalah satu dari deretan restoran dimall ini.

     Karena mulai bosan dengan keadaan disekitarku, ku edarkan pandanganku. Terlihat seseorang yang aku kenal dari siluet tubuhnya. Dia mengenakan seragam pesiar AAU, dan ternyata... itu abang!! Abang sedang berjalan beriringan dengan perempuan. Aku yakin itu bukan ibunya, karena ibunya berhijab, sedangkan wanita ini, rambutnya tergerai panjang dan sepertinya seumuranku.

     Kalaupun itu adeknya, tidak mungkin. Adeknya sedang bekerja di Surabaya. Ya tuhan siapa dia?

     Ku ijin dengan mama untuk pergi ke toilet. Maaf ma, dita berbohong. Dita sedang mengejar cinta dita.

     Ku kejar mereka dengan perasaan yang campur aduk, antara cemburu, penasaran, dan marah.

     "Sayang?"

     Si abang pun berbalik.

     "Dita?! Ngapain kamu disini?"

     "Abang yang harusnya aku tanya, ngapain disini?! Siapa dia bang?!"

     "Aku nemenin dia sayang, dia Luna mantan pacar aku, dia udah janji ngajakin aku jalan kalo aku jadi cuti.. dan.."

     "Iya mbaa maaf, Bhakti saya ajak karena saya sudah janji kalo dia cuti saya ajakin jalan"

     "Oh jadi lagi jalan sama mantan pacar, sedangkan pacarnya nungguin kabar. Enak ya?!"

     Oh tuhan aku menangis. Aku memang wanita yang lemah, aku harus segera pergi dari sini.

     "Sayang dengerin duluu.."

     "Udah! Cukup! Aku capek. Aku mau pulang!"

     "Sayang tunggu!"

     Aku tidak peduli dengan panggilan dari abang. Hatiku sudah terlanjur kebas. Aku ingin pulang.

     "Maaf ma, tadi dita lama,"

     "Sayang, kamu kenapa? Kayak habis nangis gitu?"

     "Ngga kok mah, yaudah mah ayo pulang, dita udah cape"

                              *************

      Dikamar...

     'Seragam cokelat mengkilat. Siapa yang tidak silau melihatmu dengan seragam pesiarmu itu. Aku saja yang sudah menjadi pendampingmu, masih saja tertegun dan tersipu seolah-olah aku kembali jatuh cinta padamu untuk kesekian kalinya.

     Tak hanya aku. Dulu, sebelum kamu menjadi seperti sekarang, kamu sempat memiliki beberapa wanita dimasa lalu kamu. Dan mungkin sampai detik ini, masih mencintaimu.

     Aku juga wanita, aku tahu perasaan mereka. Mereka masih rindu dan cinta kamu!! Lalu apa aku harus diam saja?? Aku wanita normal yang punya rasa cemburu dan tak kuasa menahan amarah mengetahui prianya masih dicintai dan pergi dengan wanita lain.'

     Tanpa ku pungkiri, aku menangis. Menangis tanpa suara. Ku matikan ponselku dan tidur. Berharap bahwa ini semua akan berlalu.

Mencintai Abdi NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang