25✨ Hijrah?

5.8K 320 14
                                    

- Budayakan vote sebelum membaca, belajarlah untuk menghargai -

Happy New Year 2018 guys🎉

Happy reading guys ~

Gibran pov

Cafe

Gibran duduk di salah satu kursi yang berada di tengah cafe tersebut. Ia duduk dengan menyimpan kaki kanannya di atas kaki kirinya. Gibran terus menghembuskan asap rokoknya.

Ia menatap lurus ke arah depan dan terlihat memikirkan sesuatu.ia memikirkan bagaimana caranya mendapatkan Aaliya kembali.

"Pokoknya rencana ini harus berhasil. Kita harus menjadikan puterinya Rizvan itu sebagai umpan. Bagaimana pun Aaliya adalah kuncinya agar harta dan kekayaan milik ayahnya ini tetap menjadi milik saya." ujar seseorang.

Gibran menolehkan wajahnya ke sumber suara yang menyebutkan nama Aaliya dan Rizvan. Ia menatap pria yang sedang berbicara lewat telfon itu dengan saksama.

'Siapa dia? Ada urusan apa dia dengan Aaliya dan om Rizvan?' batin Gibran.

Gibran segera melenganggangkan kaki menuju meja yang di tempati pria tadi saat pria tadi selesai dengan telfonnya.

"Hallo om, kenalkan saya Gibran." sapa Gibran sambil menjulurkan tangan kanannya.

"Saya Anton. Siapa kamu?" jawab Anton tanpa membalas juluran tangan Gibran.

"Khm. Boleh saya duduk di sini." ujar Gibran sambil menunjukan sebuah kursi.

Anton menyipitkan matanya. "Duduk saja." jawabnya. Gibran segera duduk dan tersenyum pada Anton.

"Siapa kamu? Ada urusan apa dengan saya?" tanya Anton, sinis.

"Saya temannya Aaliya. Yang baru saja om bicarakan lewat telfon tadi." jawab Gibran. Anton mengerutkan keningnya mendengar jawaban dari Gibran.

"Lalu ada urusan apa kamu dengan saya?!" tanya Anton, sinis. Gibran terkekeh samar.

"Ada yang lucu?" timpal Anton.

"Ups, sorry om. Ok, langsung aja to the point ya. Saya ingin mengajak om bekerja sama." ujar Gibran. Anton menyipitkan kedua matanya.

"Bekerja sama?" tanya Anton memastikan.

"Ya, kebetulan saya ada urusan dengan Aaliya. Jadi saya pikir mungkin asik kali yaa kalo kerja sama dengan om." ujar Gibran sambil menghembuskan asap rokoknya.

'Sepertinya anak ini bisa gue manfaatin nih.' batin Anton.

"Ok. Rencana apa yang kamu punya?" tanya Anton.

Gibran segera mendekatkan diri kepada Anton. Ia membisikan tentang rencana yang akan ia kerjakan. Anton menyeringai.

"Ok. Saya setuju." ujar Anton.

"Tos!" ujar Gibran sambil memajukan kepalan tangannya. Anton pun segera membalas kepalan tangan Gibran dengan kepalan tangannya. Kini baik Anton maupun Gibran, mereka tersenyum menyeringai.

***
Aaliya pov

Acara Nudzulul Qur'an malam ini benar-benar telah berlangsung dengan sangat meriah. Semua penampilan telah di suguhkan dengan sangat baik oleh para santri dan santriwati di pondok pesantren tersebut. Mulai dari Qasidah, Marawis, Nasyid, ilmu beladiri tapak suci, silat dan sebagainya. Selain itu, acara malam ini benar-benar telah membuat semua hati orang yang mendengarnya tersentuh. Tausiyah-tausiyah yang di berikan benar-benar telah membuat semua orang yang mendengarnya tertegun. Termasuk Aaliya.

Hijrah Cinta [ SUDAH DI TERBITKAN ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang