Chapter 9

1.7K 199 51
                                    

Deritan roda blankar yang beradu dengan petakan lantai menyibak keheningan lorong sunyi rumah pesakitan itu. Seonggok tubuh manusia telentang lemah di blankar yang didorong dua perawat dan satu namja sebaya. Nafasnya terengah dengan bibir yang terus merintih kesakitan.

Park Heechul, namja sebaya yang ikut mendorong blankar adiknya –Park Kyuhyun– agar cepat sampai di ruang gawat darurat itu hanya mampu menggenggam erat tangan dingin itu dan terus merapalkan kata agar namja itu bertahan.

Tubuh itu menghilang ketika pintu kembar emergency room itu tertutup. Tangan yang ia gunakan untuk menggenggam jemari dingin Kyuhyun bergetar cepat. Heechul menoleh. Di belakangnya, blankar lain penuh darah didorong panik oleh lima perawat. Satu lainnya terlihat memegang alat bantu pernafasan untuk tubuh yang kukuh bergeming itu. Tak lama, tubuh itu menghilang di pintu yang sama.

Heechul merosot di dinginnya dinding dan laintai rumah sakit. Pandangannya menerawang mengutuk pintu kembar yang menelan dua namja berharga dalam hidupnya. Kondisi adiknya yang menyedihkan karena penyakit terkutuk yang bersemayam di tubuh ringkih itu. Belum lagi hal-hal yang yang dipikirkan Kyuhyun setelah pertemuannya dengan kedua biadab paruh baya itu. Adiknya itu masih kecil. Meskipun otak cerdasnya membuat Kyuhyun berhasil masuk universitas di usia muda, Kyuhyun tetaplah Kyuhyun yang polos. Dia anak sensitif yang selalu memikirkan omongan luar tanpa mengetahui kebenarannya.

Sedang Ryeowook, namja yang selalu melindungi dan menjaga Kyuhyun-nya. Ia menemukan namja itu tertatih dengan darah merembes di punggungnya. Kedua adiknya sekarat.

--

"Berhenti," teriak Heechul membuat Ryeowook perlahan membalikkan tubuh. Ia dapat melihat tatapan lega namja itu berubah khawatir.

"K-kyu-kyuhhyunn..." ucapnya terbata. Heechul melirik tubuh adikya yang berada dalam piggy back yang tengah merintih dengan mata tertutup.

Ketika atensi Heechul kembali pada Ryeowook, namja itu telah roboh dan bergeming. Beberapa anggota penyelamat segera mengangkat tubuh itu perlahan pada drakbar lipat yang mereka bawa. Orang-orang dengan seragam polisi juga terlihat berlarian masuk untuk menyergap pelaku utama penculikan ini.

Heechul juga segera menyerahkan tubuh lemah adiknya untuk berebah di drakbar lipat yang lain. Ia bergegas menyamai langkah tergesa tim penyelamat itu. Benar, mereka harus segera menyelamatkan adiknya.

Ia ikut di ambulance yang membawa Kyuhyun. Namja itu hanya menggenggam tangan adiknya dan membiarkan tim medis memberi pertolongan pertama pada adiknya.

Heechul menerawang. Ia tidak paham kenapa ia bisa pergi begitu saja dan memanggil polisi juga tim medis untuk menuju tempat yang disebutkan Ryeowook dalam panggilannya. Namja yang biasanya terdengar ramah dan senang itu berbicara dengan nada berat dan serius ketika ia meminta Heechul untuk menyusul Kyuhyun. Refleksnya langsung menangkap hal yang salah dengan respon Ryeowook, dan ia tau nama yang memungkinkan menyebabkan kekacauan ini dengan yakin.

--

"Chullie," lirih suara berat yang dibarengi dengan tepukan di pundaknya. Heechul berjengit kaget. Bagaimana bisa ia tidak menyadari kedatangan namja yang sangat dihormatinya –yang saat ini sangat ia butuhkan kehadirannya.

"Appa," balasnya sambil beranjak berdiri, menyamai tinggi ayahnya.

Lelaki paruh baya itu segera merengkuh tubuh anak sulungnya yang terlihat berantakan. Dasi yang menggantung asal, jas lusuh dan kemeja putih yang penuh noda dan peluh.

"Appa..." Jungsoo terhenyak menyadari kondisi anak sulungnya yang antu menangis sekarang begitu rapuh. Tubuh kekar dan penuh perlindungan yang ia wariskan kini terasa bagai porselen yang mudah pecah jika tak dijaga dengan benar.

IF YOU [Cho Kyuhyun]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang