22. Miracle is coming

3.2K 125 1
                                    

'Aku kira kehilangan seseorang itu sudah yang paling menyakitkan. Ternyata, menunggu seseorang kembali itu lebih sakit' -Anya













Hari ini adalah hari keberangkatan Raynal ke Jepang. Semua teman dan orang tuanya Anya telah dikabari Raynal lewat telfon. Dan mereka semua akan kebandara untuk mengantar Raynal.

Ya... meskipun yang tidak hadir ada Anya, Angga, Viska. Tetapi meskipun Angga dan Viska tidak bisa hadir karena kuliahnya jauh dari teman-temannya, mereka tetap mensupport Raynal dari jauh.

"Udah siap Ray?" Tanya mama nya.

Raynal menghembuskan nafasnya dan-

"Siap ma,"

Raynal berangkat menuju ke bandara diantar mama dan adiknya. Ketiga teman Raynal juga lulus dalam tes dan berangkat ke Jepang sekarang.

Dalam perjalanan, Raynal hanya diam saja tak bersuara. Ia ingin sekali untuk menemui Anya yang sedang berbaring untuk mengatakan selamat tinggal untuk sementara. Tapi jadwal penerbangannya pagi dan membuatnya tidak bisa menemui Anya.

Tak terasa mobil yang dinaiki Raynal telah sampai dibandara. Raynal turun dari mobil sambil membawa koper dan ranselnya. Disebelahnya ada Gebby yang membawakan tasnya Raynal yang khusus untuk sepatunya.

"Geb, jangan nakal-nakal selama kakak gak disini," kata Raynal yang memperingatkan Gabby.

Gebby mendengus sebal. "Iya kak,"

Didepan Raynal sudah ada Aldo, Dina, Anita,Troy, Dio, orang tua Anya dan, entah siapa itu dibelakang mereka yang memakai kursi roda.

"Halo Ray..." sapa mereka semua.

"Hai..." jawab Raynal yang pamdangannya masih fokus kepada seseorang yang berada dibelakang mereka semua.

"Ngeliatin apa sih lo Ray?" Tanya Dina.

"Ehm, itu..." tunjuk Raynal.

Mereka semua tersenyum lalu bergeser ke samping kanan dan kiri.





Deg











Itu Anya yang memakai selang oksigen dan duduk dikursi roda. Anya tersenyum meskipun wajahnya masih pucat dan lemas. Raynal melepaskan kopernya yang dari tadi ia genggam.

"A-Anya..." kata Raynal lirih dan terbata.

Raynal berlari ke arah Anya dan memeluknya. Raynal sangat rindu dengan Anya. Menurutnya, kesembuhan Anya adalah kebahagiaan yang tiada tara.

Raynal melepas pelukannya. "Kapan kamu sadar?"

"Kemarin," jawab Anya samar.

"Kemarin Ray. Kamu pamit sama kita, 30 menit Anya sadar," jawab mami nya Anya.

Raynal tersenyum senang melihat Anya telah sembuh dan tersenyum padanya.

"Ray..." panggil Anya.

"Iya?" Jawab Raynal segera.

"Kamu udah tau kalau... Troy jadian sa...sama Anita?" Kata Anya yang setengah tersengal.

"Ha? Jadian? Kapan?" Tanya Raynal kaget.

"Udah seminggu Ray," jawab Anita yang berada disebelah Troy.

"Kok lo gak bilang-bilang sih?" Tanya Raynal lagi.

"Troy maunya Anya dulu yang tau?" kata Anita menunjuk Troy yang cengar-cengir.

"Dasar lu banyak acara banget!" kata Dina.

"Serah gue, Dindong." Kata Anita yang seperti SMA dulu selalu mengatakan seperti itu kepada Dina.

"Viska mana?" Tanya Anya.

"Viska kuliah di Jogja ngikut papanya," jawab Anita.

Anya hanya mengangguk mengerti.

Semua sedang berbincang-bincang dan kedua orang tua Anya memberi mereka semua privasi agar percakapan mereka terpuaskan.

"Eh Ray, itu Feyza Kanelia?" Tanya Troy, yang matanya menatap tajam Feyza.

"Iya, emang kenapa Troy?" Tanya Raynal balik.

"Ga apa," jawab Troy singkat yang membuat semua teman-temannya bingung.

"Eh Ray, itu temen lo," tunjuk Aldo.

Bobi, Shella, dan Feyza menuju ke Raynal sambil membawa koper dan ransel mereka.

"Hai," sapa Shella ke Raynal dan semuanya.

"Hai," sapa mereka semua.

Raynal yang berada dibelakang kursi roda Anya pun tersenyum sangat senang.

"Widih, yang seneng liat ceweknya sembuh," kata Bobi kepada Raynal yang masih senyum terus.

Anya tersenyum kepada teman baru Raynal.

"Kenalin, gue Bobi temen kampusnya Raynal," ucap Bobi ke Anya.

"Anya," jawab Anya sambil tersenyum ramah. Anya menjawab singkat seperti itu bukan berarti ia sombong atau tidak bersahabat. Tetapi selang oksigen yang ia kenakan yang menghambat bicaranya dan membuatnya tak nyaman.

"Hai! Kenalin nama gue Shella. Aku yang pernah kamu tolong waktu hampir dibegal sama geng motor itu loh," kata Shella berharap jika Anya masih mengingatkannya.

Anya mengingat-ingat yang dibicarakan oleh Shella barusan.
"Oh aku ingat! L-lo yang dulu p-pakai kacamata itu kan?"

"Iya," jawab Shella senang.

Semua telah berkenalan dengan Anya kecuali Feyza yang sedari tadi hanya diam saja.

"Anya," panggil Raynal yang sekarang berjongkok menyamakan dengan posisi Anya.

"Ya?"

"Kamu jadi kuliah di London?" Tanya Raynal dengan berat hati.

"Iya lah. Kamu aja kuliah di Jepang, masa aku disini," jawab Anya sambil mengkrucutkan bibirnya.

"Iya iya, mulutnya biasa aja dong." Kata Raynal yang membuat Anya malu dan menggenggam tangan Raynal gemas.

Mereka berdua masih ngobrol dengan asiknya dan mereka berdua memutuskan balikan. Perasaan mereka berdua campur aduk antara senang dan sedih karena Raynal beberapa menit lagi akan pergi ke Jepang.

"Ray," panggil Anya.

"Ya?" Jawab Raynal menatap mata Anya.

"Selama kamu di Jepang, kamu jangan ganjen sama cewek-cewek disana. Terus jangan lupain aku, sering kasih kabar ya. Ya jangan maksain sih kalau lagi sibuk," kata Anya yang masih menggenggam tangan Raynal.

"Ya pasti gak bakal ngelirik cewek lain lah sayang. Kamu juga jangan buat masalah kalau udah kuliah di London," kata Raynal yang membuat Anya tersenyum malu.

"Emangnya kamu kenapa gak di Korea aja sih?" Kata Anya yang sudah tidak tersengal-sengal lagi jika bicara.

"Emangnya kenapa?" Tanya Raynal heran.

"Ya kan kalau kamu di Korea, aku minta oleh-olehnya itu oppa-oppa yang ganteng-ganteng ituuu,"

Raynal memutar bolamatanya dan setelah itu tertawa bersama.

Sudah waktunya Raynal menuju pesawat yang akan mengantarkannya ke Jepang bersama teman-temannya. Anya masih tetap memperhatikan Raynal sampai tudak terlihat.

"Ayo Nya," kata maminya yang mendorong kursi rodanya.

Hai semua!! Maaf ya udah lamaaaa banget gak publis cerita.

Besok ending nih!1!1!1 seneng gak? Seneng gak?

Tapi komen sama votenya jgn lupa. Kalau cuman siders doang tapi ga ada yang ngevote yaudah endingnya gk aku publis. Jd kalian bayangin aja sendiri endingnya wkwk.

Komen, vote, kritik, saran sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan mood menulis author

Sekian terimah kasih selamat membacaaa:)

Good Boy And Troublemaker Girl [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora