2.1

3.8K 738 282
                                    

-mengandung adegan yg mendramatisir dengan sedikit banyak bumbu yg membuat jengah. jika tak sanggup silahkan melompat ke halaman selanjutnya.
(bibirsungwoon)






' yang ku takutkan bukanlah dirimu, tapi saat kamu melepaskan tanganmu dariku '

mahoutsukai no yome.









Musim dingin hampir menuju akhir, digantikan dengan bau semerbak bunga yang menandakan musim baru telah tiba.

Hari demi hari dilewati Hyeongseob dengan berbagai kendala. Perutnya yang semakin mencuat menandakan ia sukses menjaga kehidupan lain yang ada dalam dirinya tanpa seorang pun yang menempati mansion megah itu tahu. Bahkan Jisung sekalipun.

Hari kepulangan sang tuan rumah pun datang.

Hyeongseob tentu senang, asal tahu saja jika ia merindukan sosok yang luput dari pandangannya selama dua pekan terakhir. Namun disamping semuanya, rasa resah tak dapat ia sembunyikan. Bagaimana juga, Woojin; ayah si bayi yang hadir didalam tubuhnya, harus mengetahui hal yang Hyeongseob sembunyikan dari semua pihak.

Masalah diterima atau tidaknya mari kesampingkan terlebih dahulu.

Hyeongseob yakin Woojin pasti mengerti. semoga saja.

"ughh berhenti mengocok perut papa. Apa kau begitu senang mengetahui jika ayahmu akan pulang?"

Hyeongseob tersenyum lembut (sembari menyentuh perutnya yang mulai mengeras), tak mempedulikan wajahnya yang kian memucat karena sejak lima belas menit lalu sang jabang bayi kembali berulah; mengaduk perut Hyeongseob.

Ia membasuh wajah, memoles pelembab bibir rasa ceri dan membubuhi bedak tipis agar menutupi wajah pucatnya.

Dengan ini Hyeongseob siap untuk menyambut Woojin.

"Ayo kita berikan kejutan untuk ayahmu, nak"

Tak jauh dari gerbang utama mansion park, audi hitam terparkir tanpa menaruh curiga. Sosok didalamnya menajamkan pandangan, meraih ponsel yang terhubung dengan seseorang begitu mobil serupa meluncur keluar dari bangunan megah.

"Target sudah keluar. Aku akan mengikutinya, jangan khawatir hyung. Kupastikan Hyeongseob aman"

Hyunbin sudah memantapkan niat. Bagaimana pun juga ia harus membawa Hyeongseob pergi, suka atau tidak suka.




[...]






Woojin tak hentinya tersenyum semenjak pesawat mendarat. Dalam hati berjanji akan langsung merengkuh tubuh kecil kelinci manisnya yang ia rindukan. Menghujami wajah pucat Hyeongseob dengan kecupan-kecupannya akan ia lakukan.

[1]  Little Girl ;jinseob ✔Where stories live. Discover now