Chapter 04

8.6K 1.1K 107
                                    

[ Tahun 850 ]

Readers POV

Suara ayam berkokok yang keras memenuhi markas pasukan pengintai. Aku yang terbangun dari tidur nyenyak, langsung meregangkan tubuh ku yang hampir copot, seluruh tubuh ku pegal karena si cebol itu mengoceh karena aku tidak becus membersihkan ruangan, tidak hanya ruangan ku saja, tapi aku harus membersihkan WC dan sepanjang lorong lantai 2. Wajar sih aku tidak becus, dari dulu Ezra lah yang selalu membersihkan mansion.

Tidak mau terlambat di hari pertama menjadi prajurit pasukan pengintai, aku langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh ku. Setelah itu aku memakai kemeja berbalut rompi.

Setelah itu aku memakai seragam pasukan pengintai dan menguncir rambut ku.

(A/N, gambar diatas bukan sepenuh readers san, jadi gambar diatas cuma ngegambarin pakaian yang dipake readers sama gaya rambut yang dikuncir

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(A/N, gambar diatas bukan sepenuh readers san, jadi gambar diatas cuma ngegambarin pakaian yang dipake readers sama gaya rambut yang dikuncir. Untuk wajah itu terserah pada readers, maaf kalo gambar nya jelek hehe, saya nge foto nya pake hp saya yang dulu)

Aku ingin menuju ke kantin, tapi aku belum tahu tempat di markas ini. Tiba tiba aku dihampiri oleh skuad Levi mungkin?

"Hai, kau pasti partner kopral Levi yang baru, (Full name)?" Ucap perempuan berambut karamel.

"Ya, nama ku (full name) apa kalian skuad Le-- maksudku skuad kopral Levi?"

"Tentu kita termasuk ke skuad kopral Levi dan kau bergabung ke skuad kami, perkenalkan nama ku Petra, di sebelah kiri ku ada Olou dan disebelah kanan ku ada Erd, Gunther." Kita pun saling berjabat tangan.

"[Name], kau seorang bangsawan kan?" Tanya Erd.

"Eh ya Erd-san."

"Tch, bangsawan sialan." Ucap Olou sambil memandang mengejek kearah ku.

"Maaf?" Aku tidak terima gelar bangsawan ku diinjak untuk yang kedua kalinya oleh seseorang.

"E-eh, maaf jangan pedulikan dia, dan kau juga Olou jangan pernah lagi meniru tingkah laku kopral." Ck, pantas saja Olou mirip seseorang, tahu nya dia meniru kopral. Kopral pendek, anggota skuad mu seorang fanboy.

"Kau tahu, kopral sangat tidak suka dengan bangsawan, bahkan benci, dia pernah hampir tertangkap oleh polisi militer karena mencaci maki bangsawan. Jadi ber hati hati."

-0-

Kata kata Gunther tadi masih terngiang dia kepala ku membuat ku tidak fokus sarapan.

"Bagaimana jika kopral membenci ku?"

Aku kadang melihat sekilas kearah wajah kopral yang sedang sarapan. Kita berada di meja yang sama, dengan Erwin, Hange dan prajurit veteran lain nya.

Ketika aku masuk ke kantin bersama skuad Levi, aku langsung di tarik oleh Hange untuk sarapan bersama.

Karena aku terus terusan menatap wajah Levi, tiba tiba pandangan kami bertemu membuat ku langsung memalingkan wajah ku.

Sudah dipastikan wajah ku memerah.

"Tunggu, untuk apa aku memperdulikan itu, biarkan saja si cebol itu menghina bangsawan, itu bukan urusan ku. Jika perlu menjauhlah dia dari hidup ku."

Aku tiba tiba membanting sendok yang sedang aku pegang, membuat yang lain terkejut.

"[Name] kau tak apa? Apa kau sakit?" Tanya Nanaba. Dan pertanyaan macam apa itu?

"Hehe tak apa aku sedang memikirkan sesuatu."

"Jangan banyak melamun dan makan sarapan mu, 2 hari lagi kita akan menjalankan ekspedisi luar dinding. Aku ingin kau menjaga kesehatan mu." Ucap komandan Erwin santai.

"Eh? Ada apa?"

Erwin menghela nafas "Sawney dan Bean terbunuh."

"HWAAAAAAA BAYI BAYI TITAN KU TERBUNUH!!" Aku sontak terkejut mendengar teriakan Hange yang menggema, sampai prajurit lain pun memandang ke arah meja yang kami tempati.

"Oi kacamata gila sudah kubilang berhenti berteriak jika kau tidak ingin yang lain masuk UGD karena teriakan mu yang membuat siapapun yang mendengarnya sakit." Komentar pedas Levi seperti biasa. Hange dan Levi pun saling berargumen.

"Aneh, aku merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi di ekspedisi nanti."

---

"Oi bocah kau sangat lamban."

"Ya ampun kopral sudah kukatakan berulang kali jangan memanggil ku bocah."

Levi hanya terdiam masih dengan wajah datar nya.

Aku dan si cebol sedang menuju tempat berlatih. Entah apa yang dipikirkan komandan Erwin menyuruh si cebol ini yang mengajari ku. Mengapa tidak Hange?

Tiba tiba, Levi berhenti membuat ku harus menubruk punggung nya untuk yang kedua kali.

"Kopral kenapa berhenti? Apa kita sudah sampai?"
Levi tidak menjawab dan mengambil 2 3DMG dari dalam tas nya. Dia memakai 3DMG sedangkan aku malah diam memperhatikan nya memakai 3DMG. Setelah selesai, Levi menghampiri ku dengan tali tali berwarna coklat.

"Mau apa kau?" Aku terus mundur.

"Tentu saja mengajari mu cara memakai 3DMG."

"Tapi aku bisa melakukan nya sendiri tanpa dirimu." Padahal sudah jelas di data miliku, aku sangat mahir memakai 3DMG. Apa komandan Erwin tidak memberi tahu Levi?

"Eh memang nya kau bisa?" Tanya Levi dengan nada mengejek.

"Tentu saja bisa." Aku langsung merebut tali coklat itu dan memakai nya bersama dengan 3DMG.

"Lihat? Sudah kubilang aku bisa." Ucap ku membalas nya dengan wajah mengejek.

"Tch." Levi tidak memperdulikan ku dan berjalan kearah hutan dengan pohon pohon yang menjulang tinggi. Aku menyusul nya dengan cepat.

"Mengapa orang se cebol dia bisa berjalan sangat cepat?"

"Kopral apa kita akan mulai berlatih?"

"Tidak, aku tidak akan mengajari mu apapun." Aku bisa melihat wajah Levi dari samping. Aku sempat terpesona dengan lekukan wajah nya. "Dan bisakah kau tidak memperhatikan ku sedari sarapan berlangsung? Kau membuat ku risih." Levi memandang ku dengan tajam.

Sial aku ketahuan memperhatikan nya.

"Maaf." Aku menundukkan kepalaku.

"Walaupun kau bisa memakai 3DMG sendiri tanpa dilatih oleh ku, tapi itu tidak akan membuat mu bertahan hidup di luar dinding sana." Levi menunjuk boneka titan. "Aku ingin kau menebas boneka itu sebanyak mungkin." Menebas boneka titan sangat mudah, Kenny bilang kemampuan ku sudah hampir setara dengan veteran. Aku sempat bergabung dengan geng Kenny, yaitu polisi militer, tapi aku berhenti karena kesehatan ku terganggu.

"Apa kau siap?"

Aku menghembuskan nafas. "Ya, aku siap." Aku memposisikan tubuh ku. Kedua pedang sudah aku pegang oleh kedua tangan ku.

"3... 2... 1..., mulai!"

Aku langsung manarik pelatuk ku menuju hutan mencari boneka titan.

TBC

- RaeLeey25
- revisi, 24/11/2018
- publish, 21/03/2019

My Soulmate [ Levi X Reader ]Where stories live. Discover now