Someone from the Past

4.6K 265 29
                                    

Naruto bukan punya saya. Naruto punyanya Masashi Kishimoto. Media yang saya cantumkan juga dapat comot di google. Tapi ceritanya asli karangan saya.

Ff ini mengandung adegan dewasa. Diharapkan kebijaksanaan pembaca. Cerita ini juga rawan typo berisi couple crack dan gaje.
.
.
.

Seorang pria jangkung melangkah pelan sambil menenteng keranjang belanjaan. Sesekali iris saffire nya memperhatikan layar ponselnya yang berisi daftar barang keperluan yang harus di beli.

Beberapa orang wanita pengunjung minimarket itu tampak melirik kearahnya. Mungkin sedikit heran dengan penampilan si pria yang masih menggunakan setelan jas lengkap yang tampak berkelas dengan keranjang belanja yang penuh dengan keperluan bayi di salah satu tangannya.

Atau terpesona wajah tampan sang hot daddy, eh?

Uzumaki Naruto, nama pria itu. Seorang General manager dari sebuah Hotel bintang lima. Rambut pirangnya yang mencolok serta wajah rupawan itu memang seringkali menarik minat kaum hawa untuk menatap. Ditambah dengan dua pasang iris sewarna langit yang selalu mampu menyita atensi orang yang menatap, satu Kata yang paling cocok untuk kedua saffire itu 'indah'.

Tunggu, seorang GM menenteng keranjang belanja?

Ya, Naruto bukan type pria yang terlalu menjaga gengsi. Dia tak keberatan membantu sang istri, Uzumaki Sakura, untuk membeli perlengkapan untuk bayi kecil mereka yang saat ini berusia 6 bulan.

"Hmm, tinggal membeli susu Menma," sang pria bergumam.
Naruto melangkah menuju rak yang berisi bermacam merk susu, sampai sosok seorang wanita tertangkap netranya.

Naruto berhenti melangkah.

Degh..

Jantungnya berdetak kencang demi melihat seorang wanita bersurai indigo berdiri tegak didepannya

Kedua kakinya seakan terpaku dilantai, badannya terasa kaku. Tak menyangka akan bertemu dengan sosok yang membangkitkan memori lama.

Wanita yang pernah memiliki tempat spesial dihati seorang Uzumaki Naruto.

Ah, atau sekarangpun masih?

Entahlah..

"Hi..hinata," suaranya terdengar serak menyebut nama wanita itu.

Hinata, menoleh, mengalihkan perhatiannya yang sedari tadi tampak sibuk memperhatikan kemasan sebuah merk susu.

Matanya membola, tak percaya akan yang dilihatnya.

"Naruto?"


...

Disinilah mereka sekarang, duduk berhadapan di sebuah kafe yang berseberangan dengan minimarket tadi.

Naruto memandang sayu wanita dihadapannya. Wanita cantik Berhidung bangir dengan netra serupa bulan, wanita yang pernah menjadi pemilik hatinya, wanita yang pernah menjadi wanitanya. Hyuuga Hinata.

Hinata hanya menunduk, memandangi secangkir latte yang sudah tidak lagi mengepulkan asap.

"Bagaimana kabarmu, Hinata?" Naruto membuka suara, berinisiatif memulai pembicaraan terlebih dahulu.

"Baik Naruto, kabarku baik," Hinata menjawab sambil menegakkan kepalanya. Tersenyum menatap pria dihadapannya.

Entah kenapa Naruto merasa senyum wanita itu dipaksakan, sangat hambar. Kemana senyuman manis nan tulus yang selalu tampil diwajah rembulan itu.

Love, Lust and BetrayalOnde histórias criam vida. Descubra agora