7(END)

16 5 0
                                    

Di dalam taksi hanya keheningan yang menyelimuti pengantin baru, tak ada yang berani mengawali percakapan karena mereka berdua sebelum menikah tidak pernah mengenal bahkan sekedar bertatapan wajah tidak pernah.

“Din,” panggil Eja sambil menatap manik mata Dina yang menyejukkan hati.

“Iya?”

“Kamu seneng nikah sama aku?”

“Seneng.”

“Gak nyesel?”

“Gak ada kata nyesel dalam kamus hidup aku asalkan bersamamu,” balas Dina sambil menyenderkan kepalanya di bahu Eja.

“Emang kita pernah kenal atau bertemu?”

“Kamu lupa ya? Kalo kamu dulu itu yang ngelamar aku waktu umur 5 tahun, kamu merengek minta aku jadi istri kamu tapi papa hanya nganggep itu bercanda, terus kamu bilang sama papa ‘om Darmaji aku bakalan nikahin Dina kalo aku mau berangkat ke Amerika biar nanti di Amerika ada yang ngurusin aku’ masa kamu gak inget.”

“Masa sih?”

“Iya, dasar pelupa.”

“Oh iya aku barusan inget,” balas Eja setelah mengingat kejadian yang diceritakan oleh istrinya sambil nyengir kuda membuat Dina gemas kemudian mencubit pipi Eja. Eja hanya tersenyum senang menerima perlakuan dari istrinya.

“Dasar pelupa! Kamu tau dari dulu kita berdua emang dijodohin dari kecil. Terus waktu umur 5 tahun kamu ngelamar aku pake cincin dari rumput di depan papa sambil berjanji kalo udah besar bakal bawa aku ke Amerika. Papa nunggu janji itu sejak kamu kuliah S-2 di Unpad.
Terus entah kebetulan atau memang sudah direncanakan oleh Allah janji yang kamu ucapkan itu terjadi,” cerita Dina panjang lebar sambil menitikkan air mata karena terharu.

“Dan aku tidak sadar, jika aku telah menepati janji itu,” ucap Eja sambil tersenyum karena atas ijin Allah dia bisa menepati janji itu meskipun dia juga sudah lupa dengan janjinya. Pantesan tadi waktu mau berangkat dia punya feeling ke rumah Dina.

“Makasih sudah mau nungguin aku selama ini, maafin aku yang lupa dengan janjiku sendiri.”
Dina hanya membalas dengan anggukan kecil kemudian mereka berdua berpelukan menyalurkan kasih sayang. Suasana taksi berubah menjadi haru.

Perjalanan menuju bandara memakan waktu 3 jam, sekarang mereka berdua sudah sampai di bandara tepat jam empat subuh. Masih ada waktu satu jam untuk ibadah dan makan.

Satu jam terlewati dengan baik kini mereka berdua memasuki pesawat yang akan membawa mereka ke negeri Paman Sam.

Kita boleh merencanakan sesuatu untuk kehidupan kita kelak, tapi rencana Allah SWT memang rencana yang terbaik untuk umatnya.









🌿🌿🌿🌿

Akhirnya end juga nih cerita 😂😂😂😂alhamdulillah. Makasih untuk kalian yang menyempatkan untuk membaca cerita 😂😂

Janji yang TerlupakanDonde viven las historias. Descúbrelo ahora