26. Rencana

13.9K 1.3K 3
                                    

Malam ini harus ku lakukan rencana berbahaya ini. Semua alat dan perlengkapan sudah berada dalam ransel. Tinggal satu hal yang perlu lagi dan semuanya beres. Kutatap Sin dan Lui bergantian, mereka berdua yang akan menjalankan rencana pertama ini.

"Kalian mengerti kan?"

"Yah, serahkan saja pada kami." Jawab Lui mantap.

"Ok, kita berkumpul nanti siang disini. Jangan memancing curiga orang lain." Pintaku.

"Ok."

"Good!"

Sin dan Lui pergi cepat menjalankan rencana pertamaku. Rencana ini hanya mereka yang bisa lakukan. Huh, aku harus menyiapkan diriku untuk nanti malam. Baiklah, ayo Luna!

🍃🍃🍃

"Hoamm..." Kurentakan tanganku.

Tubuhku pegal-pegal setelah masuk kelas Ms. Han. Hah, hari akan menjadi hari paling melelahkan untukku. Tentang tanganku dan buku sihir Antonio. Dua hal itu pasti berkaitan dengan daun Bong. Jika daun itu memberi manfaat sudah seharusnya daun itu bisa menyembuhkan luka ditanganku. Aku tak mau luka ini akan membuat tanganku diamputasi.

"Hey!!!"

"Arght..." Aku terlonjak kaget. Sialan orang ini!

Alex tertawa renyah sembari memegang perutnya. Dia lagi dia lagi, mau apa dia? Aku tak mau setiap waktu harus melihat wajah menyebalkannya itu. Kakiku melangkah pergi tanpa memperdulikan teriakannya. Siapa peduli?

"Haha... Marah ya?" Alex menekan pipi kananku.

"

Hey!!! Jangan menyentuhku!" Kutepis tangannya cepat.

"Haha... Salahmu sendiri melamun, siapa suruh melamun didepan kelas? Aku mau lewat tadi." Jelasnya.

"Oh, memangnya kita sekelas tadi?" Tanyaku.

"Hah,dasar gadis bodoh. Aku dibelakangmu, benarkan kau melamun lagi. Kau melamun tentang apa?" Kali ini Alex menatapku lekat.

"Bukan urusan mu! Ayolah, Alex. Kenapa kau harus mengangguku setiap hari?" Tanyaku frustasi.

Ok, jika hanya latihan aku tak masalah karena itu juga untuk meningkatkan kemampuan diriku. Masalah nya jika pagi dan siang juga dia selalu menganggu ku itu terberatnya. Apa karena Kai tidak ada jadi seenaknya dia mengangguku? Ya, kan Kai rengking atas dan nomer 1 saat ini. Mataku memincing melihatnya yang menggaruk tengkuknya.

"Hm, karena aku suka melakukannya. Di academy ini hanya kau yang dapat kukerjai dan memberikan tanggapan lucu. Kau tahu...

Semua orang disini hanya diluarnya saja kuat, didalam mereka amat rapuh."

"Hah, aku tak percaya!" Pasti Alex bohong.

Yang kulihat semua orang di academy ini kuat fisik maupun mental. Mereka sangat sombong dan angkuh. Dilihat disetiap sisi mereka kokoh bak benteng. Apa maksudnya mereka rapuh?

"Kau kenal Kai?"

"Tentu saja aku adalah teman nya, kau juga tahu kan."

"Apa kau tahu? Kakaknya pernah masuk ke dalam Academy ini. Tapi, kakaknya menghilang saat menjalankan misi. Setiap hari aku melihat nya berdiri di atap dan menatap jauh ke dalam hutan. Yang ku tahu kakaknya menjalankan misi rahasia yang hanya dia yang tahu. Bahkan Mr. Jo dia tak tahu apa misinya." Bisik Alex.

"Kau serius? Kakaknya menghilang?" Ini berita amat penting.

Kakaknya menghilang, kenapa Kai menyembunyikan fakta itu dariku? Bukannya dia hanya anak tunggal? Ada banyak hal yang tak kuketahui ternyata tentang Kai selama ini. Kukira hidupnya biasa ternyata dia menyimpan luka yang amat serius. Kukira Kai orang yang ramah dan kuat, ternyata dia juga rapuh disaat bersamaan.

"Hmm, ini rahasia academy. Hanya master yang tahu, dan kau harus berterimakasih padaku telah memberitahumu!" Ucap Alex sombong.

"Ya ya, jadi intinya kau menguping kan? Hah, lalu apa ada yang tahu berita kakak Kai selanjutnya?" Tanyaku.

"Bukan menguping, tapi mengorek informasi. Kemarin para master merapatkan kakak Kai lagi dan yang kudengar dia menghilang di dalam hutan hitam."

🍃🍃🍃

Kakak Kai menghilang dihutan hitam? Kenyataan macam apa ini, mengemban misi rahasia dan hanya dia yang tahu. Kenapa sama persis denganku yang juga mendapat misi dari Antonio? Apakah sebenarnya kakak Kai juga membaca catatan Antonio? Dan dia juga berasumsi sama yaitu hutan hitam itu tempat disembunyikan nya buku sihir. Jadi, bukan hanya aku saja yang tahu. Arght... Dia juga bisa mendapat misi lain yang berbeda denganku.

"Luna kami dapat!" Suara Sin membuyarkan lamunanku.

Dia dan Lui datang membawa gulungan kertas cukup besar. Semoga tak ada yang curiga pada mereka berdua. Semoga saja! Kuambil gulungannya dan membuka lebar. Gulungan ini adalah peta seluruh wilayah academy termasuk hutan dan peta bagian dalam academy. Aku harus tahu jalan keluarku nanti malam. Selain melewati penjaga sekolah, aku juga harus berhati-hati dengan penjaga hutan.

"Dimana jalan yang aman menurut kalian?" Tanyaku.

"Dari atap kita dapat lewat tempat biasa menuju aula. Jalan itu sepi karena disana tak ada benda berharga. Dari aula kita bisa menuju pintu samping, para penjaga tak menjaga pintu samping karena tempat itu Sin yang menjaganya saat malam." Jelas Lui.

"Bagus, aku percaya pada kalian. Oh ya, apa kalian kenal kakak Kai?" Tanyaku.

"Kakak Kai? Kau dengar dari siapa?" Tanya Lui.

"Alex!" Jawabku seadanya.

"Kami hanya mendengar kakaknya menghilang dalam misi individu." Jelas Sin.

"Apa kalian tahu kakaknya menghilang di hutan hitam?"

🍃🍃🍃

"Hai!"

Kepalaku mendongak dan melihat Rei yang berdiri membawa nampannya. Oh, tidak dia pasti akan duduk satu meja denganku. Bahaya jika Abby melihat ini! Aku hanya bisa tersenyum.

"Hai!" Sapaku.

"Hmm, apa aku bisa disini?" Tanyanya yang kuharap tak kudengar.

"Hah, apa? Jangan!!!" Tolakku kelabakan.

"Kenapa?" Tanyanya polos.

Ahhh, kenapa dia berubah menjadi begitu mengemaskan dimataku. Sial! Sifatnya berubah 180 derajat dari yang dingin berubah menjadi hangat. Matu aku! Abby melihatku dengan marah diujung sana.

"Aku tak mau ada perang lagi, kumohon jangan salah paham. Kau tahu sendiri bukan." Kumohon Rei bila kau masih mau melihatku di academy ini.

"Hah, ya aku tahu. Aku akan kesana." Ucap Rei dingin.

Yah, Rei marah kepadaku! Tapi itu lebih baik daripada aku mendapat amukan dari Abby untuk makan bersama dengan pangeran dingin. Kupijat pelipisku tak adakah hari tanpa beban di academy ini. Oh, ayolah Luna kau hanya tinggal dua minggu disini. Yah, aku akan kugunakan waktuku untuk academy ini.

🍃🍃🍃

Kugunakan pakaian hitamku yang telah kubeli tadi siang. Keren. Aku sudah mirip dengan siswa disini kecuali kaosku yang putih. Uangku kurang untuk membeli banyak! Jadi aku pilih saja jaket hitam yang paling masuk kedalam dompetku. Kugendong ransel dan mengingkat erat tali sepatuku. Ok, siap! Senjata?

Aku pilih memakai tongkat pel yang panjang daripada benda berbahaya lainnya. Sebab senjataku adalah keberanianku dan aku juga punya dua teman yang kuat. Sin dan Lui! Walau disana mereka menjadi hewan biasa. Tentu hati dan pikiran mereka telah menjadi satu denganku.

"Kalian siap?" Tanyaku pada Sin dan Lui. Sin membawa kantong kecil dipunggungnya yang berisi makanan dan obat-obatan.

"Siap!"

"Ayo, pergi!"

🍃🍃🍃

Salam ThunderCalp!🤗

The Number : The Black Academy ( END )Where stories live. Discover now