1. Secret Admirer

8.5K 1.3K 206
                                    

Sehun mengebas-ngebaskan bajunya di bagian leher dengan harapan udara akan menelusup ke badannya. Beberapa kali juga ia mengelap peluh di dahinya yang kerap kali memasuki matanya hingga perih. Mungkin gerakan yang ia lakukan terlihat sederhana, tapi tidak bagi para gadis-gadis sekolah yang sudah berjam-jam berdiri di pinggir lapangan demi Sehun.

Hari ini dia baru saja menyelesaikan lari sprint untuk pengambilan nilai olahraga. Meski dia bukan peraih juara satu, namun hampir seluruh yang menonton terutama kaum hawa terus memekikkan namanya. Tentu saja itu hal yang lumrah terjadi pada siswa penyandang predikat tertampan di sekolah.

Sepasang mata elangnya menyapu pada gadis-gadis yang terus memekikkan namanya. Kadang ia tak habis pikir kenapa juga mereka melakukan hal tak masuk akal begitu. Sehun bukan artis dan hanya murid biasa seperti yang lain, kecuali dibagian wajah tampannya. Ia tahu mereka semua adalah pemuja pria tampan seperti dirinya. Tapi tetap saja yang mereka lakukan itu terlalu berlebihan.

"Menikmatinya, huh?" goda Chen, salah seorang teman dekatnya. Ia menyodorkan sebotol air mineral yang langsung diteguk habis oleh Sehun. Suara pekikan bertambah riuh karena jakun Sehun yang naik turun ketika minum menambah kesan seksinya.

"Tentu saja. Salah satu fungsi ketampanan yang diberikan padaku ya untuk memuaskan mata gadis-gadis itu," ujar Sehun datar, sukses membuat Chen terkikik geli.

"Setelah ini kita ke perpustakaan kan?" Suho datang menghampiri mereka dengan wajah lelahnya.

"Woah lihatlah sang pemenang kita hari ini!" seru Chen sambil menepuk-nepuk pundak Suho.

Tak lama kemudian Baekhyun datang untuk bergabung. "Pemenang yang namanya hanya mendapati sorakan tidak lebih dari sepuluh gadis. Lihatlah sang juara dua dari belakang ini, dia mendapat seluruh sorakan," ujarnya dengan tampang super menjengkelkan.

Chen terbahak mendengarnya sementara Suho makin merengut. Sehun juga tak kalah jengkel mendengar posisi larinya disebut-sebut. "Sok sekali pretty boy ini mengatai Sehun juara dua dari belakang. Sadarlah kau yang menempati posisi satu dari belakang," ejek Chen.

Kali ini giliran Baekhyun yang merengut. "Dari pada kau, tidak ikut lari sama sekali karena baru start saja sudah jatuh duluan," balasnya membuat Chen bungkam. Mulut pedas Baekhyun memang bukan tandingannya.

"Hentikan perdebatan bodoh kalian. Lebih baik kita segera ke perpustakaan untuk persiapan ujian," tegur Suho.

Mereka berempat akhirnya pergi membersihkan diri kemudian berjalan menuju perpustakaan seperti murid tahun akhir lainnya.

🏵🏵🏵

Jika gadis-gadis lain terang-terangan menyoraki Sehun, Areum lebih memilih mengamati pria itu dari jendela kelasnya. Beruntung sekali dia mendapatkan tempat duduk di pojok belakang kelas. Sebenarnya letak posisi duduknya berada di depan ketika dibagikan, tetapi karena postur tubuhnya yang gempal menghalangi teman-temannya yang lain, jadilah Areum dipindahkan ke belakang. Awalnya ia merasa hal itu merupakan penghinaan baginya, tapi akhir-akhir ini dia sudah menganggapnya sebagai keberuntungan tersendiri, sebab dengan begini ia bisa leluasa untuk memperhatikan Sehun.

Areum menopang dagunya seraya menatap Sehun dan teman-temannya yang kini sedang berjalan memasuki gedung sekolah setelah ujian olahraga. Pria itu tampak seksi dengan keringat yang membasahi wajahnya. Keseksiannya juga yang membuat Areum berkecil hati akan cintanya pada Sehun. Jangankan terbalas, melirik kearahnya pun Sehun pasti enggan.

Love In 163 PoundsWhere stories live. Discover now