Dua

2.2K 148 0
                                    

***
Happy Reading guys! I hope you'll be have fun with this story!! Hehehe...
***

***

Setiap pulang sekolah, Wulan pasti akan mampir ke Alfamart yang ada di depan komplek rumahnya. Untuk membeli cemilan tentu saja!

Seperti sore ini, Wulan membeli banyak sekali camilan, dari keripik, biskuit, coklat hingga eskrim!!!

Wulan suka semua itu tentu saja.

Wulan membawa belanjaannya ke meja kasir yang syukurlah sepi. Cowok kasir tersenyum dan Wulan balas tersenyum.

"Biasa, Mbak?" Tanya si kasir. Memang, Wulan selalu belanja di sana dan memang seringnya bertemu cowok kasir itu.

Wulan baru sadar sih kalau cowok itu manis juga. Ha-ha-ha!

"Iya, Mas." Sahut Wulan. Sebenarnya Wulan tidak suka di panggil 'Mbak' oleh kasir itu, menurut Wulan, mereka bahkan sepertinya seumuran.

"Semuanya seratus tujuh puluh tiga ribu empat ratus rupiah, mbak." Kata Mas kasurnya. Wulan mengangguk dan memberikan uang. "Uangnya duaratus ribu, kembaliannya duapuluh enam ribu enam ratus." Kata mas kasir sambil memberikan si kembalian. "Terima kasih, silahkan datang kembali."

"Sama-sama." Sahut Wulan.

Sampai di rumah, Wulan tentu saja langsung menuju dapur dan memasukan semua camilan yang dia beli ke lemari es. Membuat kotak dingin itu kepenuhan!

"Ya ampun, Wulan!!!" Seru Venus saat dia masuk dapur guna mengambil minum dan menyaksikan adiknya itu sibuk dengan jejalan isi kulkas.

"Apa sih ah?!"

"Kamu ngapain sih? Beli makanan sebanyak itu?!" Venus sewot. Wulan tidak peduli, dia berdiri dan menutup pintu kulkas dengan susah payah. Venus kesal. "Aku bilangin Mama nanti suru buang semua sampah yang kamu bawa itu." Ancamnya.

"Liat aja kalau di buang, aku bakal buang semua makeup punya kakak!" Wulan balik mengancam.

Bagus, Wulan! Lanjutkan, jangan mau kalah! Jangan mau di tindas! #plak!

"Bisa-bisanya kamu..." Venus super kesal. Dia beranjak meninggalkan dapur sambil mengomel. Wulan mendengus masa bodo.

**

Pelajaran olahraga adalah pelajaran yang tidak di sukai Wulan sejak dulu. Tapi, saat di SMA, pelajaran olahraga ini memang di gabung satu angkatan. Hari Sabtu. Jadi, di hari ini tidak ada pelajaran lain selain olahraga.

Itu membuat Wulan merasa lebih baik. Karena dia bisa melihat si Arjuna dengan leluasa.

Memperhatikan cowok itu bermain basket dengan teman-teman cowoknya. Memelototi cowok itu dengan puas. Mengagumi...

Pipit berdecih di sebelah Wulan. Gadis itu baru saja beristirahat duduk setelah berlatih volly bersama teman yang lain. Dan Wulan sih tidak ikutan dan memilih duduk santai di pinggir lapangan. Lagipula, guru tidak terlalu memperhatikan karena banyaknya anak!

"Kerjaanmu cuma duduk, lalu untuk apa kamu di sini?" Sindir Pipit.

"Tentu saja untuk memandangi makhluk Tuhan paling tampan di lapangan itu." Kata Wulan santai sesantai makan coklat. Pipit mendengus.

"Astaga. Memang di otakmu cuma ada cowok yah, Wulan?"

Sarkastis.

"Barangkali." Sahut Wulan santai. Pipit menggeleng takjub.

Wulan tersenyum saat sang Arjuna mencetak angka, cowok itu bersorak dan melakukan selebrasi bersama temannya yang lain. Beberapa cewek menjeritkan namanya.

Arjuna memang idola.

Dan saat Wulan tersenyum itulah Arjuna memang ke arah dua gadis itu. Jantung Wulan berdegup gila-gilaan. Belakangan, Arjuna memang memperhatikannya.

Ooohhhh... Wulan kepedean nih!

Tapi, Arjuna memang memandang ke arahnya! Dan di tambah cowok itu balas tersenyum juga!

Arjuna tersenyum!!!

"Dia senyumin aku... Dia senyum..." Bisik Wulan penuh damba. Arjuna sudah kembali fokus dengan basket.

"Kamu aja yang GR itu meh." Sergah Pipit. Wulan mendelik padanya.

Kenapa sih Pipit tidak percaya? Padahal tadi jelas-jelas Arjuna tersenyum!!!

Ah, Wulan kesal.

"Dia jelas balas senyumanku. Mungkin dia sudah mulai suka padaku." Kata Wulan. Pipit mendengus.

"Bagaimana kalau senyum dia malah buatku?" Seloroh Pipit membuat Wulan tersedak coklatnya. Pipit nyengir.

Wulan diam. Dia sadar diri, di banding dia, Pipit jauh lebih menarik. Cantik, langsing dan tinggi.

Ah, Wulan tidak PD !!

"Hm, aku bercanda kali. Lagian aku gak tertarik dengan Arjuna itu." Kata Pipit kemudian saat Wulan malah diam saja.

Dan Wulan masih diam. Dia berpikir.

Bagaimana kalau ucapan Pipit benar? Bagaimana kalau Arjuna memang senyum pada Pipit? Bagaimana?!

Ah, Wulan pusing!!!


*** BERSAMBUNG ***

Hahahaha... Nulis story ini aku kok ketawa aja yah? Padahal gak lucu kayanya...

Hmm...

The Fat Lady √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang