#2: unexpected

3.9K 253 11
                                    

Zac pov

Aku menatap Fay dengan bosan. Lihatlah sekarang apa yang ia lakukan. Sebelumnya, aku kira Fay akan berbeda dengan gadis lainnya. Well, aku keliru.

Sama seperti penampilannya, Fay benci menjadi jelek. Ia akan melakukan apapun asalkan dia menjadi satu-satunya putri di antara para perempuan. Dia tipe yang akan merendahkan perempuan lainnya.

Fay mendekatiku. Berusaha mengubah keputusanku untuk mengakhiri hubungan kami. Tangannya mengelus pipiku dengan halus. Usaha yang sia-sia. Dari awal, aku memang tidak memiliki minat dengannya.

Awalnya, aku kira Fay berbeda dengan gadis lainnya. Mungkin dia akan memberiku informasi lebih mengenai dunia perempuan. Mungkin aku bisa menemukan sifat lain dari perempuan. Soon, dia menjadi gadis kebanyakan. Tergila-gila dengan penampilannya dan terlalu bangga akan dirinya. Lame!

Suara langkah kaki mengalihkan perhatianku dari Fay. Seorang perempuan berkacamata sedang berjalan mendekati kami. Aku tidak yakin gadis itu bekerja disini jika dilihat dari penampilannya.

Gadis itu hanya memakai kemeja putih polos berlengan panjang dengan rok panjang berwarna biru. Aku tidak tau, hanya saja gadis itu memakai pakaian tertutup merupakan sesuatu yang berbeda. Para perempuan di sekitarku tidak pernah memakai baju seperti itu.

Rambut gadis tersebut kecoklatan dan sedikit bergelombang. Aku bisa melihat gadis itu tidak banyak menghabiskan waktunya di salon. Dan, dia berkacamata. Aku tidak bisa melihat langsung ke matanya tapi, gadis itu sangat biasa untuk seorang perempuan. Wajahnya bahkan terlihat pucat tanpa make up dan lipstik. Meskipun kuakui, bibir gadis itu masih terlihat pink.

Gadis itu mempercepat langkahnya. Kurasa, ia tidak merasa nyaman melihat pertengkaran kami. Sepertinya, gadis ini alasan yang bagus untuk mengenyahkan Fay.

Baru saja gadis itu hendak melewati kami, aku segera mengikuti gadis itu, mengabaikan Fay. Lalu, sebelum gadis itu menjauh, aku meraih gadis itu lalu mendorong tubuhnya ke dinding. Spontan aku merengkuh pinggang gadis tersebut dan mengeluarkan senyum paling mempesona.

"Zac! Apa yang kau lakukan?!" Teriakan Fay semakin kencang. Perempuan ini benar-benar menyebalkan.

Gadis di dalam rengkuhanku memberontak. Tentu saja, siapa yang tidak terkejut atas perlakuan tiba-tiba seperti ini? Terlebih orang tersebut adalah orang asing.

Namun sebelum gadis itu berhasil menjauh, aku segera mendaratkan bibirku tepat di bibirnya. Mengecup dengan sangat lembut. Bibirnya terasa sangat lembut. Well, semua terasa lembut.

Ada sesuatu yang berbeda dari perempuan ini. Tentu saja ia tidak membalas ciumanku persis seperti perkiraanku. Tapi, aku merasa tubuhnya gemetar dalam rengkuhanku. Bahkan aku merasa getarannya hingga ke bibirnya. Entah mengapa, tubuhnya yang gemetar justru menarik aku lebih dalam untuk kembali merasakan bibirnya di bibirku. 

Fay memaki dan itu menyadarkanku. Aku segera melepaskan ciumanku dan memperhatikan wajah polos gadis di hadapanku. Gadis ini memiliki wajah yang lumayan.

Matanya berwarna coklat hazel dengan hidung yang mancung. Untuk penampilan biasanya, gadis ini memiliki wajah yang bisa ditoleransi. Lalu, aku melihat semburat pink di kedua pipinya. Jadi, gadis ini malu? Aku memperhatikannya semakin intens. Lengkap dengan senyum jahil di wajahku. Gadis ini benar-benar lucu.

"Pergilah, Fay! Jangan mengganggu kami" ujarku dingin dengan mata masih memperhatikan gadis di hadapanku.

Gadis ini memperhatikan Fay dan terkejut atas perlakuanku. Berulang kali ia melirik Fay lalu kembali padaku. Sepertinya, ia merasa tidak nyaman terlibat pertengkaranku dengan Fay.

Aku bahkan tidak mempedulikan Fay. Aku sedang menikmati reaksi gadis ini yang berubah-ubah. Lebih baik dibandingkan melihat perempuan seperti Fay.

"Kau akan menyesal, Zac!" Ujar Fay sambil meninggalkan kami.

Aku menggeleng saat mendengar Fay mengatakannya. Nope! Aku tidak akan menyesal sama sekali, dear! Aku sudah mengenal Fay dan tidak ada sesuatu darinya yang bisa aku cari lagi. Aku sudah bosan dengan tingkahnya.

"No, i'm not!" Ujarku dingin lalu melangkah mundur.

Gadis di hadapanku masih diam. Well, harus kukatakan dia menarik dan lucu. Tapi, aku bisa menebak perempuan seperti apa dia. Kutu buku, penyendiri dan tidak suka keramaian. Membosankan.

Aku berjalan mundur satu langkah lalu memasukkan kedua tanganku ke dalam saku celana. Secara terang-terangan, aku memperhatikan gadis di hadapanku menunggu reaksinya. Dia akan menamparku? Atau memakiku? Gadis sepertinya tentu tidak akan tergoda hanya karena ciuman. Dari pengalamanku, bahkan nerd sekalipun tidak suka dimainkan.

Mata gadis itu memicing memperhatikanku sambil merapikan kemejanya. Ia membenarkan kemejanya lalu bersandar dan melemparkan tatapan kesal padaku.

"Apa itu berhasil?" Tanyanya.

Oh, sial! Aku suka suara seraknya. Untuk gadis berpenampilan seperti dia, aku tidak menyangka ia memiliki suara yang sangat seksi.

"Aku sangat yakin kau tidak tuli!" Sindirnya. Kini ia melipat kedua tangannya di depan dada.

Aku tersenyum. Gadis ini berhasil mematahkan perkiraanku. Aku bahkan tidak menyangka ia akan menanyakan hal tersebut.

"Untuk mengusirnya? Ya! Cukup berhasil. Kau menyelamatkanku" ujarku sambil menyeringai. Haruskah aku berterimakasih?

"Menyelamatkanmu?" Suara gadis itu terdengar. Aku melihatnya tersenyum mengejek padaku. "Kau bahkan tidak meminta izin. Aku tidak punya pilihan. Aku sama sekali tidak menyelamatkanmu"

Aku menatap gadis itu tidak percaya. Aku tidak pernah menyangka ia akan bereaksi seperti ini. Sekali lagi, mataku tertuju pada bibir pinknya yang natural.

"Anggap kita tidak pernah bertemu!" Ujar gadis itu lalu melenggang pergi.

Aku tersadar ketika mendengar derap langkah gadis itu yang mulai menjauh. Aku memperhatikan langkahnya dari belakang. Aku baru sadar, gadis itu tidak memakai heels sama sekali. Dia menggunakan sneaker.

Jelas dia tidak bekerja disini. Ketika sosok tersebut menghilang di ujung koridor, aku menghela napas. Cukup menarik. Setidaknya, kehadiran gadis itu membuat hariku lebih menarik untuk sesaat.

Aku berbalik arah, kemudian berjalan menuju puncak gedung. Salah satu favoritku saat mengunjungi perusahaan ini, adalah taman kecil di puncak gedung ini. Aku butuh menyegarkan pikiranku sebelum kembali ke perusahaanku.

Aku tidak bekerja disini. Aku kesini untuk berdiskusi dengan salah satu mitra kerjaku, Mike. Sama seperti Mike, aku juga bekerja di perusahaan ayahku dan saat ini, aku sedang mengurus proyek kerja sama antara HT corp dengan perusahaan Mike.

Aku adalah Zac Hawthorne. Satu-satunya pewaris sah perusahaan ayahku. Well, sebenarnya aku mempunyai adik perempuan. Namun, aku tidak pernah bertemu dengannya lagi sejak aku berumur 8 tahun begitupula dengan ibuku.

Ada sesuatu pada ibu yang tidak ku mengerti. Sesuatu yang membuatnya meninggalkan aku dan ayahku. Bahkan, memisahkan aku dengan adikku, Jade.

Aku tidak membenci ibuku. Aku mengingat dengan jelas kenangan terakhirku bersama ibuku. Saat itu, ibu tiba-tiba masuk ke kamarku lalu memelukku dengan kuat. Ibu tersenyum namun menangis.

Ayah? Dia tidak menjelaskan apapun. Dia hanya berdiri diam dengan tenang. Tapi, setiap kali Ayah melihat keluar jendela, aku bisa melihat kerinduan yang dalam di mata Ayah.

Aku harus mengerti sesuatu di antara mereka. Entah mengapa, aku merasa kuncinya ada pada ibu. Tentang sesuatu yang disembunyikan ibu. Tentang sesuatu yang mungkin dapat aku ketahui dari perempuan. Aku harus mengerti mereka!

Tbc
Vote + comment, please?
See ya next chapt!

the falling star (Completed)Where stories live. Discover now