4

10.7K 1.2K 77
                                    

🌚♥

"Apa yang harus kulakukan Kiren..."

Raegun meremas roknya takut saat mereka tengah berjalan ditrotoar menuju halte bis.

"Bawalah jimat .."

"Tapi pasti dia akan mengutukku .."

"Kalau begitu .. Pintalah bantuan pada guru kesenianmu itu .."

"Akan kucoba .."

Langkah Raegun berhenti didepan pohon rindang dekat rumah yang mereka tuju. Yaitu rumah suami Kiren.

Raegun pun mengeluarkan pakaian terakhir yang Kiren pakai saat sang suami tengah membunuhnya. Kiren yang memberikannya pagi tadi sebelum Guanlin muncul kedalam kelas.

"Akan kuletakkan bajumu beserta secarik kertas ini."

Gadis bersurai hitam itu dengan cepat mengendap-endap dan dengan hati-hati meletakkan pakaian Kiren beserta secarik kertas diatasnya.

Tok .. Tok ..

Saat tangannya mengetuk pintu pun dia segera kembali berlari kebalik pohon rindang. Suami Kiren muncul, dan matanya kembali membelalak seperti sebelumnya.

"Dia mulai curiga."

Baju Kiren pun diambil olehnya dan dibawa masuk kedalam. Beserta secarik kertas tersebut.

"Kasus ini akan segera terselesaikan Kiren..." Ujar Raegun sambil tersenyum.


***

Raegun kembali duduk dihalte dan seperti biasa menunggu bis datang.

"Kak..."

Raegun menoleh, dan tersenyum sedih saat melihat sosok bocah lelaki kecil yang tengah menduduki seorang lelaki tua.

"Turun ..." Bisik Raegun. Karena ia melihat kalau lelaki tua itu berkeringat dingin dan juga merasa berat.

Bocah lelaki itu pun turun dan tertawa senang. Raegun hanya menggeleng-geleng dan dia menyuruh sosok itu untuk berdekatan dengannya.

"Aku akan menenangkan arwahmu..." Bisiknya ditelinga pucat bocah itu.

"Apa Kakak serius?" Wajah pucat tidak percaya anak itu pun membuat Raegun tersenyum sambil mengangguk.

"Tenang saja. Kau pasti juga ingin tenang seperti yang lain kan?" Karena suara Raegun yang masih bisa terdengar, membuat orang yang berada disampingnya menggeser duduk sedikit karena takut.

"Terimakasih Kak..." Sosok itu pun memeluk badan Raegun.

"Aku janji kalau aku akan datang kesini lagi seperti biasa."

Sosok anak ini pun mengerutkan alisnya sambil berpikir.

"Apa kakak telah banyak membantu kami?"

Raegun hanya menanggapinya dengan tersenyum.

"Baiklah ... Siapa namamu bocah?"

"Panggil aku Natsu!" Ujarnya dengan girang.

Lalu bis yang biasa Raegun tumpangi pun berhenti didepannya.

"Sampai jumpa ..."

Raegun pun menaiki bis itu dan seperti biasa duduk dibelakang sambil melambaikan tangannya ke arah Natsu yang tengah menyengir polos.

Help ✖ Guanlin [ ✔ ]Where stories live. Discover now