Part 1 - Kecemasan Ron

2.1K 161 10
                                    

Hi, semua!!!!!

Lagi pengen balik lagi, nih. Lagi agak empet pegang skripsi, nih, hehehe.. :)

Setelah membaca review kalian semua para pembaca yang keceh-keceh (di fic Outside), untuk fic selanjutnya yang bakal aku repost adalah Home?, berhubung sempat beberapa kali dapat request fic soal Ron-Hermione. Nah, ini nih buat kalian! Tapi yang masih cinta banget sama Hinny, fic ini juga gak bakal jauh sama couple ini dan para bocahnya

Bagi yang sudah sempat membaca di FFN, nggak masalah ya untuk baca lagi. Dan bagi yang belum, selamat menikmati

Oh, ya. 

Satu lagi nih. Seperti yang sempat aku bilang, kemungkinan fic yang aku re-post bakal ada extra partnya. Hayoo.. siapa mau? Tapi, aku mau lihat dulu bagaimana respon kalian soal fic ini.

Langsung saja, ya!

Happy reading!

=======================================

"Kau selalu membuatku tak punya rumah, Harry?"

Ron menyeruput kopi hangatnya malas. Tumpukan file penyerangan terbarunya sudah menanti. Harry mengantarkannya langsung pada Ron sore ini sebelum mereka kembali pulang. Hanya beberapa Auror saja yang masih tampak mondar-mandir di ruang pegawai. Kebanyakan Auror baru. Sementara sisanya bergantian untuk pulang.

Harry sekali dua kali mengangguk membalas sapaan para anak buahnya ramah.

"Hati-hati, ya! Salam untuk keluargamu, Jordan," kata Harry.

Berbeda dengan Harry, kali ini Ron tampak tidak begitu bersemangat. Bahkan Harry sudah jauh mengamatinya sejak pagi tadi. "Hey, jangan mengeluh, Mr. Weasley. Kita harus profesional. Tidak lama, hanya dua hari." Bujuk Harry.

Harry ikut menikmati kopi pesanannya di meja kerja Ron. Terlalu lama sibuk di ruangannya, sering membuat Harry kurang nyaman untuk tidak berinteraksi. Ia selalu saja menyempatkan keluar ruangan setelah semua pekerjaannya usai. Lantas memilih bergabung bersama Auror-Auror lain di ruang pegawai. Itulah sebabnya, banyak anggota Auror lain yang sangat ramah dengan Harry. Bukan hanya sekedar sebagai bawahan yang menghormati atasnya, mereka memperlakukan Harry selayaknya sebagai sahabat. Meskipun masih dalam batas profesionalisme dalam bekerja.

Jika merujuk pada Ron, jangan tanya bagaimana sikap sopannya pada Harry. Ron tetap melihat Harry sebagai sahabat atau pun adik iparnya. Ia tetap merasa yang lebih tua dan patut dihormati oleh Harry. Bukan sebaliknya.

Toh, Ron hanya mencoba bersikap serius dan menghormati Harry jika dalam situasi mengharusnya bersikap demikian. Seperti ketika pertemuan resmi atau pun tidak sengaja bertemu dengan pimpinan departemen lain misalnya. Harry memaklumi dan menerima saja kelakuan sang kakak ipar. Tidak sebentar ia mengenal pria berambut merah itu.

"Ada apa, sih?" tanya Harry sambil membenarkan posisi kacamatanya.

"Hugo." Kata Ron singkat.

Dua Auror wanita berpamitan pulang sambil melemparkan salam hangatnya pada Harry dan Ron bergantian. Kini tinggal mereka berdua di ruangan itu. "Loh, ada apa dengan Hugo? Dia sakit?"

"Entahlah. Aku belum jelas juga. Hanya saja, aku merasa Hugo tidak sakit. Hermione saja yang membuatku khawatir sampai seperti ini." Ujar Ron kembali meminum kopinya.

Home? (Romione - HP Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang