Chapter 7

772 67 2
                                    

Hai, everyone!
Kita lanjut yukkkk 😁

Happy reading!

____________

Hermione membuka matanya pelan. Cahaya matahari sedikit memaksa masuk dari celah jendela kamarnya. Ia tersenyum hangat. Wajah manisnya bersemu merah efek dari badannya yang menghangat setiap baru bangun dari tidur. Langit-langit tempatnya tidur kembali berbeda. Jauh dari malam sebelumnya, langit-langit kamar tempatnya tidur berwarna biru muda. Rumahnya yang lama. Hari selanjutnya, langit-langit di atas kepalanya berganti. Warna hijau pastel dengan aksen ukiran cantik di bagian sudutnya. Dua kamar di rumah Harry. Namun sekarang, langit-langit kamar tempatnya tidur kembali berbeda. Putih, dengan ukiran berbentuk bunga-bunga berlekuk di sekeliling pembatas tembok dan area lampu gantung. Hermione tersenyum puas. Karena ia kembali di rumah.

Rumah barunya.

"Morning, hon!"

Hermione kaget mendapati sisi ranjangnya telah kosong. Ron tak ada di ranjang. Tidak seperti biasanya Ron bangun lebih dulu dariku. Ujarnya lirih. Masih pukul lima, batinnya. Hermione mulai khawatir jika terjadi sesuatu dengan Ron.

Belum terbiasa dengan suasana rumahnya, Hermione memilih untuk melihat sekeliling lantai dua secara pelan-pelan. Takut mengusik Rose maupun Hugo yang masih tertidur. Ia belum tahu benar apakah dinding-dinding rumahnya itu cukup kedap untuk meredam suara langkah kaki atau pun kebisingan di sekitar sana.

Di tangga menuju ruang tamu, Hermione sejenak berpikir. Apa Ron ada di bawah? batinnya. Melangkah turun, Hermione mendengar suara-suara ribut di bagian dapur. Suara berat pintu lemari pendingin tertutup membuatnya sadar jika Ron sedang mencari sesuatu di dapur barunya.

"Lapar?"

Ron menoleh pada arah Hermione. Ia tersenyum kecil menunjukkan satu cup kecil berisi yogurt dingin. "Hanya mencari pengganjal perut. Tiba-tiba lapar," kata Ron diikuti sesendok yogurt yang masuk ke mulutnya.

"Kau sendiri yang semalam makan sedikit. Kau juga tak mengambil cemilan seperti biasanya," kata Hermione. Ron mulai menyendokkan yogurt keduanya ke dalam mulut. Hermione berdecap tergoda.

Ron tertawa coba mengalihkan perhatian penjelasan Hermione. Ia menyuapkan kembali yogurtnya, tanpa menghiraukan ekspresi Hermione yang tergiur dengan aroma strowberry yogurt miliknya. "Bisa tidak, sih, kau bersikap romantis pada istrimu sendiri?" pekik Hermione tak tahan.

"Hah? Romantis?" Ron memperhatikan penampilannya. Memakai piama dan sandal kamar berbulu warna biru tua. Tidak begitu pantas dipakai oleh laki-laki, apalagi yang sudah dewasa dengan istri dan dua anak sepertinya. Serta suasana yang remang-remang karena lampu dapur hanya menyala redup. Dengan seperti ini?

Ron menggeleng tak paham sampai akhirnya Hermione sendiri menunjuk cup yogurtnya yang habis. "Ups, kau mau? Kenapa tak bilang. Kalau sudah habis, bagaimana?"

"Kau tak asik," Hermione berpaling melihat ruang tamu yang masih tampak lenggang. Hanya beberapa barang yang  sudah terpasang di sana, seperti satu set sofa yang masih utuh diselamatkan ketika ledakan itu meluluhlantakkan rumah lamanya.

"Kita harus mengatur perabotan baru kita, Ron. Kita bisa beli piano baru seperti milikku dulu dan diletakkan di sana, jangan di dekat pintu masuk. Lalu kita butuh lemari kaca, sekitar.. em, dua atau tiga lemari untuk meletakkan beberapa barang di lemari kita yang lama yang masih utuh. Gelas-gelas kaca, keramik yang masih utuh harus dimasukkan dalam lema.."

Home? (Romione - HP Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang