Sendiri?

33 1 1
                                    

Kadang aku bingung pada diriku sendiri, kenapa mudah sekali aku tertawa, tetapi mudah sekali juga aku untuk menangis. Aku berdiri di depan rak buku di sebuah toko buku, sendiran. Kadang aku suka sendiri, tapi kadang akupun benci merasa sendiri. Aku melihat deretan novel yang berada di depanku, tak ada yang menarik. ucapku dalam hati. Novel adalah hidupku, kadang jika aku merasa jenuh dengan dunia dan hidup ini, aku membaca novel. Karena di saat aku membaca novel, aku merasakan seperti aku memiliki cerita hidup yang berbeda. Sebenernya, aku kesini bukan untuk membeli novel, tapi untuk me time.  Ya, me time kadang merupakan kedok untuk diriku. Kadang aku merasa tidak ada orang yang bisa mengerti aku. Akhirnya untuk melampiaskannya, aku pergi sendirian, entah kemana kaki ini melangkah, yang penting aku bisa meluapkan emosiku. Entah aku berjalan dan tiba- tiba  air mataku terjatuh dengan sendirinya, atau berjalan sambil melamun. Disaat seperti ini aku suka sendiri. Tak lama kemudian, tiba tiba saja handphoneku di dalam tas berbunyi. Satu pesan dari seseorang.

"Nad, udah pulang?" 

Tiba-tiba saja hatiku merasa senang, jelas saja, pesan tersebut dari Zidan, pacarku.

"ini mau pulang zi" balasku secepat mungkin.

Akupun berjalan keluar dari toko buku, tiba-tiba saja aku merasa ada yang memanggil. Aku pun mengarahkan kepalaku ke arah sumber suara tersebut. Ya benar saja,itu suara Via. Tapi, Via ga sendiri, seperti biasa dia ditemani Randy, keduanya merupakan sahabatku disekolah.

"Nad, ngapain lo? sendirian?" tanya Via kepadaku.

Jujur saja, di saat seperti ini aku malas bertemu dengan siapun. termaksud sahabatku sendiri. Karena disaat seperti ini aku tidak ingin ditemui oleh siapapun termaksud Zidan sekalipun.

"biasa, me time" jawabku berusaha seramah mungkin.

"sendirian mulu lo kaya jomblo" sambung Randy.

"tau, emang Zidan kemana?" lanjut Via.

Sebenarnya aku sendiri tidak tau Zidan kemana. Cuma, sangat tidak mungkin aku mengatakan hal tersebut kepada Via dan Randy.

"ada, cuma gue emang lagi pengen me time aja jadinya ngga ngajak dia" tanpa ingin berlama lama bertemu dengan mereka akhirnya aku pamit duluan "eh gue duluan ya, gojek gue udah dateng".

"sip, hati hati lo vi" ucap Via.

Via merupakan sahabat terdekatku, Randi pun begitu. Aku kenal mereka sejak aku masih kelas satu SMP. Via merupakan sahabatku yang cantik, baik, lucu, dari dulu sampe sekarang, banyak banget cowok yang berusaha deketin Via, tapi sejak satu tahun yang lalu, mereka semua patah hati, karena Via sudah menemukan pilihan hatinya yaitu Randy. Randy juga sahabatku dari aku SMP, aku kenal dia dari eskul basket. Aku bilang, Randy dan Via itu cocok, Randy anaknya seru, kalo untuk muka sih ya lumayan, manis, orangnya kocak, pokoknya aku ngefans sama mereka berdua deh pokoknya.

lalu, bagaimana dengan aku dan Zidan?

.....

"kamu tadi dari PIM ?"

PIM ( Pondok Indah Mall) adalah mall yang aku kunjungi barusan.

"iya"

"sendiri?"

"iya"

"kok ga ngajak aku?"

"emang kalo aku ajak, kamu mau?"

"ngga sih"

Itu adalah percakapan aku dan Zidan malam ini via LINE, aku memang tidak bilang akan ke PIM,aku hanya bilang kalo aku ada ingin beli titipan Ibu.sepulang sekolah aku mengatakan itu pada Zidan, Zidanpun baru membalas chatku ketika aku di toko buku tersebut. Dan pertanyaannya pun bukan seperti pacar pada umumnya, dia hanya menanyakan apakah aku sudah pulang atau belumkarena aku tau, kemanapun aku pergi Zidan tidak akan peduli. 

..............................................................................................................................................................

Arah yang salahWhere stories live. Discover now