01 'Layangan Senja

228 135 241
                                    

Senja temani aku dikala dia sedang tidak bersamaku. Akan kubuat rindu menjadi masa lalu.

-❤-


Senja adalah waktu yang pas untuk bermain di luar rumah. Apalagi jika bergabung dengan banyak teman- teman rumah yang pastinya sangat asik untuk diajak bermain layangan. Waktu yang pas untuk menghabis-
kan liburan yang tinggal sehari lagi.

"Minggir! gue duluan yang liat!" ucap seorang gadis perempuan berusia 16 tahun tersebut.

Rambutnya yang dikuncir kuda dibiarkan bergoyang-goyang mengikuti hembusan angin sore.

Ya dia sedang berlari, lebih tepatnya mengejar layangan.

"Enak aja, ini punya Ipon, kan Ipon yang nangkep duluan blwe!" saut anak laki-laki kecil berusia sekitar 6 tahun yang sedang memegang erat layangan sambil mengeluarkan lidahnya bermaksud meledek gadis tersebut.

"Ngga nggah... inih... punya gueh... kan tadih... gueh... yang ngasih tau kalo ada layangan putus," ucap gadis itu tidak terima sambil ngos-ngosan karena lelah berlari.

"Tapi kan ini Ipon yang nangkep duluan, iya kan teman-teman?" tanya bocah kecil itu kepada 4 temannya.

Gadis itupun langsung melotot untuk memberikan kode pada keempat teman-temannya yang ditanyai anak kecil bernama ipon tersebut.

Keempat teman yang dipelototinya pun langsung takut dan mengerti apa yang dimaksud gadis tersebut.

"Udah kasih aja Pon, kan tadi kakaknya duluan yang liat." bela temannya yang bernama Ridho sambil memegang pundak Ipon.

"Iya Pon, nanti kita dapetin lagi kalo ada layangan yang putus lagi." saut Hisyam, anak laki laki seumuran Ipon yang memiliki hidung mancung seperti keturunan orang Arab.

"Iya Pon, kasih aja," ucap dua teman lainnya yang bernama Aji dan Ari. Mereka merupakan anak kembar yang memiliki lesung pipit yang manis.

Ipon pun langsung cemberut dan menahan tangisnya. Dia kesal karena teman-temannya malah membela gadis yang umurnya cukup jauh tersebut.

"Kok kalian malah belain kakak sih? Kan Ipon duluan yang dapetin layangannya nanti Ipon bilangin mama nih!" katanya sambil memanyunkan bibirnya.

"Eh, jangan ngadu dong. Bu Marwah kan kalo udah marah kayak emak-emak mau lahiran. Suaranya udah mirip tanjidor ih," Ucap gadis tersebut sambil mengeratkan kuncirannya yang sudah kendor.

Marwah adalah ibunya Ipon yang merupakan orang asli batak. Kalian pasti tau jika orang batak sedang bicara saja seperti sedang marah-marah apalagi jika marah beneran? Bisa lepas telinga orang-orang disekitarnya.

"Yaudah nih, bawa pulang layangannya,"

"Tapi jangan ngadu ya, awas aja." lanjut gadis itu tidak tega kepada anak kecil yang menahan tangisnya tersebut.

"Yes! makasih kak! nanti Ipon kasih tau mama deh biar kakak dikasih es krim gratis," kata anak kecil tersebut dengan nada riangnya dan menunjukkan dua jarinya.

Gadis itupun hanya terkekeh kecil melihat tingkah teman-teman kecilnya ini yang menggemaskan.

"Iya iya. Eh udah mau magrib nih, pada pulang sana, nanti diculik wewe gombel lho kalo pulang magrib-magrib," katanya sambil menakut-nakuti teman-teman kecilnya.

HOCH - the tall couplesOù les histoires vivent. Découvrez maintenant