05 'Obat Mujarab

94 81 38
                                    

Jika kau bertemu dengan waktu, ceritakan padanya bagaimana cara kejamnya memisahkan kita.
-Nazilla Aubrey Radinka

Jangan salahkan waktu, telah selesai masa dimana aku meninggalkanmu bersandarlah dibalik tengkuk ini agar aku bisa mengobati rindu.
-Arzeno Fasha William

●●●

Flashback on

Seorang gadis kecil nan cantik berumur sekitar enam tahun sedang bermain ayunan sendirian ditaman dekat komplek perumahannya.

DORRR!!!

Teriak seorang anak laki-laki berusia satu tahun diatas umur gadis tersebut dengan sedikit mendorongnya.

"AKH!" teriak gadis kecil itu sambil terjatuh membuat dressnya sedikit kotor terkena tanah.

"Eno! Ngapain sih jadi kotor nih baju Ila!" sambung gadis kecil itu yang tak lain adalah Zilla.

"Hehe maaf deh Eno kan cuma mau ngagetin Ila doang." jawab anak laki-laki itu tanpa merasa berdosa. Ia adalah sahabat kecil yang sangat dekat dengan Zilla yaitu Zeno.

"Eno nakal!" ujar Zilla kecil sambil memajukan bibirnya.

"Kan Eno udah minta maaf. Senyum dong, nanti Eno beliin dua es krim deh," bujuk Zeno menunjukkan angka dua menggunakan jarinya.

Zilla yang mendengar kata es krim langsung tersenyum senang. "Beneran nih?"

"Iya, nanti Eno beliin dua es krim tapi yang satu buat Eno ya," tawar Zeno yang membuat Zilla mengerucutkan bibirnya kembali.

"Ih Eno curang, katanya mau beliin dua es krim buat Ila," kesal Zilla.

"Kata mama, kita ngga boleh makan es krim banyak-banyak nanti kita ompong lho. Emang Ila mau ngga punya gigi?" tawar Zeno yang membuat Zilla menggelengkan kepalanya.

"Ngga mau ah nanti Ila ngga cantik lagi deh." jawab Zilla yang mengakhiri kekesalannya dengan senyuman.

Zeno langsung mengulurkan tangannya mengajak Zilla pulang. "Gitu dong, pulang yuk udah sore nih nanti mama nyariin."

Zilla membalas uluran tangan Zeno dan langsung bergegas pulang.

"Rumah Eno dimana sih? Kok Ila ngga pernah main kerumah Eno?" tanya Zilla dengan nada polosnya.

Zeno langsung menoleh kearah Zilla. "Rumah Eno kan jauh nanti aja kapan-kapan ajak mama Ila juga buat main kerumah Eno." jujur Zeno yang memang tidak ingin membuat gadis ini kelelahan karena rumahnya yang memang cukup jauh dari tempat biasa mereka bermain.

"Oke deh!" ujar Zilla sambil mengayun-ayunkan tangan mereka.

"Ila mau janji ngga sama Eno?" tanya Zeno menatap Zilla hangat.

"Janji apa?" tanya balik Zilla sambil tersenyum hangat.

"Janji ya Ila ngga bakal ninggalin Eno karena kita sahabat hidup selamanya," ucap Zeno yang membuat Zilla melepaskan genggamannya.

"Eno juga harus janji ya tetep jadi sahabat hidup Ila selama-lamanya," ucap Zilla menautkan jari kelingking mereka.

Tidak terasa mereka pun telah tiba dirumah Zilla. Zeno langsung berpamitan pada Fani--ibunya Zilla dan bergegas pulang.


Jakarta, 20 Desember 2008.

"ENO BERHENTI! TUNGGUIN ILA! ENO JANGAN PERGI!" teriak Zilla berlari mengejar mobil ayahnya Zeno yang melewatinya ketika ia sedang duduk dibawah pohon rindang.

HOCH - the tall couplesWhere stories live. Discover now