Chapter K

4.1K 934 28
                                    

Ryujin udah waspada aja dari tadi, takutnya Jeongin dan Jaehwan tiba-tiba muncul ngagetin lagi.

Sekarang seluruh peserta camping lagi disuruh buat makan malam sebelum mereka melakukan api unggun dan jurit malam. Eh acara jurit malam dulu baru api unggun.

Sambil menghangatkan badan di depan tenda, Ryujin diam memperhatikan anak-anak OSIS yang sibuk kesana kemari ngurus acara. Ada Hyunjin juga keliatan sibuk ngomong di walkie-talkie nya. Sesekali dia nengok ke tenda, temen-temennya lagi asyik ngemil sambil main ponsel.

Ryujin udah kenyang banget jadi ga mood buat ngemil. Matanya juga udah pusing kecapean jadi kalau main hp nanti makin pusing. Jadi ya udah, dia cuman merhatiin keadaan sekitar aja.

Samar-samar Ryujin melihat Jeongin lagi berjalan ke arah Hyunjin, tangannya menggapai, sebelahnya Jaehwan berbisik pelan, lalu Jeongin kembali menurunkan tangannya. Ryujin yang melihatnya hanya dapat menghela nafas panjang.

Kalau boleh jujur, Ryujin sangat kasihan pada Jeongin. Sumpah. Ryujin ingin bantu, tapi hanya setengah hati. Karena membantu Jeongin sama saja seperti membuka kembali kenangannya.

Ryujin memincingkan matanya saat Jeongin dan Jaehwan pergi. Bukan menghampirinya, tapi malah pergi ke arah hutan. Ryujin sontak berdiri,

Mereka mau kemana?

Ryujin penasaran. Tapi sebelum kakinya melangkah, suara pengumuman berhasil menahannya.

"Kepada seluruh peserta diharapkan agar segera berbaris di lapang apel sekarang!"

"Udah mau mulai aja?" Somi duluan keluar dari tenda dan diikuti yang lain. Ryujin mengangguk pelan, matanya masih memperhatikan Jeongin dan Jaehwan yang sebenarnya sudah tidak terlihat lagi.

"Ya udah ayo buruan kesana, daripada ntar di marahin." Ajak Lami sambil mengeratkan jaketnya. Udara malam ini memang dingin.

Jadi teknis jurit malam kali ini, setiap tenda akan pergi ke dalam hutan, mengikuti jalur yang sudah ditentukan, nanti setiap berapa meter akan ada pos dan mereka harus melakukan misi disana. Katanya kalau mereka bisa menyelesaikan misi dengan cepat, 15 menit juga bakal selesai.

Itu kalau dijalan lancar, ga ada yang nangis atau ngerengek dulu di tengah jalan. Itu katanya.

Beruntung kelompok Ryujin kebagian masuk ke hutan awal-awal, soalnya terakhir nanti masuknya bisa-bisa tengah malem. Hih! Amit-amit.

Jam menunjuka pukul setengah delapan malam, Ryujin tadi liat hape Somi.

Dari tadi tangan Ryujin ga berhenti di pegang Somi erat, memang dibandingkan Kyla, Somi lah yang paling penakut. Bukan berati Kyla berani, ya agak sepercik lebih berani.

Ryujin sih biasa aja. Toh belum masuk ke hutan aja udah banyak makhluk tak kasat mata yang dia liat. Lumayan seram. Tapi kalau mau mereka ga ganggu, ya udah jangan cari ribut.

"Habis ini kalian ya," kata Jeno ke Ryujin dan kawan-kawan. Oke ga ada waktu buat Somi mengagumi Jeno, dia udah mental breakdown banget.

"Udah .. ada gue, tenang aja." Kata Ryujin berusaha membuat teman-temannya temang. Herin dan Lami cuman mengangguk, mereka berdua memang kayaknya ga setakut Somi.

Setelah lima menit menunggu di depan pintu masuk hutan, panitia yang ada disana mengangguk ke arah Ryujin. "Kalau ada yang ga beres, balik lagi kesini atau balik ke pos terdekat. Jangan coba-coba keluar jalur ya."

"Iya Kak." Jawab Ryujin.

"Trus perhatiin anggota kalian, berangkat 5 pulang harus 5 lagi jangan berkurang atau malah jadi lebih."

Peek a boo ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang