1. UTANG

633 23 0
                                    

Suatu malam pintu rumahku diketuk seorang tetangga, ibu dari tiga anak. Dengan wajah sedih ia mengatakan maksud kedatangannya ingin meminjam uang untuk membayar cicilan rumahnya bulan ini yang sudah lewat jatuh tempo. Aku yang merasa iba, dan kebetulan suamiku juga baru gajian, akhirnya bersedia meminjamkannya. Ibu itu pun berjanji akan datang lagi ke rumahku dua minggu mendatang untuk melunasinya.

Dua minggu pun berlalu, aku mengunjungi rumahnya hendak menagih sekaligus bersilaturrahim. Namun, si ibu mengatakan bahwa suaminya belum gajian. Akhirnya aku pun pulang ke rumah.

Sebulan telah berlalu, namun si ibu belum juga mendatangiku untuk melunasi utangnya. Aku pun kembali bersilaturrahim ke rumahnya. Namun, lagi-lagi si ibu mengatakan bahwa suaminya belum gajian.

Akhirnya aku mencoba kembali bersabar menunggunya. Hari demi hari berlalu, entah kenapa kami sering sekali kebetulan bertemu. Mungkin karena dia mempunyai kewajiban padaku, pikirku.

Setelah lama berpikir dan berdiskusi dengan suamiku, akhirnya kami memutuskan untuk mengikhlaskan uang itu, karena kupikir mungkin ibu itu tidak bisa melunasinya. Aku teringat rumah kecilnya dan ketiga anaknya. 

Tak berapa lama semenjak kejadian itu, tiba-tiba mamaku memberikan sebuah ponsel seharga tiga kali lipat dari uang yang kulepaskan itu. Alhamdulillah, rezeki datangnya dari Allah dan dari arah yang tak terduga. 

KUMPULAN CERITA PENDEKWhere stories live. Discover now