Telinga

5.7K 570 27
                                    

Story by Harasu.
Sotus belongs to Bittersweet.

Warning inside.

-..........................-

Ada satu  fakta tersembunyi tentang Arthit yang hanya diketahui oleh Kongpob.
Sebenarnya ia sangat bangga. Dan kadang sulit untuk dirinya menahan diri.
Telinga Arthit sangat sensitif.
Wajah pemuda manis itu seketika langsung merona jika sedikit saja Kongpob menyentuhnya. Tak lupa sebuah pukulan manja Kongpob dapatkan setelah nya.

Ketika mereka berdua pertama kali melakukan itu, Kongpob tak henti-henti nya menggoda sepasang telinga Arthit. Dengan lidah atau gigi sama saja.
Reaksi Arthit? Ia seperti kesetanan. Belum apa-apa ia sudah datang berulang kali.

Arthit akui ia lemah sekali jika telinganya disentuh. Kalau dia sendiri yang menyentuh sih tak ada reaksi apa-apa. Lain hal jika orang lain yang menyentuh. Ia merasa telinganya dianugerahi kepekaan yang lebih besar ketimbang telinga orang lain.

Dan Kongpob selalu menjadi sumber kekesalan nya tiap kali pemuda tampan itu iseng pegang-pegang telinga berharganya.

Arthit merasa tadi ia bertemu segerombolan Transformers. Obrolan nya dengan Optimus Prime mendadak kabur, samar ia rasakan geli pada telinganya.

"Bangun P'Arthit."
Setelah suara itu sebuah hembusan nafas hangat kembali mampir ditelinganya. Dengan cepat ia membuka mata.

" Ugh. Hentikan"
Kongpob tersenyum. Akhirnya si tukang tidur Arthit bangun juga. Kadang Kongpob merasa butuh tenaga ekstra untuknya membangunkan Arthit dipagi hari.

"Selamat pagi"

"Uh. Kongpob! Ini hari minggu. Kenapa kau bangunkan aku sepagi ini"
Ujar Arthit dengan suara seraknya. Ia masih enggan bangun. Hanya merubah posisi dari miring menjadi terlentang.

" Sudah 1 bulan kita tak punya waktu bersama. Bagaimana kalau kencan, hm?"
Kongpob ikut berbaring menghadap kekasihnya. Jujur ia rindu waktu-waktu bebas seperti dulu. Dimana ia biasa jalan-jalan dengan Arthit diakhir pekan.

" Aku mau tidur saja"
Begitulah jawaban Arthit yang memilih menarik selimut dan menutup mata lagi.
Belum semenit ia tidur, ia merasakan beban berat pada tubuhnya.

" Apa yang kau lakukan!?"
Arthit terkejut mendapati Kongpob berada diatasnya. Ia tersadar, juniornya itu mengurungnya sehingga ia sulit bergerak.
Hei. Ini masih pagi.
Begitulah kira-kira perasaan Arthit saat ini.

" Ya sudah. Kita kencan disini saja P' "
Bisik Kongpob pelan. Dan sedetik kemudian tangan Kongpob malah mampir ditelinganya.

"K-Kongpob!"
Rasa kantuk Arthit rasanya sirna begitu saja saat usapan lembut jari Kongpob terasa di telinganya. Tidak tanggung-tanggung pada dua telinga nya! Bayangkanlah apa yang Arthit rasakan pada saat ini.

Kongpob menyeringai puas. Telinga Arthit baginya adalah kunci untuknya.
Lihat saja, siapa yang tahan melihat makhluk manis yang memerah sedang menggigit bibir menahan geli.
Padahal hanya diusap-usap saja, tapi reaksi Arthit sudah semenarik ini. Bagaimana jika lidah dan beberapa gigitan yang bermain?
Tidak! Jangan dulu Kong!

" hhh.. Hentikan "
Nafas Arthit mulai memburu. Ia berusaha lepas dari kurungan Kongpob tapi rasanya ia tak bertenaga. Usapan jari Kongpob pada telinganya seperti menghisap habis seluruh tenaga yang ia punya.

Kongpob malah gemas sekali melihatnya bukan nya kasihan.
Wajah memerah P'Arthit kadang bisa membuat seluruh dunianya teralihkan begitu saja. Apa lagi sekarang, menggodanya sedikit lagi seperti nya tak apa.

" Jangan menggigit bibirmu P' "
Ujar Kongpob masih meneruskan kegiatan nya.
Arthit kadang sangat gengsi. Ia lebih memilih meredam kuat-kuat suaranya dengan cara menggigit bibir. Kongpob tak suka. Seperti saat ini, beberapa kecupan jatuh di bibir Arthit.

" Baik! Ngh-- hentikan! Ugh. Kongpob! Ayo kita Aaah-- kencan"
Kongpob tersenyum mendengar tanda menyerah dari Arthit. Ia hentikan penyiksaan kecil nya pada Arthit.
Ia tatap dengan seksama bagaimana Arthit yang masih memerah berusaha mengatur nafasnya.
Ia bangkit dari atas tubuh kekasihnya itu.

Plak

Sebuah pukulan sempurna mampir dikepala Kongpob. Lumayan sakit. Tapi sama sekali tak menyurutkan rasa senangnya dipagi ini.

"Sialan kau! Idiot! Sudah kubilang jangan sentuh telingaku! Brengsek! "
Dan beberapa pukulan Arthit berikan untuk Kongpob.
Kadang Kongpob bisa gila, dipukuli seperti ini malah membuatnya tertawa.
Apalagi telinga Arthit masih berwana merah.

" Au. Maaf P'. Aku tidak sengaja"

" Sialan! Tidak sengaja apanya!? Aku akan mencekikmu jika berani menyentuh telingaku lagi"
Kongpob hanya bisa pasrah saat bantal putih menghujam tubuh nya berkali-kali.

" Hei, Tunggu dulu!"
Kongpob mendadak menyadari sesuatu.

" Apa!?"

" Lalu, tindik ditelingamu itu bagaimana? Apa P'Arthit juga mendesah seksi saat membuatnya?"
Sebuah pukulan mendarat lagi dikepala Kongpob.

"Berisik! Aku mau mandi"
Arthit bergegas bangkit saat Kongpob sibuk tertawa sambil mengelus kepalanya.

Yah setidaknya hari ini ia bisa menghabiskan akhir pekan bersama P'Arthit. Walau sedikit memaksa.
Ia tak bisa janji untuk urusan tidak menyentuh telinga. Bagaimana bisa Kongpob berhenti, jika ia bisa membuat Arthit bersuara sedemikian seksi dengan cara yang mudah.

You're such a devil, Kong.







-...............-

Makasih sudah membaca 🙇😂
Saya punya temen yg kuping nya kalo dipegang dikit langsung merah. Dan si Arthit a.k.a Krist juga gitu kan?
Jadi nya malah lucu. 😱😱
Ada yang tahu drama baru KitSing?
Kalo saya gregetan sama drama nya Kit 😱😱
Vomment.

Sotus Oneshoot (KongpobxArthit)Where stories live. Discover now