(i)
Kata Pengantar Penerbit:
KEGELISAHAN GOL A GONG
(ii)
RUMAH KITA – Sekapur Sirih
I.
TUHAN
1. Tembang Lembang –
2. Katak dan Hujan –
3. Yasinan di Kota Baru –
4. Suara Haru Orang Mengaji –
5. Waktu –
6. Senja di Menado –
7. Teluk Kendari –
8. Kota Kenangan –
9. Semua Diselesaikan Tuhan –
10. Ketika Tuhan Memutuskan Lain –
11. Kau Datang Bersama Hujan –
12. Menyerupai Sesuatu –
***
(i)
Pengantar Penerbit :
PENDOKUMENTASIAN KEGELISAHAN GOL A GONG
Gol A Gong termasuk produktif menulis, baik essay, prosa (cerpen dan novel) dan puisi. Itu semacam pendokumentasian kegelisahannya tentang fenomena sosial-budaya-politik Indonesia, khususnya Banten.
Dia tahu puisi-puisinya tidak akan mengubah Banten dalam sekejap. Tapi dia yakin, ini akan terus abadi dalam pikiran pembaca. Puisi-puisinya akan bergerak perlahan melawan ketidakadilan. Suatu waktu, perubahan di Banten ke arah yang lebih baik pasti akan terjadi, yaitu terbebas dari gurita korupsi dan dinasti.
Siapa pun boleh berupaya mengubah kampungnya menjadi lebih baik, tentu dengan caranya masing-masing. Ubahlah dirimu, sebelum lingkunganmu. Kemudian ubahlah lingkunganmu, sebelum ke yang lebih besar lagi. Ini adalah langkah kecil sebelum mengubah dunia.
Seperti John F. Kenndy pernah bilang, "Jika politik kotor, puisilah yang membersihkannya." Ini memang seperti utopia. Tapi, kita akan memetik hasilnya. Suatu saat nanti.... (*)
Serang 17 April 2017
Penerbit
***
(ii)
RUMAH KITA
Sekapur Sirih Oleh Gol A Gong
Aku tabukan rumput di halaman belakang
di antara pohon lengkeng dan mangga
sudah tumbuhkah bunganya?
Aku ingin menaburkan sajak di jalan setapak
menuju panggung kecil di sudut rumah
di seberang istana merpati yang tak pernah terkurung
karena aku dan kamu selalu ingin melayang jauh
melihat angkasa dan bintang-bintang
dari atap rumah kita
Aku akan ceritakan kelak
pada anak-anak tentang matahari, bulan, laut,
gunung, pelangi, sawah, bau embun, dan tanah.
YOU ARE READING
KUTANAM MATAHARI DI HALAMAN RUMAH KITA
PoetryKumpulan puisi Gol A Gong. Dia produktif menulis, baik essay, prosa (cerpen dan novel) dan puisi. Itu semacam pendokumentasian kegelisahannya tentang fenomena sosial-budaya-politik Indonesia, khususnya Banten. Dia tahu puisi-puisinya tidak akan men...