I Love When I Say Your Name

1K 54 17
                                    


Ra In melihat Jungkook dan teman-temannya berlari dikejar-kejar Joong Saem. Ada Jimin juga, Ra In jadi penasaran apa sebenarnya yang terjadi pada mereka. Namun baru saja ia akan mendekat tangannya dicekal lebih dahulu oleh Min Rae.

"Kenapa?" tanya Ra In.

"Kau tidak ingin ikut berlari dengan mereka, kan?" alis Min Rae terangkat. Gadis itu yakin Ra In pasti penasaran dengan apa yang terjadi pada Jungkook. Namun lebih tepat mengarah pada rasa khawatir.

Ra In tahu apa yang terjadi. Jungkook memang seperti itu. Suka bikin masalah di sekolah. Jika tidak mengganggu murid lain pasti mencoba bolos. Dan itu selalu Jungkook lakukan bersama teman-temannya.

"Jungkook..." Ra In berteriak mencoba memanggil Jungkook. Meskipun dirinya sendiri yakin lelaki itu tidak akan mendengarnya. Sudah berulang kali Ra In pernah menasihatinya, namun itu semua hanya Jungkook anggap seperti angin lalu.

"Dia tidak akan mendengarmu. Sudah ayo kita ke kelas." Min Rae menarik lengan Ra In dan merekapun berjalan menuju kelas.






...








Joong Saem kehilangan jejak ketujuh muridnya. Ia mengitari halaman belakang sekolah, namun tidak menemukannya.

"Hahaha....Biarpun ketahuan, tapi kita tetap tidak bisa tertangkap." ujar Rapmon dengan nafas tersengal-sengal akibat berlari.

"Ke mana kita sekarang?" tanya Suga yang sedang mengikat tali sepatunya.

Taehyung berdiri dan menghampiri pintu. Ia mencoba melihat keadaan di luar sana.

"Aman Coy." sahut Taehyung.

Mereka saling lirik hingga akhirnya berdiri bersamaan dan keluar dari gudang sekolah.

Mereka berjalan dipimpin oleh Rapmon di depan dan Jimin di belakang. Langkah mereka dibuat sepelan mungkin, mengendap-endap seperti pencuri.

"Kena kalian!" suara Joong Saem membuat ketujuh laki-laki itu terlonjak. Dengan cekatan guru BK Korean High School itu menggamit tangan salah satu muridnya agar yang lain tidak bisa pergi.

"Ah..Saem.." rengek Jin yang ditarik paksa oleh Joong Saem.

Sementara Jin dibawa, yang lain masih diam di tempat. Rapmon menepuk punggung Suga di sebelahnya. Kemudian mereka tertawa bersama-sama.

Konyol sekali.

"Yuk ah, kita jemput Jin." ujar Rapmon sembari melangkah pergi dan diikuti kelima temannya.

Saat Jimin sedang menyusul teman-temannya, tiba-tiba saja dadanya sakit. Jantungnya bermasalah lagi. Bukankah penyakit itu ada di hatinya, kenapa Jantungnya ikut merasakan sakit?

Jimin berhenti berjalan dan menekan-nekan dadanya. Ia tidak bisa lanjut berjalan bersama yang lain. Ia juga tidak ingin ketahuan oleh mereka.

Jimin berbalik arah bersembunyi di balik pohon. Pandangannya masih tertuju pada teman-temannya. Syukurlah mereka tidak menyadari Jimin tertinggal.

Setetes darah tiba-tiba keluar dari hidung Jimin. Buru-buru Jimin mengambil sapu tangan dari saku celananya. Ia mengelapnya dan melihat darahnya yang begitu merah.

Seketika perasaan bersalah terhadap teman-temannya muncul dalam pikiran Jimin. Seharusnya ia dihukum dersama yang lain, bukannya malah bernegosiasi dengan penyakitnya.







...








Di toilet sekolah ramai oleh keenam murid yang sedang menjalani hukuman mereka. Karena mencoba bolos mereka disuruh membersihkan toilet sekolah. Para guru mulai bosan memberikan hukuman pada mereka. Karena bukannya jera, mereka malah makin melunjak.

Annyeong Jimin [Completed]Where stories live. Discover now