Mulai Mati

276 5 0
                                    

Tidak peduli siapa yang benar atau salah. Memperdebatkan hanya akan menumpuk masalah. Mati lah rasaku, hatiku, jiwaku, semua terbakar cuma-cuma.

Kehilangan rasa peduli, percaya, dan mungkin juga cinta. Seperti hidup tanpa sukma, hanya raga yang terlunta-lunta.

Ternyata benar apa yang aku bilang, kau bisa membuatku jatuh cinta waktu dulu, namun sekarang hanyalah angin yang lalu.

Malukah dirimu atas janjimu? Yang kau ucap tanpa ragu, meyakini sepenuh hatiku, hingga kau lupa, aku yakin akan hal itu.

Sepertinya kamu tidak mengerti soal dusta. Sepandai pandai nya dirimu berdusta, pasti akan berbalik juga. Waktu akan terus berjalan, mengembalikan. Tidak, aku tidak mengharapkannya. Tidak ada benci didalamnya. Perihal kecewa, aku sangat kecewa. Tidak apa, aku jatuh secara sukarela.

Rasanya akan tidak pantas menjadi seorang pendendam kepada orang yang pernah aku cintai terlalu dalam.

Aku mencintaimu, meski rasamu hanyalah cinta yang semu. Aku mencintaimu, meski rasamu sebenarnya tidak dengan sungguh. Aku mencintaimu, meski harus beribu kali jatuh. Kalian mungkin tidak melihat alasan untuk tetap mencintai, maka aku mencintaimu, tanpa beralasan.

Bandung, Oktober 2016

Senjaku PulangМесто, где живут истории. Откройте их для себя