KOPI TUBRUK

28 1 0
                                    

: kepada Bung Karno


Selalu setiap aku ke Surabaya

bertamu ke rumahmu di gang Paneleh

masih saja jas merah itu menggantung

ternyata kita sudah melupakanmu

di warung kopi di ujung gang rumahmu

ketika kuseduh kopi pahit rakyatmu

dalam pengembaraanku kali ini

di hari kelahiranmu pagi tadi

ingin kutanyakan kepadamu

: pernahkah merasakan cappuccino?


Julukanmu Putra Sang Fajar, aku tahu

itu sebabnya aku mengejarmu ke timur

menikmati cahayamu di pinggiran jalan

dengan secangkir kopi plastikan

: pernahkah merasakan espresso?


Aku tahu kopi tubruk kegemaranmu

dimasak mendidih sepanci airmata rakyatmu

dituang ke cangkir seng pisang rebus

bermaksud menjadi simbol kebangkitan

: cappuccino-espresso menggantikannya!


*) Surabaya 1 Juni 2012

AIR MATA KOPIWhere stories live. Discover now