Absurd atau Romantis? (VinShan)

922 58 5
                                    

Author Pov.

"Ka, cepetan bangun bukannya hari ini ada latihan sore?"

Viny bergumam tidak jelas, gangguan yang Shani berikan tidak mengurangi rasa nyaman memeluk bantalnya itu.

"Kakak... Ini udah hampir jam empat. Aku ga tanggung jawab ya kalo kamu telat."

"Astaga iya! Kamu kenapa ga bangunin aku! " Viny tergesa menyambar handuknya dan berlari ke kamar mandi.

Selesai dengan mandi kilatnya Viny keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit tubuhnya.

"Cah Ayu! Celana dalem ku mana?" tanya Viny mengobrak abrik lemari kamarnya.

"Nih, mau yang mana motif bunga apa pisang?"

"Pisang aja lah, biar kekinian."

"Dih, ga bakal juga kali ada yang ngeliat celana dalem kamu. Aku tunggu di bawah."

***
Viny berlari tergesa meninggalkan Shani yang masih dimobilnya. Hari ini jadwal Viny latihan, sedangkan hari ini jadwal Shani sedang kosong kebetulan ia hanya ada janji sama Gracia untuk nonton film.

Shani membawa kunci mobil Viny yang Viny tinggalkan juga membawa perlengkapan Viny. Anak itu memang teledor dan pelupa akut.

"Kak ini perlengkapannya aku taruh disini ya."

Viny mengacungkan jempolnya, ia sedang berlatih sendiri menghapal koreo lagu yang ia lupa.

Shani duduk didekat perlengkapan Viny sambil memperhatikan Viny yang sedang serius berlatih.

"Gracia nya belum dateng?"

"Belum."

"Kakak." ucap Shani

"Kenapa?"

"Lupa ya? Sama perjanjian kita?"

Viny menyerngit bingung, apa perjanjian yang ia buat sama Shani?

"Kita ml aku dibawah, titik."

"Dih ga bisa gitu."

"Gini aja kita aja berdua dibawah gimana?" ucap Viny memberi solusi.
"Diatas Kak Kinal atau ga Shania aja, biar kita menang."

"Okelah, malam ini ya."

"iya, Sayang."

"Ya udah aku jalan sama Gracia dulu ya. dia udah diluar nunggu. Kabarin aku kalo kamu udah selesai perform." pesan Shani lalu meninggalkan Viny.

***
Viny sudah berberes dengan barang barangnya, sembari menunggu Shani ia membuka aplikasi instagram nya, dia boomerang dirinya dengan gaya kepalan tangan kanannya ia taruh di dagu seperti ekspresi orang yang bosan.

"Kak, maaf lama yuk kita pulang."

Viny segera bangkit berdiri, membawa barang barangnya.

Selama perjalanan Shani yang bosan menyalakan radio yang ada dimobil Viny.

"Ok guys sekian dulu wawancaranya. Sekarang kita bakal dengerin soundtrack dari film ini, jangan lupa ditonton juga ya filmnya. Saya Ardan pamit, undur diri. Cintai terus perfilman Indonesia bye."

Tak lama suara intro lagu mengalun dengan lembut.
Shani tau lagu ini, ia memejamkan mata menikmati alunan lagu nya.

"Kak, jangan bilang ada yang menyakitimu nanti orang itu akan hilang."

Viny yang tau berasal darimana dialog itu hanya menggeleng gelengkan kepalanya. sepertinya Shani juga keracunan gombalan film yang sedang booming saat ini.

"Kak tau ga?"

"Apa?"

"Nama jalan ini udah aku ganti."

Viny yang tau arah pembicaraan Shani pun hanya mengikuti dialog Shani.

"Apa?"

"Jalan Viny."

"Jalan Viny dan Shani sang peramal."

"Oh,  lebih tepatnya jalan Viny dan Shani sang peramal yang semalam mikirin Viny."

"Kamu semalam mikirin aku?"

"Karena aku cuma mikirin yang bikin aku seneng."

"Jadi kamu seneng mikirin aku?"

"Seneng dan bingung, bingung cara berhentinya."

"Jadi kamu mau berenti mikirin aku?"

"Iya."

"Kenapa?"

"Karena maunya deket kamu terus kalau deket kan ga perlu mikirin."

"Ciyeeee, Hahaha." ucap mereka serempak, tidak tau letak humornya darimana, namun bagi keduanya momen ini terasa lucu.

"Oh iya Shan. Kalo kamu mau bilang aku sayang kamu juga boleh."

"Bilang ke siapa?"

"Ke aku."

"Kamu duluan."

"Bilang apa?"

"Aku sayang kamu lah."

"Yah diduluin ck."

Shani tersenyum malu, obrolan ini mampu membuat ia tersenyum sendiri walaupun dirinya sendiri tau obrolan tadi hanya dialog dari film semata. Namun rasa dari ucapan itu menusuk hatinya menimbulkan sensasi yang hangat pada hatinya.











......







Maklumin author yang sedang sedeng gila sama bego begonya gara gara ilang file :(

One Shoot Story ShipperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang