l i m a b e l a s

1.6K 248 53
                                    

Ps: hargai karya orang lain. Setidaknya cukup menekan tombol vote, kamu sudah membuat seorang penulis senang. Itu adalah salah satu bentuk bahwa kamu menghargai karya tersebut.

***
Meeting you was a fate,
Becoming your friend was a choice,
But falling in love with you was beyond my control. -Kevin
(by lovetee.net)

***

Satu chat yang masuk di line Cindy berhasil menghantarkan gadis itu untuk segera beranjak dari kantin

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


Satu chat yang masuk di line Cindy berhasil menghantarkan gadis itu untuk segera beranjak dari kantin. Gadis itu bersyukur dalam hati sebab akhirnya ada alasan dia pergi dari kantin dan bisa terlepas dari pengawasan Kevin.

Melihat bagaimana Cindy yang terburu-buru meninggalkan kantin seorang diri tanpa ditemani satu pun anak GFS, Kevin menyudahi memakan siomaynya. Meminum cepat es teh manisnya lalu menitipkan uang pada Alvin sebagai bayaran makanan dan minuman yang dibelinya. Belum sempat Alvin bertanya ada apa, tahu-tahu Kevin telah berjalan cepat keluar kantin.

Kepala Kevin menjulur tinggi mencari sesosok gadis yang cepat sekali menghilang dari pandangannya. Padahal rentang waktu Kevin menyusul Cindy sangatlah singkat. Dan ketika pemuda itu sampai di koridor utama kampus, dekat bangunan serba guna yang menghubungkan dengan halaman parkir kampus, fokusnya menangkap sosok Cindy.

Tepat di samping mobil sport mewah keluaran Eropa terbaru, Cindy berbicara dengan seorang laki-laki yang Kevin yakini bukan anak Universitas Nusantara. Terlihat dari seragam SMA swasta yang laki-laki itu gunakan.

Tapi, tunggu dulu. Sepertinya Kevin mengenali laki-laki itu. Refleks Kevin memicingkan dwinetranya sempurna. Memfokuskan penglihatannya agar lebih jelas mengenali wajah laki-laki tersebut. Otaknya berpikir keras mengingat di mana dia pernah bertemu dengan orang itu.

Dan hatinya pun mencelos kala mengingat orang itu adalah bocah SMA yang pernah diberikan kartu nama oleh Cindy. Tanpa sadar telapak tangan Kevin mengepal ketika memperhatikan Cindy yang berbicara seolah sudah akrab dengan Gerry.

Cemburu?
Dikutip dari film Dilan, cemburu hanyalah diperuntukkan bagi mereka yang tidak percaya diri. Tapi mengapa sepertinya Kevin merasa kepercayaan dirinya hilang? Apalagi paras laki-laki yang tengah berbicara berdua dengan Cindy sangatlah tampan. Bahkan Kevin mengakui itu.

Kevin merutuki dirinya sendiri yang kelewat batas. Masa iya dia dikalahkan oleh bocah SMA yang bahkan belum mempunyai SIM? Ia mendengus kesal. Meski bagaimana pun, Kevin lebih dulu mengenal Cindy. Dia yang mengerti segala sifat cewek itu. Jangan lupakan Mama mereka yang bersahabat karib.

Tak berapa lama kemudian Kevin membatu tatkala Cindy masuk ke dalam mobil Gerry. Mobil Eropa itu bergerak meninggalkan area parkir--keluar melewati gerbang Universitas Nusantara. Buru-buru Kevin merogoh ponselnya yang ia taruh di saku kemeja lalu menghubungi nomor Cindy.

SIDE ( jjk x heb ) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora