05 : Rumah Sehun

873 59 3
                                    

Naya's POV

Aku mengerjap beberapa kali saat cahaya lampu jingga menusuk mataku. Aku mencoba bangkit dan mendudukkan diriku lantas bersandar pada bantalan yang ada di belakangku.

Aku kembali memijat pelipisku saat rasa pusing kembali menyerang. Kupandangi seluruh ruangan ini.

"Gue dimana?" Gumamku.

Seluruh isi ruangan ini sangat asing bagiku. Paduan warna abu-abu gelap, hitam dan putih tampak menghiasi ruangan yang seperti kamar tidur ini.

Pintu kamar terbuka dan menampilkan wujud Sehun di sana. Ia menatapku sesaat lalu berjalan mendekat dengan aku yang masih setia dengan posisiku. Ia kemudian duduk di tepi ranjang.

"Kamu udah bangun?" Tanya Sehun padaku.

Aku mengangkat wajahku dan menatapnya tajam. "Saya ada dimana bos?" Tanyaku tak suka dengan penuh penekanan pada kata 'bos'.

"Kamu pingsan di mobil saya, jadi saya bawa kamu ke rumah saya," jelas Sehun lalu beranjak dari duduknya dan mengambil sesuatu di nakas.

Ia pun memberikanku beberapa obat pil dan segelas air putih.


"Untuk apa ini?" Tanyaku tak paham.

"Ini, minum dulu. Obat dari dokter yang saya panggil kesini," ujarnya menjawab pertanyaanku.

Aku menatap obat ditangannya itu ragu lantas melirik obat dan wajah Sehun bergantian. Tampaknya ia sadar kalau aku tak percaya padanya.

Sehun mendengus pelan lalu meminum semua pil yang ia pegang tadi, ditelannya dengan sekali tenggak. "See," ujar Sehun menatapku meyakinkan kalau obat itu aman untukku.

Sehun kembali mengambil beberapa pil dari bungkusnya lagi dan memberikannya padaku. "Minum, dan cepat sembuh," seru Sehun.

Aku masih bergeming.

"Ini cuma obat demam," katanya, kembali meyakinkan.

Aku menatap Sehun beberapa detik lalu meraih obat yang ia pegang juga gelas yang airnya tersisa separuh. Kutelan obat tersebut sembari menutup mata takut sesuatu terjadi pada diriku.

Aku masih memejam selama beberapa detik hingga suara deheman Sehun menyadarkanku. Aku membuka sebelah mataku, lalu setelahnya membuka lebar kedua mataku.

Tidak ada yang terjadi padaku.

Kulirik Sehun yang masih menatapku datar. Aku jadi merasa bersalah karena mencurigai niat baiknya. Sungguh bodoh aku malah menyangka yang tidak-tidak.

"Maaf bos," cicitku seraya menunduk tak kuasa menatap orang yang ada di hadapanku.

Tanpa membalas ucapanku, Sehun beranjak lantas berkata,

"Kamu istirahat, saya akan tidur di sofa. Asisten rumah tangga saya sudah pulang. Kalau kamu perlu sesuatu kamu bisa bilang ke saya. Saya ada di ruang TV," ujar Sehun panjang lebar lalu beranjak dan menghilang saat pintu tertutup.

Aku mengangguk. Aku mengangguk padahal Sehun tak melihatku. Tunggu, jadi sekarang aku menginap disini?!

Kurogoh saku rokku, tempat aku meletakkan handphone-ku tadi. Tanpa babibu aku langsung menelepon Putri. Untung saja dia dengan cepat menjawab panggilanku.

[Tamat] My Ice Boss | Oh Sehun ✔Where stories live. Discover now