Take me Back - 9

41.5K 3.6K 80
                                    

Sudah satu jam sejak Ibunya keluar dari kamar, membawa rencana yang tidak ia tahu apakah akan memberi kebaikan pada pernikahannya. Bram itu keras kepala, sifat itu tak perlu diragukan. Tak seorang pun bisa memerintahnya jika pria itu tidak mau mematuhinya. Bahkan orangtuanya dikampung angkat tangan melihat putranya tersebut.

Sejam terakhir yang dilakukan Nadya hanya berguling-guling diatas tempat tidur. Bagaimana reaksi Bram mendengar rencana Ibunya? Sungguh Nadya ingin tahu. Apakah rahang pria itu mengeras dengan raut wajah tidak suka saat tahu anak dan istrinya hendak dijauhkan darinya. Atau mungkin pria itu hanya memberi mimik datar pada wajah tampannya? Nadya benar-benar penasaran.

Setengah jam lagi berlalu dan Nadya semakin gusar. Bunyi kenop pintu yang di putar membuat Nadya membeku sesaat. Itu pasti Bram, pikirnya. Segera wanita itu menutup mata dan pura-pura tidur. Mengatur napasnya agar teratur rasanya sangat sulit. Bodohnya dia lagi tidak mematikan lampu tadi. Seharusnya dis tidak membiarkan kamar dalam keadaan terang, Bram pasti melihat wajahnya dengan jelas.

Nadya mendengar helaan napas kemudian disusul bunyi gemerisik seperti suara pakaian. Bram melepas celana panjangnya, menyisahkan boxer hitam menggantung dipinggul rampingnya. Kemejanya pun menyusul terlepas, pria itu membiarkan kaos dalamnya tetap terpakai. Nadya merasakan Bram naik ketempat tidur. Pria itu bergerak, menyesuaikan badannya yang tinggi. Lalu terdiam. Suasana hening.

Penasaran apakah Bram sudah tidur, Nadya memberanikan membuka mata. Perlahan, ia membuka kelopak matanya. Dan yang terjadi sangat diluar dugaannya. Bram sedang menatap tepat padanya. Jantung Nadya hampir mencelos sangkin terkejutnya. Dia pikir Bram sudah tidur, namun nyatanya pria itu masih terbangun. Dan kini bola mata gelapnya tengah intens menatapnya.

"Kau belum tidur," itu suara Bram, dan sebuah pernyataan.

Nadya menelan ludah, ia ketahuan pura-pura tidur. Ia bodoh sekali, kenapa mesti membuka matanya secepat itu. "Kau membangunkan aku," katanya beralasan, alasan adalah hal yang tepat disaat seperti ini.

Wajah Bram seperti keseringan ekspresi pria itu, datar. Namun matanya menyiratkan beberapa dugaan. Nadya rela membayar berapa pun demi mengetahui apa yang dipikirkan Bram sekarang.

"Mama ingin kau dan Samuel tinggal disini," gumamnya. Bram terbaring telentang, ia meletakkan kedua tangan dibawah kepala. Pria itu menatap langit-langit kamar. Dengan posisi seperti itu, Nadya dapat melihat pipi Bram yang mulai ditumbuhi bulu-bulu halus. Pria itu terpejam tapi ia tahu dia belum tidur.

Nadya melipat kedua tangan dan meletakkan di bawah pipinya, ia melihat suaminya dengan perasaan yang tidak dia mengerti. "Untuk sementara," gumamnya pelan. Mencari tahu reaksi Bram tentang rencana tersebut, namun tak menemukan apapun. Matanya masih terpejam.

"Aku yakin Mama akan senang jika kalian tinggal selamanya disini," Bram menghela napas. "Mungkin itu rencana yang bagus," sambungnya kemudian. ''Dengan begitu kita berdua bisa menelaah perasaan kita. Mencari tahu bagaimana sebenarnya perasaan kita terhadap satu sama lain.''

Nadya ingin menjerit, menjeritkan perasaannya yang sudah jelas. Tanpa rencana itu pun ia tahu bahwa ia mencintai Bram, sepenuh hati, sepenuh jiwa. Rasa sesak menghampirinya mendengar pria itu tidak merasakan apa pun padanya. Atau pun meragukan perasaannya sendiri.

''Kau setuju dengan rencana Mama?" Suara Nadya serak, menunjukkan betapa sedih dirinya. Tiba-tiba selimut yang memeluk tubuhnya terasa panas ditengah pendingin ruangan. Salahkah dia berharap Bram keberatan dengan rencana itu, atau setidaknya terlihat sedih ketika dijauhkan dari anak dan istrinya?

''Aku selalu menyakitimu," Bram berkata, masih dengan mata terpejam.

''Aku mencintaimu," bisik Nadya. Terdengar menyedihkan memang mengatakan itu sekarang, sama sekali tidak ada kaitannya dengan apa yang dikatakan Bram. Hanya saja ia ingin Bram mendengar perasaannya sekarang, perasaan yang sudah pria itu sejak dulu.

Take Me Back (Play Store)Where stories live. Discover now