Broken

25 3 1
                                    

*

"Namanya Agatha, Ma"
Aku menceritakan tentang cinta pertamaku ke Mama.
Mama terlihat senang, lalu menyambut antusias ceritaku.

"Besok suruh main ke rumah"
kata Mama, dan aku cuma menjawabnya dengan anggukan dan senyuman.

Mama sepertinya senang tahu bahwa anaknya sudah mulai mengenal cinta.
Ya, selama ini kan aku emang nggak begitu mikirin tentang cinta.

**

"Bunda.."
Malam ini Bunda menemaniku mencoret-coret di lembaran buku pemberian kak Lintang.

"Kenapa sayang?" jawabnya sambil tangannya menyisir rambutku.

"Em.. Lintas boleh tanya sesuatu?"

Aku menutup buku tebal itu. Menoleh ke arah Bunda yang kini tersenyum cantik.

Bunda mengangguk ,
"Boleh dong, sayang. Ayo mau tanya apa?"

Aku menggigit bibir bawahku, tiba-tiba aku ragu ingin menanyakan hal ini pada Bunda.

"Kok diem sih Lin? Katanya mau tanya.. Hmm.. sepertinya Bunda tahu nih kamu mau tanya apa?" Bunda mencolek hidungku.

Aku menunduk.

"Tapi Bunda jangan ketawain Lintas, ya?"

"Kalau pertanyaan kamu lucu, masa Bunda nggak boleh ketawa?"

Aku menggeleng.
Entah lah apa arti gelengan kepalaku.

Bunda terdiam. Aku juga terdiam.
Mengumpulkan nyawa untuk pertanyaan yang akan kulontarkan.

"Em.. Bunda, jatuh cinta itu kayak gimana?"

Bunda membelai rambut atasku.
Aku menunduk malu.

"Lintas.. Bunda nggak bisa mendeskripsikan jatuh cinta itu bagaimana. Yang pasti, kalau kita jatuh cinta, pasti rasanya pengen selalu terus sama orang yang lagi kita beri hati."

"Termasuk cemburu dan takut kehilangan?"

Aku memberanikan diri memandang Bunda.
Kini Bunda tersenyum.

"Cemburu itu punya banyak arti. Bukan melulu cemburu urusan hati."

Sejenak aku terdiam.

"Kamu lagi jatuh cinta, sayang?"

Aku segera menggeleng cepat.
Bunda malah tertawa pelan.

"Sama siapa?"

Aku terbelalak.

"Enggak kok, bunda. Kan Lintas cuma tanya aja"

"Sama Lintang?"

Aku tercekat. Tapi tak merespon pertanyaan Bunda.
Aku menunduk.
Aku sendiri nggak tahu gimana perasaan ku ke kak Lintang yang sebenarnya.

"Lintas.. Bunda tahu, Bunda bisa lihat perasaan kamu dari matamu. Dari caramu menatap Lintang. Kamu sayang sama Lintang?"

"Kak Lintang udah punya pacar, Bun"
jawabku, lirih.

Bunda memelukku.
Mataku seketika menjadi panas.
Bulir bening dengan lancangnya menetes melewati pipiku.

"Coba kamu rasakan lebih dalam lagi tentang perasaan mu yang kamu anggap cinta ini ya , sayang"

"Maksud Bunda?"

"Cemburu bukan melulu soal hati kan kata Bunda? Dengar Lintas.. Mungkin kamu sedang cemburu karena Lintang sudah punya pacar, dan kamu tahu kalau waktunya yang selama ini buat kamu jadi terbagi, kan? Mungkin untuk sekarang rasa cemburu mu punya arti seperti itu."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 16, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Lintang Lintas SenjaWhere stories live. Discover now