Round 15 (Part 2)

268 41 6
                                    

Rabu, 1 Januari

Akane POV

Ah, aku gagal... tidak... apa yang aku lakukan... aku ini kenapa...

S-Shiho.... Shiho....

"Nona Moriya Akane?"

Seorang laki-laki berpakaian pelayan lengkap berdiri didepan pintu apartementku. Dia tidak terlihat terkejut dengan pemandangan yang ada didepannya.

"i.....iya.... kau siapa...."

"Nona Sugai ingin bertemu dengan anda. Tolong ikut dengan saya"
Ia menjulurkan tangan kanannya.

Ah, haha... aku... ini balasan untukku.

Aku berjalan dengan tubuh gontai. Airmataku mengalir dengan sendirinya. Kakak macam apa aku ini, teman macam apa aku ini. Bodoh.

"Tolong, jangan kau berikan tubuh adikku ke Yuuka. Aku mohon..."

"Tidak ada perintah seperti itu dari nona Yuuka"

"Ah, begitu"

Syukurlah Shiho. Aku masih bisa melindungimu... dari iblis yang sebenarnya.

***

A...Aku... Aku gagal membunuh Manaka..

Bagaimana ini...

Y-Yuuka pasti akan marah padaku.

"Silahkan masuk nona"

"T-Terima kasih"

Yuuka tengah menikmati segelas wine, ia duduk diatas meja kerjanya. Lantunan musik classic terdengar begitu merdu dari benda yang pernah di bilang Yuuka bernama gramofon.

"Bagaimana? Sudah kamu lakukan?"

Aku tidak berani menjawab. Aku lebih memilih diam. Aku takut.

"Akane? Kenapa diam? Jawab..."

A... Aku takut... Aku takut...

"Mooooriiiiiyaaaa-saaaaan....... Jawab aku......"

"belum..."
Suaraku tertahan karena takut. Aku bahkan tidak berani menatap wajahnya.

"Hah? Apa? Aku tidak mendengarnya"

"eee... b-belum..."

*Prang!!
"AAAAAAAGH......"
Yuuka melempar gelas wine yang tadi ia pegang ke kepalaku, entahlah ke dahi mungkin. Yang jelas, kepalaku bagian depan terasa sakit.

"Haaaaaah... kau mengecewakanku Moriya-san. Kau tidak sayang lagi padaku ya? Hm? Apa aku kurang membahagiakanmu?"

"B-Bukan... aw, b-bukan begitu Yuuka..."

"Heh!! Siapa yang menyuruhmu memanggil namaku seperti itu?! Panggil nama depanku dasar sampah!"

"Maaf... maafkan aku Sugai..."

"CK! Kurang tepat!!! Ulangi!!"

"M-Maafkan aku S-Sugai-sama..."

Aku memegang dahiku menahan sakit dan juga darah yang mulai mengalir. Kalian bayangkan, gelas tebal seperti itu mendarat sempurna di dahiku, aku yakin Yuuka melemparnya dengan sekuat tenaga dan bukan di kira-kira.

"Kau itu ya... haah... jangan buat aku bosan padamu. Aku itu sayang padamu Moriya.. tapi kenapa.. hm? Kenapa..."

"Maaf..."

Yuuka turun dari meja, berjalan perlahan mendekatiku. Ia menarik tanganku, mengusap pucuk kepalaku dan mulai tersenyum. Yuuka mengecup dahiku yang terluka dan tidak berhenti mengeluarkan darah dari tadi. Lidahnya sedikit keluar dan ia menjilati sedikit darah dari luka yang ada di dahiku. Menjijikan sekali.

Truth or Dare : choose your die way [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang