part 1 - Hidung Belang

9.6K 420 11
                                    

Kim Injoo, gadis berusia dua puluh satu tahun yang terpaksa menunda kuliahnya dikarenakan keluarganya mengalami kesialan yang membuat keluarga itu bangkrut.

Ayah gadis itu meninggal yang di sebabkan oleh penyakit jantung yang dideritanya, sedangkan Ibu gadis itu bunuh diri hanya karena mereka telah jatuh miskin.

Injoo terpaksa kembali ke Korea dan menghentikan studynya di negeri paman sam itu, ia bersama dengan kakak lelakinya yaitu Kim Namjoon bekerja untuk dapat bertahan hidup di dunia yang sangat kejam ini.

Jika hanya NamJoon saja yang bekerja, itu tidak akan membuat mereka mampu melunasi hutang yang ditinggalkan orang tua mereka. Sungguh, Injoo mengutuk kehidupan yang ia jalani sekarang.

-

Dentuman musik keras menyapa indra pendengaran Seokjin, lampu berkelap-kelip diruangan remang yang minim cahaya beserta orang-orang yang tengah menikmati malam dengan berdansa asal dan minuman.

Ia terus berjalan mencari tempat yang nyaman untuknya, retina matanya menangkap sosok wanita berseragam pelayan yang sedikit berlari ke arahnya. Gadis itu menabrak bahu sebelah kiri SeokJin.

Membuat tubuhnya berbalik ke samping, ia masih terpesona dengan gadis tersebut yang kini juga menatapnya hanya sepersekian detik karena gadis itu telah menghilang dikeramaian.

SeokJin mencoba menyusul gadis tadi, namun nihil ia tidak mampu menemukannya.

"Ckckck ... lihat siapa yang datang," sapa Jung Hoseok pemilik bar dikawal dengan dua orang pria kekar dibelakangnya.

"Kau terlihat sedang mencari sesuatu, apa yang kau cari?"

"Hei, apa kau punya pelayan baru?" tanya Seokjin layaknya seorang teman dan itu membuat Hoseok mengedipkan kedua matanya terkejut.

Pasalnya Seokjin dan dirinya adalah musuh, ah bukan lebih tepatnya saingan bisnis karena Seokjin juga memiliki sebuah bar yang berhadapan langsung dengan milik Hoseok. Dulunya mereka adalah teman, dulu sekali.

"Apa yang kau lakukan ditempatku?" bentak Hoseok yang tidak ingin berlarut dalam pertemanannya dulu.

Seokjin hanya mendengus kesal, "Aku hanya ingin melihat bar-mu saja, apakah bisnismu ini berjalan lancar atau tidak."

"Tentu saja bisnisku berjalan lancar. Melihatmu disini, aku merasa curiga ... apa bisnismu kena masalah?" selidik Hoseok

"Apa? Hei, jauhkan pikiran jelekmu itu ... bisnisku berjalan amat sangat lancar," kekeh Seokjin.

"Lalu, mau apa kau kemari?"

"Aku merindukanmu, sudah lama bukan kita tidak bertemu em ... kira-kira sudah enam jam." Seokjin menganggukan kepala

"Dasar gila," umpat Hoseok lalu pergi meninggalkan sahabat lamanya itu.

*******

Keesokan harinya ....

Namjoon tengah berbincang dengan sahabatnya yang tak lain adalah Seokjin, rumahnya tidak sebesar dulu lagi hanya rumah kecil dengan dua kamar, satu kamar mandi dan ruang tengah yang langsung terhubung dengan dapur.

"Aku tidak akan menerimanya dengan percuma, aku akan melakukan pekerjaan untukmu," ucap Namjoon

"Tidak perlu, aku memberikannya padamu dan kau tidak perlu mengembalikan uang itu padaku atau pun bekerja untukku."

"Tapi aku ...."

"Oppa!" pekikan sang adik.

Injoo keluar dari kamarnya dengan penampilan amat sederhana, kaos cream polos dipadu dengan hotpans serta rambut yang dicepol keatas.

"Apa kau melihat ponselku?" gadis ini sama cerobohnya dengan sang kakak.

"Aku tidak melihatnya. Ah, ya kenalkan dia temanku."

Injoo melirik pria yang duduk dihadapan kakaknya tepat disampingnya, pria itu tengah menatapnya berbinar.

'Aku menemukanmu!" batin Seokjin

'Sepertinya aku pernah melihat pria ini, tapi dimana ya' Injoo

Namjoon berdiri dan diikuti Seokjin, sementara Injoo masih mencoba mengingat.

'Bar! Gawat'

Namjoon akan marah besar jika mengetahui adiknya bekerja di sebuah club malam.

"Oppa, aku pinjam temannya sebentar," celoteh Injoo

"Apa?"

Dengan cepat Injoo menarik lengan Seokjin, menarik pria itu keluar. Sesampainya di halaman depan Injoo menatap tajam Seokjin.

"Ahjussi, apa kau mengikutiku?"

"Hei, aku tidak setua itu ... dan aku tidak mengikutimu," kesal Seokjin

"Lalu, mau apa Ahjussi kemari?"

"Aku ini teman kakakmu dan aku datang ingin membantunya," jelas Seokjin masih kesal.

Injoo mepoutkan bibirnya mencoba mencerna perkataan Seokjin, benar kakaknya tadi mengatakan kalau dia adalah teman.

"Baiklah, aku percaya. Tapi Ahjussi ... bagaimana bisa kau mengingatku?" heran Injoo, pasalnya mereka hanya berpapasan saja malam itu.

"Lalu kau?" bukanya menjawab Seokjin justru balik bertanya.

"Itu ... karena tatapanmu." Injoo menunjuk mata pria dihadapannya ini.

"Kenapa dengan tatapanku?"

"Tatapan Ahjussi hidung belang!" Pekik Injoo dengan sedikit berjinjit, sontak hal itu membuat Seokjin terkejut.

"Aku bukan pria hidung belang," belanya.

"Ah, lupakan. Ahjussi, jangan beritahu kakakku kalau aku bekerja di bar, kumohon." Injoo menampilkan wajah imutnya

Seokjin mendengus, gadis ini baru saja menariknya paksa lalu mencelahnya dan sekarang gadis ini memohon padanya.

"Jika aku tidak memberitahunya, apa yang akan ku dapat?" seketika raut wajah Injoo menjadi kesal.

"Ahjussi, kau sungguh berhidung belang," runtuk Injoo.

"Injoo!" Panggil seorang pria dari luar pagar yang tingginya hanya sepinggul.

Injoo menoleh kesumber suara begitu pun Seokjin.

"Taehyung." Injoo berjalan menghampiri pria yang bernama Taehyung.

Begitu Injoo membuka pintu pagar, Taehyung langsung menggenggam kedua tangan Injoo.

"Kau baik-baik saja, apa yang terjadi?" tanya pria itu bertubi.

"Aku baik-baik saja, tidak perlu cemas." Injoo tersenyum lepas.

"Apa itu? Dia tersenyum," kesal SeokJin dari kejauhan.

To be continued ...

My Ahjussi Where stories live. Discover now