Unwanted Love - Chapter 10

18.9K 1.3K 66
                                    

Negosiasi Darren memanglah cukup ampuh. Itu terlihat dari wajah Aurora yang memperlihatkan sedikit aura kebencian namun lebih banyak kepada aura penasaran.

Darren hanya ingin sedikit merasakan kenormalan dari percintaan yang di lakukannya bersama Aurora. Darren ingin wanita itu menyerah akan gairahnya.

"Kau hanya perlu memuaskanku tanpa harus dengan paksaan. Lalu setelahnya kau bisa hidup bebas. Kau bisa pulang ke negara asalmu," ucap Darren, menatap bulu mata lentik Aurora yang terlihat penuh minat.

Bagaikan mantra sihir. Aurora begitu tergiur untuk menerima syarat yang begitu sialan itu, tetapi Aurora lebih tertarik terhadap kebebasan yang Darren tawarkan. Aurora bisa hidup bahagia bersama William dan temannya Bella. Tidak ada lagi perlakuan kejam. Selama Darren tidak berbuat kasar dalam perjanjian itu, mungkin Aurora akan menerimanya.

"Kau selalu kasar. Dan aku tidak suka itu." Tetapi menerima syarat Darren tanpa perlawanan bukan Aurora sekali. Selama ia masih mempunyai tampungan kata-kata untuk di muntahkan dari dalam mulutnya. Aurora tidak akan pernah menyerah begitu saja. Dia bukan pelacur!

Darren mengangkat sebelah alisnya. Berpikir; keras kepala Aurora akan selesai dengan penawaran ini. Namun itu di luar dugaan. Wanita itu tetap keras kepala. Dan itu mungkin menjadi alasan kenapa wajah luar biasa tampan Darren harus menampakkan raut tersinggung seperti itu.

"Kau yang selalu membuatku berbuat kasar. Keras kepalamu itu membuatku selalu tersulut emosi." Mata Darren sengaja di buat tajam untuk mengintimidasi Aurora. "Aku hanya ingin kau menurut. Dan melakukan apapun yang aku perintahkan, termasuk menyerahkan diri dalam letupan gairah seksualku."

"Tetapi aku bukan pelacur!" teriak Aurora tidak terima. Berapa juta kali dia harus mengatakan, bahwa dirinya bukan pelacur!

"Aku tau," jawab Darren singkat.

"Lalu kenapa kau seolah memperlakukanku seperti pelacur!"

"Karena kau milikku. Aku bebas memperlakukanmu dengan cara apapun."

"Sudah kukatakan. Aku bukan milikmu!"

Darren menjatuhkan kepalanya telentang di atas bantal. Memejamkan mata, dengan berbagai denyutan pusing di kepalanya yang semakin kian menumpuk. Sebenarnya apa yang di pikirkan wanita ini. Darren dengan butir-butir kebaikan, merelakan harga dirinya berhamburan ke udara hanya untuk membuat Aurora sedikit menurut, kini kebaikan yang Darren muntahkan tadi seolah habis tertelan begitu saja di tenggorokan.

Astaga! Darren harus segera mengenyahkan rasa ketertarikan ini. Sebelum ketertarikan sialan ini terlebih dulu membunuhnya. Darren tidak boleh menjadi seorang laki-laki lemah hanya karena seorang wanita.

Darren bangkit dan memilih menindih tubuh Aurora yang terbujur kaku di dalam pelukan selimut. Menatap mata bening dengan bekas aliran kesedihan itu yang masih meleleh di sekitaran pipi Aurora. Tatapannya penuh ancaman. Dan itu membuat Aurora meneguk liurnya tanpa sadar.

"Katakan padaku ... ya atau tidak. Karena jawabanmu akan menentukan bagaimana masa depanmu nanti."

***

Aurora mengerjapkan matanya ketika cahaya matahari berhasil mengetuk kelopak matanya. Mengucek mata sebentar lalu beralih mengeratkan selimut untuk berlindung dari hawa dingin yang mencoba menusuk kulit telanjangnya.

Unwanted LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang