First

21 2 7
                                    

Han Yerim baru saja bangun dari tidur dan tidak mendapati Ibunya di semua sisi bagian rumahnya. Sudah menjadi kebiasaan bangun tidur Yerim adalah mencari makanan setelah ke toilet untuk buang air tentunya.

Sampai di dapur, Yerim tidak menemukan adanya makanan seperti biasa. Persediaan bahan makanan yang bisa Yerim masak juga tidak ada. Benar-benar kosong. Bahkan sebungkus ramen tidak menampakkan wujudnya.

Saat Yerim mencoba menghubungi Ibunya, ternyata Ibunya pergi dikarenakan ada urusan mendadak dengan Kakak-nya. Gadis itu hanya bisa pasrah dan memaafkan kesalahan Ibunya karena tidak sempat belanja dan memasak makanan terlebih dahulu untuk dirinya.

Satu orang segera terlintas di ingatan Yerim untuk dimintai pertolongan mengenyangkan perutnya.

Dengan sigap, Yerim langsung menghubunginya.

"Seokjin, Ibu tidak ada dirumah. Tidak ada makanan dan aku-"

"Aku tidak bisa menemanimu. Maaf aku sedang sibuk."

Detik kemudian, panggilan itu diputuskan sepihak oleh Seokjin.

Seokjin sedang sibuk dan aku tidak bisa minta dibelikan makanan olehnya. Batin Yerim.

Baiklah, Yerim akan belanja bahan makanan dan hari ini ia akan masak. Gadis itu segera berlari ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya, tidak ada waktu untuk mandi karena perutnya sudah sangat lapar.

Setelah memakai sedikit cream pada wajahnya, Yerim mengambil dompet dan bergegas keluar lalu tidak lupa mengunci pintu.

Dengan setengah berlari agar cepat, Yerim sudah hampir sampai di tempat yang ditujunya. Ia berhenti di depan toko, bermaksud untuk mengecek berapa banyak uang yang ada di dompetnya. Agar nanti saat belanja, ia bisa mengira-ngira berapa banyak yang harus dibeli dan tidak kalap semuanya ia ambil.

Namun tidak disangka, uang yang ada di dompet Yerim kabur entah kemana. Semua uangnya kenapa tidak ada? Hanya tersisa sedikit dan itu pun tidak cukup hanya untuk membeli sebungkus ramen.

Yerim mendesah keras.
Mati saja kau Han Yerim.

Ingin rasanya Yerim menangis meraung-raung demi mengemis sebungkus nasi. Yerim ingin pingsan saja dan berharap ada pangeran tampan yang menggendongnya lalu mengantarnya pulang. Oh tolong, ini bukan dongeng.

Dengan berat hati, Yerim mau tidak mau berbalik menuju arah rumahnya. Sungguh, apa salah dan dosa yang pernah dilakukan seorang Han Yerim?

Diperjalanan pulang, Yerim berusaha berpikir keras kemana semua uangnya pergi? Tapi karena perutnya sedang kosong, ia tidak bisa berpikir keras. 

Dengan waktu cukup lama untuk berjalan, akhirnya Yerim sampai kembali ke rumah tercintanya -yang ia akui tidak ada makanan yang bisa memuaskan rasa laparnya. 

Kedatangan Yerim dengan wajah kusutnya bersamaan dengan datangnya seorang kurir makanan yang Yerim lihat dari seragamnya berasal dari restoran pizza terkenal. 

Yerim berinisiatif menghampiri laki-laki yang terlihat sudah sedikit berumur itu, "Maaf Pak, saya tidak memesan itu. Mungkin Bapak salah alamat."

"Tapi betul ini alamatnya. Dikirim untuk nona Han Yerim." Bapak pengirim itu melihat kertas yang ia pegang, "Apa betul nona bernama Han Yerim? "

"I-iya betul saya Han Yerim." Yerim kelimpungan tidak tahu harus bayar darimana dua kotak besar pizza yang datang tiba-tiba kerumahnya. Yerim juga benar-benar merasa jika ia tidak memesan pizza tadi. 

Gadis itu meringis, "Tapi saya tidak punya uang Pak. Saya juga ingat kalau saya tidak pesan pizza itu."

"Ini semua sudah dibayar, nona Han Yerim. Atas nama tuan Kim Seokjin."

Kim Seokjin penyelamat! Aku akan menikahimu nanti.

Eh, apa yang kuucapkan barusan? 

"Oh begitu rupanya. Terimakasih Pak."

Bapak itu tersenyum ramah, sambil memberikan dua kotak pizza itu pada Yerim, "Sama-sama."

Setelah Yerim menerima kotak pizza,  Bapak itu naik ke motornya kembali dan melenggang pergi meninggalkan Yerim yang berpikir kenapa Seokjin mengirimnya makanan sebanyak ini?

Tapi baiklah, tidak apa-apa. Yerim akan mencoba menghabiskannya semua.

Yerim membuka ponsel lalu mengetikkan sesuatu disana.

To : Seokjin
Tahu saja aku sedang lapar. Terimakasih, Kim Seokjin. Aku menyukai pizzanya. 

[]

Written by,
Nabilahyun

Waktu liburan dipakai buat berimajinasi hehe. Semoga suka sama ceritanya. Ya walaupun tulisannya jauh dari kata sempurna, mohon maaf. 

Gak susah kan buat pencet tombol vote?

Jangan lupa komentarnya juga.

Kritik dan saran diterima dengan sepenuh hati. 

Terimakasih 💜



Sweety ; KSJWhere stories live. Discover now