IV

7.9K 968 128
                                    

Malam hari telah tiba. Setelah kejadian di perpustakaan beberapa jam yang lalu, Jimin tidak berani keluar. Pipinya senantiasa berwarna merah dan tubuhnya mengeluarkan keringat berlebihan.

Bukan. Bukan karena panas, melainkan gugup.

Ia gugup. Jantungnya tidak berhenti berdetak sejak kemunculan Jungkook. Terlebih pelukan erat yang begitu hangat, serta kalimat yang terdengar begitu lembut ditelinganya.

"Aku merindukanmu.."

Serigalanya mendengkur senang. Ekornya terus bergoyang antusias, sementara matanya yang berwarna biru laut itu terlihat mengkilat puas. Serigalanya merasa bangga karena Alphanya akhirnya luluh dan mau merengkuhnya.

'Ayo temui Alpha!'

"T-Tidak mau!" Jimin berseru panik begitu serigalanya mengajak dengan semangat yang menggebu-gebu. Kedua tangannya saling bertumpuk dan meremas demi mengurangi kegugupan dihatinya. "J-Jangan sekarang.."

Di dalam sana, serigalanya menggeram tidak setuju. 'Kau malu?'

Tidak ada yang menjawab karena Jimin memilih untuk mengabaikan serigalanya. Omega mungil itu merebahkan dirinya di atas kasur sementara pandangannya tertuju pada langit-langit kamar yang memiliki lukisan indah berupa sulur-sulur tanaman. Matanya lalu bergerak mengikuti sulur-sulur tanaman yang terlihat mengarah pada satu arah.

Mawar merah.

Ada satu bunga mawar disudut langit-langit kamar bagian selatan, dan itu membuat Jimin bangkit dari rebahannya. Bunga itu dilukis dengan sangat Indah—begitu detail, dengan perpaduan merah tua dan muda yang luar biasa. Saat Jimin menoleh ke sudut lain, ia tidak menemukan bunga yang sama.

"Cantik..," Gumamnya mengagumi lukisan bunga itu. "Tapi kenapa hanya satu?" Tanyanya kemudian dengan kening mengerut.

Ngomong-ngomong, meski sudah lima hari ia menempati kamar ini, ia belum mengamati seisi kamar dengan baik. Mungkin hanya ada beberapa sudut yang dilihatnya, tapi tidak begitu detail. Sekarang, baru ia sadari kalau kamar ini memiliki tempat istimewa berupa lukisan mawar tunggal di sudut langit-langit kamar.

Dan entah kenapa, Jimin merasa kalau lukisan itu teramat spesial dan bermakna sesuatu.

TOK TOK

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya. Jimin menoleh hanya untuk mendapati Taehyung tengah berdiri di ambang pintu dengan bungkukkan sopan seperti biasa. "Tuan, waktunya makan malam.."

Omega mungil itu kembali mengernyit. Biasanya, begitu Taehyung mengatakannya, akan ada dua pelayan Omega yang datang membawa nampan besar berisi makanan lezat dan minuman segar. Tapi untuk sekarang, tidak ada pelayan seperti biasanya yang selalu membawakan makanan untuk dirinya.

"Dimana makanannya?" Tanyanya bingung.

"Kali ini, anda akan ikut makan bersama Alpha Jeon.."

Jimin langsung menahan napas begitu mendengar jawaban Taehyung. Detakan jantung yang awalnya mulai tenang kembali gaduh, karena mengetahui kali ini ia akan makan bersama Jungkook. "M-Makan.. Bersama A-Alpha Jeon?" Tanyanya gugup. Taehyung hanya membalas dengan membungkukkan kembali tubuhnya.

Jimin membeku. Hatinya meletup-letup dengan perasaan berbunga-bunga. Senyuman malu-malu terlukis diwajahnya selama beberapa detik sebelum menghilang tergantikan dengan garis lurus yang kaku.

Alphanya,

Mengajaknya makan bersama?

Makan di meja yang sama?

Fated PairWhere stories live. Discover now