1. My Newborn Baby

218 14 0
                                    

Momen ini menjadi salah satu momok yang sangat ditunggu-tungu bagi pasangan suami-istri. Yap, momen ini dimana seisi rumah akan tidak terlepas dari suara tangisan si kecil. Dimana kami sebentar lagi akan menjadi orangtua dan akan mempunyai anak. Tinggal hitungan beberapa hari lagi, istriku akan melahirkan anak pertama kami. Aku tidak akan melewatkan momen bahagia ini, oleh karena itu aku akan meluangkan waktuku untuk selalu mendampingi istriku di masa kehamilan nya.

Aku adalah lelaki yang berusia 29 tahun, aku sangat menyayangi sosok ibuku yang sudah merawatku dari kecil hanya seorang diri. Beliau, memberiku nama Steven Debolt, nama tersebut dibuat oleh almarhum ayahku yang meninggal dalam perjalanan karena kecelakaan saat akan melihat ibuku melahirkan ku di rumah sakit.

Aku menikahi istriku yang bernama Sarah Carrol pada saat aku berusia 27 tahun. Kami menikah di Canada, lebih tepatnya di Airdrie pada tanggal 12-05-2011, dan berencana akan tinggal disitu juga. Aku dan istriku Sarah sangat mengharapkan anak setelah acara pernikahan kami diselenggarakan. Setelah menunggu 1 tahun lamanya, akhirnya kami dikaruniai anak lelaki.

Pagi hari itu, ku dapati istriku Sarah sedang berdiri termenung di depan jendela sedang memegang gelas teh di tangan kanannya sambil memandang hempasan rerumputan yang diterpa oleh angin.

"Kamu baik-baik saja sayang" ucapku sambil peluk dan mencium bahu kanan sarah.

"Yah, I'm Okay Honey".

"Bagaimana dengan bayi kita, dia baik-baik saja kan disitu" ucapku sambil mengelus lembut perut sarah.

"Dia semakin baik, jika melihat ayahnya selalu berada disamping ibunya".

Aku membalas ucapan Sarah dengan senyuman kecil.

Kami berdua terdiam sejenak sambil memandangi rerumputan yang diterpa oleh angin dari belakang jendela rumah.

"Oh iya sayang, makanan sudah siap aku buatkan. Sudah saatnya kita makan, kamu juga harus berangkat kerja pagi ini" ucap Sarah.

"Kurasa aku akan menemanimu dirumah hari ini, aku akan permisi dari kantor".

"Tidak Steven!".

"Kenapa Sarah?, ini demi kebaikan anak kita dan kamu juga kan".

"Tapi, kamu belakangan ini jarang masuk kerja dengan alasan jagain aku dirumah terus sayang" ucap Sarah merayu.

"Tapi, kalau terjadi sesuatu yang tidak terduga dengan anak kita gimana Sarah. Dan aku tidak ada dirumah, siapa yang akan menjaga mu?" ucapku tegas.

Sarah mencoba mendekati ku dan memegang lembut kedua pipiku dengan kedua tangannya.

"Percaya padaku Steve, aku baik-baik saja. Walaupun nanti ada sesuatu yang terjadi dengan anak kita, aku akan meminta bantuan dari Johnny tetangga kita" ucap Sarah sambil tersenyum manis kearahku.

"Kamu yakin?".

"Sangat yakin sayang, percayalah" ucap sarah.

Aku tidak bisa berkata-kata lagi untuk memberikan alasan agar aku tidak akan pergi kerja pagi ini untuk menjaganya dirumah. Aku hanya bisa membalas ucapannya dengan senyuman dan beranjak pergi meninggalkannya untuk bergegas.

"Kamu yakin sayang akan baik-baik saja disini?" tanyaku menghampirinya.

"Tidak usah khawatir sayang, aku dan anak kita akan baik-baik saja" ucap Sarah sambil merapikan dasi yang masih terlihat di luar lingkaran kerah baju kerjaku.

Aku hanya bisa tersenyum.

"Sudah rapi, saatnya kamu pergi kerja. Aku akan antarkan kamu ke mobil" ucap Sarah sambil membawa tas kerjaku ke dalam mobil.

Dad Who Is He ???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang