Wedding Day [BAB 30]

26.2K 1.4K 30
                                    


Key memandang kosong sosok gadis di dalam cermin. Gadis berkulit putih dengan balut gaun putih panjang yang menjuntai indah. Rambut hitamnya tergelung rapih ke atas, menampakan leher jenjangnya. Sosok gadis itu adalah Keyshfara Agatha.

Tiga bulan berlalu dengan cepat. Sampai akhirnya, hari ini tiba juga. Hari yang akan menjadi hari paling bersejarah dalam hidupnya, dimana ia akan mengucapkan janji suci di hadapan Tuhan. Janji yang akan merubah kehidupan juga statusnya.

Sekali lagi, Key menilik bayangan dirinya di dalam cermin, memastikan bahwa tidak ada yang salah dengan penampilannya.

Cklek...

Pintu kamar terbuka, menampakan dua wanita berbeda generasi sedang tersenyum bahagia padanya. Maria menghampiri puterinya, memeluk Key dengan penuh kasih. Dibelainya pipi Key seraya berkata, "Bunda tidak menyangka akan secepat ini melepaskan kamu. Rasanya, baru kemarin bunda mengandung kamu, mengajarkanmu berjalan, membacakan dongeng untukmu dan Rendy. Waktu begitu cepat berlalu ya sayang? Kamu sudah dewasa dan mungkin sebentar lagi akan ada seorang malaikat kecil yang hadir dalam hidupmu. —Sekarang tugas kami telah selesai, nak. Tanggung jawabmu kini pada suamimu. Jadilah istri yang berbakti pada suami... Bunda menyayangimu, Keysha," Maria berujar dengan air mata yang tak hentinya mengalir. Pun dengan Key, gadis itu tak kuasa membendung air matanya.

"Iya bun... Aku akan menjadi istri yang baik bagi Alan. Bunda jangan tinggalkan aku sendiri. Walau bagaimanapun, aku masih membutuhkan bunda berada di sisiku. Tetaplah jadi lentera di dalam hidupku. Tanpa bunda, aku akan tersesat." Maria mengangguk lalu tersenyum menenangkan. Cukup lama mereka saling terdiam. Mencoba meresapi segala rasa yang tengah hadir saat ini.

"Sudah jangan menangis Key. Lihat wajah cantikmu jadi benrantakan karena air matamu..." Key menyeka air matanya lalu menatap Shella, kekasih kakaknya, dengan ekspresi seolah berkata,-bantu aku membereskannya-
Shella yang mengerti arti tatapan itupun segera mengambil kotak make up yang berada di atas nakas.

"Pejamkan matamu, Key!" perintah Shella dan Key hanya mengikuti intruksi dari Shella.

"Kak Shel, kau tidak ingin berada di posisiku?"

"Kau mau aku berada di posisimu, menggangtikanmu menikah dengan Alan? Boleh saja," balas Shella dengan nada cueknya.

"Enak saja! Aku yang berjuang masa kau yang menikmati hasil! Bukan itu maksudku! — kau tidak ingin cepat menikah dengan Bang Re? Aku menyetujuinya kalau kau ingin menjadi istri Bang Re." diam-diam Shella tersenyum geli dengan jawaban Key.

"Belum waktunya Key..."

"Ck, Bang Re itu memang begitu. Asal kau tau saja, dia itu 'penjahat wanita'."

"Ya Tuhan... Benarkah?" sebenarnya Shella sudah mengetahui itu. Tapi sepertinya menimpali omongan Key tidak ada salahnya.

"Iya... Kau tahu, aku pernah jalan bersama dia lalu tiga orang wanita sekaligus datang silih berganti menyapanya dengan sapaan romantis. Uhh... Aku tidak menyangka, dia seberengsek itu. Setiap hari aku selalu berdoa agar dia cepat berubah. Dan semoga kau adalah wanita terakhir yang dia pilih. Aku—" belum selesai Key menyelesaikan perkataannya, ia merasa hawa panas menerpa wajahnya. Saat ia membuka mata, tepat di hadapannya terdapat wajah Rendy dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Senang sekali kau mengatakan hal yang tidak-tidak pada kekasihku. Dia bisa kabur mendengar semua keburukanku Key. Aish, Kau mau aku tidak menikah-menikah ya?" Key tertawa mendengar perkataan Rendy.

"Hehe... Bang Re... Sejak kapan kau disini?"

"Sejak kau membuka aib ku."

"Tak apalah kau mendengar semuanya. Itu sangat bagus. Biar kau sadar, kau ini sudah tua, sudah seharusnya kau berhenti bermain. Aku saja sudah mau menikah, masa kau masih begini saja, haha..." Key terpingkal. Ia sangat puas mengerjai abangnya. Ini juga sedikit membantu Key mengalihkan perhatian dari rasa gugup yang menderanya.

For You, Kapten. [END]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum