12

10.2K 1.6K 161
                                    


Jaehyun bersumpah ia hanya berniat untuk bersantai sejenak dengan menonton film. Demi seluruh dewa dewi yang ada di bumi, ia sama sekali tidak berencana untuk kembali terlelap!

Bukan salahnya jika keberadaan tubuh ramping Taeyong yang begitu pas dalam dekapan terasa begitu hangat. Nyaman. Begitu pas dalam rengkuhan melebihi kemampuan guling atau plush doll manapun yang selama ini dimilikinya. Bukan salahnya bila kenyamanan itu mengundang kantuk dan membuat pemuda ini kembali tertidur. Bahkan Tuan Muda Jung tidak sadar ia terlelap.

Barangkali Jaehyun akan terus berada di alam mimpi yang hangat nan lembut itu seandainya saja ponselnya tidak berbunyi nyaring tanda panggilan masuk. Dering tidak sabaran tiada henti yang rupanya berasal dari Doyoung. Dan CEO muda ini baru sadar sekian jam waktunya telah menghilang begitu saja karena ia tertidur di luar jadwal.

"Masuk saja. Kalian tahu password-nya," adalah sahutan berupa geram rendah yang diucapkan Jaehyun kala menerima panggilan entah keberapa dari bawahannya itu.

Sementara Jaehyun menggeliat dan berusaha mengumpulkan nyawa dengan masih terduduk di sofa, dirasakannya Taeyong beranjak. Entah ke mana, Jaehyun tak terlalu memperhatikan.

Mengerang pelan akibat kesal tidurnya diganggu, dalam hati Jaehyun merutuki kerajinan dua pegawainya. Dibilang mereka diminta datang pukul 12, maka tepat pukul 12 siang lah mereka datang. Benar-benar! Dasar workaholic!

Gerutuan pemuda Jung terputus saat handphone nya kembali bergetar. Kerutan dalam terlihat di kening putih kala lensa memantulkan nama Doyoung kembali muncul di layar.

"Ya?" Nada kesal terdengar kentara sekali dari suara semanis madu itu. Untuk apa pegawainya itu meneleponnya lagi? Bukankah tadi ia sudah bilang untuk masuk saja?

"Sajangnim. Kau benar masih tinggal di lantai teratas apartemen El Dorado, bukan?"

"Hah?" Jaehyun tak kuasa menahan respon bingung mendengar pertanyaan absurd itu."Tentu saja. Tempat tinggalku tidak berubah."

Gemas campur bingung dengan apa yang terjadi, postur bongsor lalu bangkit dan menuju pintu depan. Paras tampan terlihat menekuk. Bila bangun tidur, mood Jung Jaehyun memang nyaris selalu buruk. Ditambah lagi keabsurdan rekan kerjanya yang--




Ah.




Saat tiba di lorong masuk dan kelereng kembarnya memantulkan sosok bingung Doyoung dan Yuta yang mematung di depan pintu dengan Taeyong yang memegangi pintu dengan raut tak kalah bingungnya, barulah Jaehyun tersadar.

Ia lupa bahwa keberadaan Taeyong di kediamannya tidak diketahui orang-orang ini. Ia lupa bahwa semua yang mengenalnya terbiasa mengetahui bahwa Jung Jaehyun hanya tinggal seorang diri. Selalu seorang diri.

"Ah! Sajangnim! Kau benar ada di sini! Kukira kami salah alamat." Doyoung berseru lega sementara melirik Taeyong yang masih membukakan pintu dengan kelereng hitamnya menatap mereka bergantian.

"Oooooohhhhh apakah CEO Jung sekarang membawa kekasihnya pulang?" Nakamoto Yuta, yang berdiri di samping Doyoung, turut berseru dengan tatapan jahil. "Dari bar mana kau mendapatkan kucing manis ini?"

Tanpa menunggu jawaban atasannya, karena seratus persen yakin ia akan diacuhkan, Yuta merangsek menghampiri Taeyong dan menatapnya lekat dari ujung rambut hingga ujung kaki. "Siapa namamu, manis? Kalau sudah bosan dengan Tuan Jung di sana bagaimana kalau main ke tempatku?"

Tidak terima dengan prasangka Yuta atas dirinya maupun Taeyong, Tuan Muda Jung menggeram pelan dan menarik pergelangan tangan Taeyong agar menjauh dari Yuta. "Kalian membawa berkas yang dibutuhkan?" Tetap dengan raut wajah datar, namun, kalimat itu diucap. Sebelum ia melepas genggamannya pada pergelangan Taeyong dan melangkah lebih dulu menuju ruang kerjanya.

Teman Hidup [JAEYONG]Where stories live. Discover now