bagian 1

51.6K 1.7K 43
                                    

Eliana 3 tahun..............

"El, jangan lari-lari di jalan. Bahaya sayang!" panggil bu Novi dari belakang Eliana.

"Eli cenang bunda." Eli terus berlari-lari di jalan depan rumahnya yang terkadang dilewati kendaraan. Dia sedang bermain pesawat-pesawatan. Bu novi tampak khawatir melihat Eliana. Pandanganya tak pernah beralih dari Eliana "Pecawat ciap mendalat, wuuuuuuuuush."

Eliana asik berlarian di jalan. Dia sedang menikmati permainanya. Bunda hanya terus mengawasi Eliana. Eliana memang keras. Walau dia masih tiga tahun tapi keinginannya harus dipenuhi dan tidak suka dilarang. Sesuai dengan tahap perkembangan anak 3 tahun ingin menentukan sendiri inisiatifnya.

"Buk.." Eliana menabrak seseorang yang sedang berjalan. Dia kaget dan langsung mendongak ke atas. Eliana langsung tersenyum dan matanya berbinar-binar. Dia hanya diam dan tetap mendongak ke atas. Orang yang ditabraknya sangat tinggi untuk tubuh Eliana yang pendek.

"Mas Cakep!" celetuk Eliana dengan mata berbinar-binar bahagia.

"Dewa, maafin Eli ya."

Dewa hanya mengangguk dengan senyum kecil dan melanjutkan perjalanannya menuju jalan raya untuk naik Bus. Karena Dewa akan berangkat ke SMP yang ada di kota Jepara. Eliana terus memandangi Dewa tanpa berkedip. Dia benar-benar terpesona dengan Dewa.

"Bunda, ada Mas cakep." Kata Eliana lirih dengan terus memandang kepergian Dewa tanpa menghilangkan senyum lebarnya. Bunda hanya tersenyum melihat kelakuan Eliana. Kecil-kecil ternyata udah tahu cowok cakep, hehehe.

Dewa memang cakep. Dia baru kelas 2 SMP. Dengan tinggi badan 160 dan dan kulit putihnya menambah daya tariknya. Di SMP dia menjadi idola. Tapi karena karakternya yang dingin dan pendiam membuatnya tak memiliki banyak teman. Dewa tinggal bersama nenek dari pihak ibunya di Jepara. Sedangkan orangtuanya tinggal di Solo. Tepatnya ayahnya karena sejak kecil ibu Dewa sudah meninggal dan sekarang ayahnya sudah menikah lagi.

Eliana 5 tahun......................

Sebelum berangkat sekolah TK A, Eliana selalu duduk di teras rumahnya dari jam 6 pagi sudah lengkap dengan seragam Tknya dan rambut kuncir 2 nya yang membuat Eliana tambah imut-imut karena pipinya yang chabi. Saat bunda menyuruhnya untuk sarapan dulu pasti dia akan menolak. Eliana akan duduk diteras sampai orang yang ditunggunya lewat.

Saat terlihat seorang cowok memakai seragam putih abu-abu akan melewati rumah Eliana, Eliana langsung bergegas ke jalan di depan rumahnya dan tiba-tiba berlari.

"Bruk...." kali ini Eliana nggak terjatuh tapi dia menubrukkan dirinya dan memeluk kaki cowok yang memakai seragam putih abu-abu tersebut. Pengenya Eliana sich memeluk badan cowok tersebut tapi karena dia pendek sekali dan cowok yang ditabraknya tinggi banget terpaksa Eliana hanya bisa memeluk kakinya saja, hehe.

"Mas Cakep!" kata Eliana. Cowok itu mengulurkan tangannya ke kepala Eli dan mengusap-usap rambut Eliana. Eliana melepaskan pelukanya dan tersenyum bahagia dengan mata berbinar-binar. Cowok itu hanya tersenyum kecil. Dan meninggalkan Eliana yang masih terbengong-bengong memandang kepergian Mas Cakepnya.

"Eli cayang cama Mas Cakep." teriak Eliana. Tapi Dewa hanya terus berjalan tanpa menoleh ke arah Eliana dan hanya tersenyum samar. Dewa bahagia. Dia adalah orang yang sangat sulit mengungkapakan isi hatinya. Dia marah, sedih, bahagia ekspresi yang akan ditunjukannya akan tetap sama, diam.

Sejak umur 3 tahun Eliana sudah menggumi Dewa. Karena itu sudah lebih dari dua tahun Eliana selalu menunggu Dewa. Dan sekarang Dewa sudah kelas 1 SMA.

"Eli, ayo sarapan sayang!" panggil bu Novi dari depan rumah. Perut Bu novi sekarang Buncit. Ya karena sebentar lagi Eliana akan memiliki seorang adik.

Will you marry me, Mas? (Complete)Where stories live. Discover now