Azhura's Bride Part 1 : Rendezvous ( Pertemuan )

118K 8.7K 329
                                    

Part 1-10 Free Publish untuk umum. Part 11 ke atas Privat Publish hanya untuk follower

Azhura's Bride Part 1 : Rendezvous ( Pertemuan )

Armenia berlari turun mengikuti sepupunya dan anak-anak perempuan lain di desanya yang lebih dulu melangkah di depan, menuruni bukit. Mereka mengenakan pakaian berwarna orenge, sambil membawa keranjang penuh berisi bunga dan persembahan menuju ke kuil pemujaan terbesar.

Armenia sendiri memakai pakaian terbagus dari semua pakaian yang dia miliki, hari ini adalah hari istimewa, hari persembahan, dimana seluruh anak gadis di penjuru Garaya yang sudah cukup umur, dibawa menghadap ke kuil besar Azhura Kahn di pusat kerajaan, untuk pertama kalinya.

Sudah tradisi di Garaya, ketika anak gadis mereka menginjak usia sepuluh tahun, maka seluruh keluarga akan mengantarkannya ke kuil utama Azhura  Kahn untuk mengikuti upacara persembahan kepada sang Mahadewa. Upacara itu diadakan setahun sekali, pada awal musim semi yang ditandai dengan berkembangnya pucuk-pucuk bunga bakal buah dari pohon kulsu yang dedaunannya selalu berwarna orange terang.

Penduduk kerajaan memang sudah lama melupakan kata-kata sang Azhura, bahwa perempuan yang akan menjadi isteri sang Mahadewa akan dilahirkan di Garaya, tetapi mereka tetap mempertahankan tradisi turun temurun sejak lima ratus tahun yang lalu, untuk mempersembahkan anak gadis mereka kepada sang Azhura.

Dan hari ini adalah hari Armenia. Tentu saja dia tidak sendirian, ada ratusan anak gadis dari seluruh penjuru Garaya yang seusia dengannya, datang berbondong-bondong untuk mengikuti upacara persembahan. Mereka semua memakai pakaian yang sama, warna orange kemasan, warna khas penduduk Garaya sekaligus sebagai lambang pemujaan kepada sang Azhura Kahn.

Semua anak perempuan itu dihantarkan menuju ke pintu kuil dan berbaris sesuai urutan.  Kalangan keluarga bangsawan berbaris di bagian depan, dan anak-anak dari rakyat jelata seperti Armenia harus menunggu giliran di belakang. Mereka hanya boleh satu persatu memasuki kuil.

Di dalam akan ada beberapa pendeta kuil yang akan memandu mereka untuk meletakkan keranjang persembahan di kaki patung Azhura Kahn, keseluruhan prosesi bagi satu anak mungkin hanya memakan waktu satu menit.

Armenia menoleh ke belakang, tempat ibundanya berdiri di sana dan tersenyum ke arahnya. Sang ibu menyerahkan keranjang persembahan berisi buah kulsu yang telah dijadikan manisan, bunga-bunga indah berbagai warna dan seuntai kalung dari batu permata yang dibuat khusus untuk persembahan.

Mata Armenia memandang ke sekeliling, dan menyadari bahwa anak-anak lain juga membawa berbagai macam persembahan dalam keranjangnya, ada yang sederhana, ada yang terlihat sangat mewah. Persembahan untuk sang Azhura adalah yang terbaik yang mereka punyai, dan mereka percaya, bahwa sang Azhura akan menerima persembahan mereka dengan senang hati.

"Letakkan persembahan ini di kaki patung sang Azhura Kahn." Bisik ibunya lembut, lalu mengecup keningnya dan menghelanya supaya mengikuti barisan anak-anak perempuan lain untuk memasuki kuil.

Dengan mata polosnya, Armenia memandangi pintu masuk kuil yang terbuat dari emas murni dengan ukiran-ukiran megah bertahtakan permata. Jantungnya berdegup penuh antisipasi. Anak-anak tentu saja telah mendengar kisah tentang sang Azhura yang menjelma menjadi patung ketika menyelamatkan kerajaan mereka, dan kisah tentang patung sang Azhura yang sekarang masih ada, dalam posisi yang benar-benar menghunuskan pedangnya seperti ketika sang Azhura membunuh Raja Savala, membuat Armenia sangat penasaran.

Ini adalah hari pertamanya melihat patung itu. Karena sebelum berusia sepuluh tahun, anak-anak perempuan dilarang memasuki kuil utama sang Azhura Kahn. Saat ini tentulah saat yang paling ditunggu-tunggu oleh semua anak perempuan yang ada bersamanya. Mereka semua menunduk tenang, berbaris satu persatu memasuki kuil menunggu giliran untuk meletakkan persembahan di bawah patung sang Azhura Kahn, meskipun Armenia yakin, semuanya bergetar penuh antisipasi.

Azhura's BrideWhere stories live. Discover now