1st Mission (Part 2)

104 6 2
                                    


Saat Suji naik tangga, dia melihat teman-temannya cengengesan. Ngeselin emang, udah mempertaruhkan nyawa gitu dan mereka malah cengengesan. Terus kalo didiskualifikasi karena beginian gimana coba? 

"Jackpot ya," kata Janey menggoda Suji. "Cieee tukeran kontak sama anak Unit B."

"Apalagi itu U-Kiss Jun pula," kata Jiwon kagum, "Dia dapat super boot kan?"

Suji tidak berkata apa-apa, dia memilih untuk langsung membenamkan wajahnya di pelukan Euna. Rasanya malu sekali, dia ingin sekali melupakan apa yang terjadi tadi. Anne merasa bersalah, akhirnya dia minta maaf pada Suji. Suji mengangguk.

"Udahan nih?" tanya Haein sang leader saat melihat Suji yang kelihatannya masih gemetar. "Semuanya sudah dapat giliran juga kan? Ya sudah, sekarang istirahat."

Semuanya mengangguk.

"Padahal kalo kontaknya Jun bisa tanya aku," kata Haein sambil mengelus kepala Suji yang masih di pelukan Euna. "Tapi kayaknya udah juga kan. Nanti biar kujelasin ke anaknya."

***

Sementara itu, keesokan harinya tim hijau unit B memulai latihan, namun Jun belum tidur sama sekali semalaman. "Matamu kenapa kayak abis ditabok maling ayam gitu?" tanya Hojoon saat melihat Jun yang masuk ke ruang latihan.

Jun cengegesan. "Meskipun mata ditabok maling ayam, tapi aku tetep ganteng kan hyung?"

Hojoon ingin sekali menabok bayi raksasa itu. Pertanyaan sama jawabannya gak nyambung blas. Tapi ya sudahlah, yang penting dia kelihatan bahagia. Biar Jun seneng aja.

"Kamu nggak tidur semaleman?" tanya Lex, memegang dahi Jun, "Nanti sakit lho."

"Tenang saja hyung," kata Jun, masih cengegesan. "Aku normal-normal saja kok."

Latihan berlangsung dengan baik, hingga Jun tiba-tiba terjatuh. Teman-teman setimnya langsung kaget. Ternyata cedera Jun cukup parah, dan membuat semangat latihan teman-temannya cukup melemah.

"Harus bagaimana ini?" tanya Taro yang dari tadi belum author sorot lemas. Jun memang mood maker yang harus diprotect, saat nggak ada Jun begini suasananya jadi suram.

"Mau latihan juga nggak semangat begini," kata Bjoo lemah.

***

"Sudah menghubungi Jun? Kalian kan sudah tukeran nomer sejak seminggu yang lalu," kata Haein menggoda Suji.

"Sudah ah," wajah Suji memerah, diingatkan lagi pada kejadian memalukan itu. "Lanjut latihan saja, eonni!"

"Dia kakinya cidera lho, cukup parah." kata Haein. Sebagai teman satu agensi dan cukup dekat dengan anak-anak Ukiss, tentu saja Haein mengerti kabar dari Jun.

"Wah, kasihan sekali," kata Euna terkejut mendengar kabar itu, "Sebentar lagi waktunya tampil kan?"

Haein mengangguk.

Suji sebenarnya ingin mengucapkan agar cepat sembuh pada orang itu, namun mau bagaimana, mereka juga tidak mengenal satu sama lain. Ya, bantu doa sajalah, toh siapa juga Suji kan. Yang terjadi kemarin-kemarin itu hanya truth or dare. Suji memutuskan untuk fokus pada latihannya juga, tanpa sadar kalau hapenya tertindih dan tak sengaja mengirim sesuatu.

***

"Gimana, udah baikan?" tanya Taro yang masih khawatir, sesaat setelah Jun kembali lagi ke ruang latihan tim hijau. Anak-anak tim hijau yang lain pun juga mengerubuti Jun.

"Bisa saja, tapi aku nggak boleh gerak banyak dulu sebelum hari H..."

Suasana di ruang yang dipenuhi dengan pemuda yang mengenakan jersey hijau itu terlihat sangat gloomy. Jelas Jun memberi pengaruh besar pada teman-temannya. Dengan keadaan Jun seperti itu jelas dia tidak memiliki semangat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 07, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Unit: Journey of (Prohibited) Love?Where stories live. Discover now