Kanker Otak

8.3K 693 32
                                    

Wonwoo pov

Hari sudah pagi, aku merasakan pusing dikepalaku, ini juga bukan lagi diruang tamu, tapi ini dikamarku. Seingatku kemarin, aku jatuh pingsan dan aku masih ada di ruang tamu. Tapi siapa yang memindahkanku? Tidak mungkin Minju yang melakukannya, atau mungkin Mingyu? berarti dia kembali padaku setelah apa yang dia perbuat kemarin.

“Ah kau sudah sadar hyung?”

Tapi jika itu mingyu, itu bukan suaranya. Suara ini lebih halus dari suara Mingyu. Saat aku menegakkan badanku, mataku menangkap seseorang, ternyata dia bukan Mingyu, dia adalah Hansol.

“Apa yang kau lakukan disini? Perasaan aku tidak memanggilmu kemarin.”

“Memang tidak, kemarin aku ingin mengantarkan makanan buatan Seungkwan. Tapi saat aku datang hyung sudah tergeletak di lantai.”

“Ah terima kasih, maaf hyung merepotkanmu.”

“Sama-sama, tak apa hyung.”

Hening menyelimuti kami berdua, aku merasa tidak enak pada Hansol.

“Kau boleh pergi sekarang, aku sudah agak baikkan.”

“Tidak apa-apa, aku takut terjadi sesuatu padamu hyung.”

“Tapi Seungkwan?”

“Tenang saja sebentar lagi dia akan kemari.”

“Oh iya dan anakmu sudah kutitipkan pada Jisoo hyung, sepertinya akan lebih baik jika Minju dirawat olehnya sementara waktu.”

“Ah sekali lagi terima kasih Hansol.”

Setelah percakapan itu, kami berdua sibuk sendiri. Hansol pergi dari kamarku dan aku sepertinya harus pergi mandi. Aku jadi ingat biasanya jam segini aku sedang menyiapkan sarapan untuk Mingyu dan juga Minju. Mengingatnya saja sudah sesakit ini, aku merindukan keluarga kecilku itu. Aku ingin kita semua kembali berkumpul, bersenda gurau bersama, dan bercerita bersama lagi. Tapi rasanya itu tidak akan mungkin, mengingat Mingyu sudah pergi meninggalkan aku dan juga Minju. Aku rasa tidak lama lagi aku akan menjadi single parents. Ah aku belum siap menerima semua itu, membayangkan hidup tanpa Mingyu saja sulit apalagi jika benar mereka akan berpisah.
Sekarang aku sudah selesai mandi, lengkap dengan pakaian santai yang sering aku gunakan, saat aku hendak duduk di ranjangku, tiba-tiba pintuku terbuka dan yang masuk itu Seungkwan.

“Wonwoo hyungg, astaga kau baik-baik saja? Sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa bisa seperti ini?”

Boo Seungkwan, kekasih Hansol. Dia datang lengkap dengan teriakannya yang membuatku terkejut. Untung saja aku tidak mempunyai penyakit jantung.

“Aku baik-baik saja, sudahlah tidak perlu dipikirkan aku hanya kecapean.”
“Lalu kemana Mingyu hyung? Tumben dia tidak menyambutku saat aku datang?”

“Mi-mingyu sudah pergi bekerja.”

“Yang benar, Hansol bilang saat kau pingsan kemarin dia sudah tidak ada dirumah. Dan semalam Hansol menunggu Mingyu hyung pulang, tetapi dia tidak juga pulang. Kau bertengkar ya?”

“Ti-tidak mungkin lah kami bertengkar, untuk apa kami bertengkar.”

“Jangan menutupinya hyung, kami tau belakangan ini rumah tanggamu sedang tidak baik. Jadi ceritakan saja pada kami, siapa tau kami bisa membantu.”

Apa aku harus memberi tau mereka?

“Sebenarny-“

“ASTAGA HYUNG, HIDUNGMU BERDARAH!!”

Aku mengelap hidungku dengan tanganku, ternyata benar hidungku berdarah. Tapi kenapa? Apa tadi aku terbentur sesuatu?

“Ah ini hanya mimisan biasa, gwaenchana.”

[✔] Please; MeanieWhere stories live. Discover now