9. Selamat Tahun Baru

26 5 0
                                    

Fuutarou POV

2012/12/28
Hari ini adalah jadwalku untuk menjenguk Yoshinaka di rumah sakit. Kabar terakhir yang kudapat, dia sudah pulih dan bisa sedikit lebih aktif.

Aku tidak pergi sendirian. Yuugo dan Minami juga pergi bersama. Kami berjumpa di bus yang kunaiki ini.

Kulihat Minami membawa parsel buah yang agak besar. Yuugo dari tadi mengabaikan kami saja. Kasihan Minami harus membawa barang sebesar itu.

"Ehm, Minami. Boleh aku tolong bawakan parselnya?"

"Tentu. Ini berat sekali, dan Yuugo malah abai dari tadi."

Minami memindahtangankan parsel buah ini kepadaku.

"Terima kasih ya."

Aku memberinya senyuman saja. Senang bisa membantu teman seperti ini.

Kami pun sampai di halte rumah sakit beberapa belas menit kemudian. Di dalam rumah sakit kami langsung mengunjungi kamar tempat Yoshinaka dirawat,

Di depan pintu kamar, Ibu Ishizaki menyapa kami hangat. Dia kaget melihat parsel buah yang kupegang ini.

"Ini kami bawakan untuk Yoshinaka."

"Ahaha, ayo masuk."

Kami langsung mengerubungi tempat tidur Yoshinaka.

"Yoshinaka, selamat Natal," Yuugo mengucapkannya lebih dulu daripada aku dan Minami.

Yoshinaka menatapi kami bertiga, dan ia mulai tersenyum.

"Makasih, teman-teman. Aku udah gak sabar mau keluar rumah sakit dan main sama-sama." ujarnya pelan.

Ya, meski sudah pulih, tetap saja tangan kurusnya masih ditancapkan jarum infus. Dan baskom yang biasa ada di samping ranjang sudah tidak ada. Kain kompres itu masih menempel di kening Yoshinaka.

"Kapan kira-kira kamu bisa keluar?" tanya Minami penuh harap. Tangannya menggenggam tangan kiri Yoshinaka dan berlagak seperti aktris film.

"Kata pak dokternya sih, sebelum tahun baru aku bisa pulang."

"Jangan lama, kita harus rayain tahun baru ini sama-sama kayak kemarin-kemarin."

"Iya aku tau. Doakan aku supaya keajaiban segera datang." Yoshinaka tersenyum meski ia nampak sedih.

Setelah menjenguk Yoshinaka, kami segera pulang ke rumah masing-masing. Dan semoga dia mendapatkan keajaiban yang diharapkannya.

***

2013/12/31
Hari ini aku bangun tidur seperti biasa. Kulihat jam di alarm. Sudah jam 6 pagi dan matahari belum terbit. Aku langsung melompat turun dari kasur dan keluar kamar menuju kamar mandi.

Setelah menyegarkan diri aku langsung menyerbu isi kulkas dan lemari dapur untuk mencari makanan ringan apa saja yang bisa kuhabiskan. Beruntung ada beberapa snack dan separuh loyang kue yang belum dihabiskan. Semua makanan kubawa ke depan televisi dan kusantap sambil menonton.

Di layar televisi sedang menayangkan kartun. Saat sedang asyik menonton tiba-tiba seorang pria gempal yang rupanya ayahku ikut duduk dan menemaniku menonton.

"Tumben sekali kamu bangun sepagi ini di hari libur?" tanyanya.

"Aku pun tidak tahu, ayah. Sepertinya aku akhir-akhir ini mulai terbiasa dengan kebiasaan bagun pagi ini. Sekali terbangun, tak bisa dipaksa tidur lagi."

Ayahku menatapiku yang sedang mengunyah makanan seperti orang kelaparan. Waktu sarapan bahkan belum tiba.

"Kamu belum sarapan?"

Typhoon's Temptation Volume 1 | #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang